Mey tersentak ketika mendapati di depan teras rumahnya tergeletak sekuntum bunga mawar putih. Mey memungut bunga tersebut. Tak ada nama pengirimnya. Hanya sebuah catatan kecil bertuliskan " Bunga ini sebagai awal semuanya". Mey mengerutkan keningnya bingung. "Aneh banget" serunya. Ia pun segera melangkah menuju gerbang, karna Siska telah membunyikan klakson mobilnya beberapa kali.
Mey menghampiri mobil Siska. Ia lantas masuk ke dalam mobil. Mey kembali menimang - nimang bunga yang baru saja ia pungut itu. "Bunga dari siapa?" tanya Siska penasaran. Mey mengedikan bahunya. "Entah, gue tadi nemu di depan teras rumah gue" sahut Mey.
"Wah,, kayaknya ada yang punya pengagum rahasia nih" celetuk Siska. Mey memutar bola matanya malas.
"Loe kebanyakan nonton film" sahut Mey. Siska terkekeh. Siska segera melajukan mobilnya menuju kampus.
Sampai di kampus, Siska segera memarkir mobilnya. Mey dan Siska melangkah menuju kelasnya. Di koridor, mereka di hentikan oleh seorang teman kampus mereka.
"Mey, nih. Ini ada yang nitipin bunga" ucap yanti seraya mengulurkan setangkai bunga mawar putih. Sama seperti bunga yang tergeletak di teras rumahnya tadi pagi. Mey meraih bunga tersebut.
"Dari siapa?" tanya Mey pada Yuli. Namun Yuli hanya mengedikan bahunya lalu berlalu begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Mey. Mey berdecak kesal. Ia menatap bunga itu.
"Dari siapa sih Mey?" tanya Siska. Mey hanya menggeleng. Ia lantas menemukan catatan kecil lagi. "Kamu pasti bingung? Tenang, nanti kita akan bertemu" hanya itu yang tertulis. Mey jadi makin penasaran. Siapakah orang yang menghadiahinya bunga ini? Mey dan Siska pun melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Mey kembali menemukan sebuket bunga mawar putih di atas mejanya. Ia lalu mengambil bunga tersebut. Dan lagi - lagi hanya ada sebuah catatan kecil di dalam bunga itu. "Kita ketemu di tempat biasa? From: Dirga"
Mey menutup mulutnya dengan telapak tangannya. Ia tak percaya dengan isi catatan tersebut. Ia kembali membaca ulang catatan tersebut. Bunga ini dari Dirga? Bagaimana ia harus menanggapinya? Mey begitu senang. Mey langsung saja memeluk Siska. Membuat Siska mengerutkan kening heran.
"Hey, loe kenapa seneng banget?" tanya Siska sembari melepaskan pelukan Mey yang nyaris membuat ia tak bisa bernafas.
"Gue seneng banget Sis" ucap Mey. Siska belum paham maksud Mey. "Maksudnya?" tanya Siska penasaran. Mey lalu menunjukan sebuket bunga tersebut. Beserta catatan kecil di dalamnya.
"Ternyata ini dari Dirga. Dan dia ngajakin gue ketemu di tempat biasa" ucap Mey bersemangat.
"Wahh,, selamat ya! Eumm.. loe hutang traktir gue besok" sahut Siska. Mey mengangguk semangat. Ia kembali memeluk Siska. Siska pun turut senang melihat kebahagiaan sahabatnya tersebut.
****
Sore ini, Mey telah bersiap untuk pergi ke taman dekat danau. Walaupun dalam catatan yang Dirga berikan padanya hanya mengatakan tempat biasa mereka bertemu, Mey bisa tau jika itu adalah taman tersebut. Mengingat di sanalah saksi cinta mereka.
Mey terlihat sangat cantik dengan dress selututnya. Rambutnya ia biarkan tergerai. Tak lupa ia juga memoles wajahnya dengan make up tipis agar tak terkesan menor. Beberapa kali Mey melihat pantulan dirinya di cermin. "Perfect" serunya semangat.
Mey meraih tas jinjingnya lantas turun dari kamarnya. "Mau kemana Mey?" tanya Irma sembari memperhatikan penampilan Mey dari atas sampai bawah. Mey hanya neyngir kuda. "Cantik bener. Pasti mau kencan ya sama Dirga?" goda Irma. Mey tersipu. "Ahh mama," ucapnya malu - malu.
Irma terkekeh. "Mey jalan dulu ya ma" ucap Mey pamit. "Iya, kamu hati - hati" ucap Irma. Mey pun melangkah menuju taksi yang sudah menunggunya dari tadi. Irma hanya tersenyum sambil geleng - geleng kepala memperhatikan putrinya yang sedang jatuh cinta itu.
Mey tak sabar untuk bertemu dengan Dirga. Ia terus saja melirik jam tangannya sejak tadi. Senyum Mey tak pernah pudar dari wajahnya. Tak berselang lama ia pun sampai di taman tersebut. Mey segera membayar argo taksi lantas ia segera turun dari taksi tersebut.
Mey mengedarkan pandangannya di sekeliling taman tersebut. Namun tak ada tanda - tanda Dirga disana. Ia menghela nafas lalu melirik kembali jam tangannya. Pukul 15.30, dan ini terlalu awal. Mereka janjian jam 16.00, dan Mey yang tak sabaran dari tadi datang 30 menit lebih awal. Mey pun duduk di bangku taman tersebut untuk menunggu Dirga.
Sebuket bunga terulur dari atas kepala Mey. Mey terkesiap. Lantas ia pun menoleh. Dirga tengah tersenyum manis di belakangnya. Mey pun meraih bunga itu lantas berdiri dari tempat duduknya. Mey tersipu sembari melihat bunga yang sekarang berada di tangannya. Ia mencium bunga itu. Harum.
"Makasih" ucap Mey. Dirga hanya mengangguk. Dirga lantas menggengam tangan kanan Mey. Mey terdiam namun hanya membiarkan tangannya dalam genggaman Dirga.
"Aku masih sayang sama kamu Mey. Dan aku mau kita balik kayak dulu lagi. Kamu mau kan ulang semuanya dari awal?" ucap Dirga penuh harap.
"Aku juga gak bisa bohongin perasaan aku sendiri Ga. Aku juga masih cinta sama kamu" sahut Mey
"Jadi?" tanya Dirga meyakinkan. Mey tersenyum dan mengangguk. "Aku mau balikan sama kamu" jawab Mey. Senyum Dirga mengembang. Ia segera merengkuh tubuh Mey ke dalam pelukannya. Dan tentu saja Mey membalas pelukan itu.
"Aku gak mau kehilangan kamu lagi Mey" ucap Dirga haru.
"Aku juga" sahut Mey.
Mereka melepas pelukan satu sama lain. Dirga menatap manik Mey dalam. Mereka saling terdiam dalam tatapan masing - masing. Wajah Dirga mulai mendekat hingga Mey dapat merasakan nafas Dirga yang menyapu wajahnya. Perlahan bibir Dirga mendarat lembut di bibir Mey. Mey memejamkan matanya, merasakan ciuman Dirga yang begitu lembut. Persekian detik mereka berciuman.
Dirga lantas melepas ciumannya pada Mey. Ia tersenyum. Lantas kembali merengkuh Mey dalam pelukannya. Sungguh, ia bahagia karna akhirnya cintanya kembali lagi. Dirga tak ingin kehilangan Mey. Begitu juga Mey. Ia benar - benar merindukan sosok Dirga. Hari itu mereka habiskan hanya berdua , hingga langit senja memancarkan cahaya jingganya. Membuat siapa pun yang melihatnya merasa tenang dan damai.
Jika kamu mempunyai kenangan pahit bersama seseorang di masa lalu, itu tak akan menjadikan kamu lemah. Setidaknya kamu harus berusaha bangkit dan melupakannya. Dia yang telah menjadi sebuah masa lalu bagimu mungkin memang tidak di takdirkan untuk menjadi bagian dari masa depanmu. Tuhan punya caranya sendiri untuk mempertemukan seseorang dengan jodohnya di masa depan.
** Tamat **
KAMU SEDANG MEMBACA
IN MEMORY ( Lengkap )
RomanceSemua orang pasti memiliki kenangan dan juga masa lalu. Entah itu sedih atau pun senang. Itu adalah hal yang sangat sulit untuk di lupakan. Seperti itulah yang Ameyra Larasati rasakan. Ia begitu sulit melupakan setiap kenangan di masa lalunya. Akank...