Renggang

244 13 0
                                    

Ini sudah minggu ke 3 bagi Dirga ketika Mey mulai menghindarinya. Dirga tak mengerti kenapa Mey selalu menghindar darinya. Seingatnya ia tak pernah berbuat salah pada Mey. Hingga akhirnya Dirga memutuskan untuk menunggu Mey selesai kuliah. Dirga menunggu seraya mondar mandir di depan mobil Siska. Ia tau betul bahwa Mey selalu pulang dengan Siska. Oleh karna itulah ia rela menunggu berjam - jam demi menemui Mey. 

Terlihat Mey tengah mengobrol dengan Siska seraya berjalan menuju mobil Siska. Tentu saja Mey tak memperhatikan bahwa sejak tadi Dirga telah berdiri di sana menunggunya. Ia sudah kepalang asyik mengobrol seraya tertawa bersama Siska. Hingga akhirnya Dirga meraih tangan Mey ketika Mey telah dekat dengannya. Mey terkesiap. "Dirga!" serunya. Ia tak menyangka laki - laki itu kini  telah berada di depannya. "Mey, kita perlu bicara!" ucap Dirga lirih. Wajahnya terlihat memelas. Mey memalingkan wajahnya. Ia tak mau menatap wajah pria yang masih kekasihnya itu. 

Siska yang melihat suasana tak mengenakan ini akhirnya memilih untuk membiarkan mereka untuk bicara. Siska tak mengerti dengan pasangan di depannya ini. Ia sempat curiga pada Mey yang sudah lama tak pulang dengan Dirga. Siska bahkan sering menanyakan hubungan mereka, namun Mey tak pernah menanggapi. "Kayaknya kalian perlu bicara dulu. Kalo gitu gue balik duluan ya" ucap Siska. Ia lantas masuk ke dalam mobilnya. 

Mey masih memalingkan wajahnya dari Dirga. Entah kenapa ia enggan untuk menatap wajah laki - laki ini. "Mey!" seru Dirga. Mey menepis tangan Dirga. "Mau ngomong apa?" tanya Mey dingin. Dirga menghela nafas. Ia benar - benar tak menyukai Mey yang saat ini berada di depannya. Bukan seperti Mey yang ia kenal. Dirga tak tau apa yang membuat Mey menjauhinya. 

"Aku ada salah apa sama kamu?" tanya Dirga lembut.

Mey terdiam. "Gak ada kok" jawabnya namun masih tak mau menatap wajah Dirga. 

"Terus kenapa kamu ngejauh? Kenapa kamu selalu mengabaikan telpon dari aku? Kenapa kamu gak pernah balas semua chat aku? Dan kenapa.. Kenapa kamu lebih milih dianter jemput sama Siska di banding sama aku?"

Mey terdiam. Entah apa yang harus ia jawab dari semua pertanyaan Dirga. Sejujurnya Mey tak ingin menjauhi Dirga. Karna Dirga tak pernah terlibat dalam masa lalunya dengan Gilang yang ternyata adalah sepupu Dirga sendiri. Mey merasa jika ia terus berhubungan dengan Dirga, ia juga akan lebih sering berhubungan dengan Gilang. Dan itu akan benar benar menyakiti hatinya kembali. Ia belum sanggup untuk menghadapi semua ini. 

"Mey, kenapa kamu diam aja? Kenapa Mey?" Dirga masih terus mendesak Mey. "Maaf Ga, aku cuma mau sendiri aja sekarang" ucap Mey. Mey lantas berpaling meninggalkan Dirga. Namun Dirga dengan cepat meraih tangan Mey. "Mey, please kasih aku alasan kenapa kamu kayak gini ke aku? Apa aku ada salah sama kamu?" ucap Dirga lirih. Mey kembali menepis tangan Dirga. "kamu emang gak salah Ga. Aku yang salah. Tapi aku mohon untuk saat ini , tolong biarin aku sendiri dulu" sahut Mey. Ia memandang Dirga sendu. Dirga memang tak punya salah apa pun. Tapi ia tak ingin Dirga terlibat dalam masa lalunya. Dirga hanya terdiam. Ia tak lagi menahan Mey yang berlalu begitu saja. Walau hatinya belum bisa menerima semua yang Mey katakan, namun Dirga berusaha untuk memberikan ruang untuk Mey sendiri dulu. Dirga akan menunggu. 

****

"Jadi loe ngejauhin Dirga?" Siska sungguh tak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar dari Mey. Saat melihat suasana tadi ketika Dirga menemui Mey, Siska terus mendesak Mey dengan bermacam pertanyaan. Akhirnya Mey menceritakan semuanya pada Siska. Dan seperti inilah sekarang, Siska sedang memijit dahinya yang pening akibat sahabatnya itu. Sementara Mey hanya terdiam. 

"Kenapa loe harus jauhin Dirga? Salah dia apa coba?" Siska benar - benar tak habis fikir dengan jalan fikiran sahabatnya itu. 

"Gue gak mau Dirga sampe terlibat dalam  masa lalu gue Sis. Gue gak mau nyakitin dia" ucap Mey lirih. 

IN MEMORY ( Lengkap )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang