Anna bonus part
Zella hari ini pulang bareng Rendra, karena ayahnya masih dikantor dan Bagas pergi kuliah. Tadinya, dia mau pulang bareng Anna, tapi dia udah janji sama Rendra. Lagipula dia juga mau memperbaiki hubungannya sama Rendra.
"Maaf ya, Na. Lu gapapa pulang sendiri?" tanya Zella khawatir
"Santai aja. Gua kan ga penakut kayak lu," Anna ketawa
"Dih, songong dah. Yaudah gua pulang dulu ya! Dadah~" Zella melambaikan tangan ke Anna
Anna mau keluar dari kelas, dia harusnya pulang bareng Chandra, tapi Chandra ada latihan vokal hari ini dan pulangnya sore. Jadi mau ga mau dia pulang sendiri naik busway.
Tapi tangannya ditarik dari belakang. Anna kaget dan bersiap-siap marah. Tapi urung karena kaget melihat orang yang menarik tangannya tadi.
"Pulang sama gua aja," orang itu senyum manis
"Ga perlu. Gua bisa pulang sendiri" jawab Anna datar
"Gua tau lu masih benci sama gua. Tapi seenggaknya kasih gua kesempatan buat ngejelasin semuanya" orang itu mendesah
"Apasih, Jev? Apa yang mau dijelasin coba? Gua ga perlu penjelasan lu juga. Lepasin tangan gua, gua mau pulang!" Anna mencoba narik tangannya, tapi Jevan terlalu kuat
"Ga, sampai lu mau terima ajakan gua" Jevan masih keras kepala
"Ck! Terserah lu ah!"
Anna jalan lebih dulu meninggalkan Jevan dibelakangnya. Jevan yang melihat Anna marah cuma senyum. Udah lama dia ga liat Anna. Dia sadar dia jahat sama Anna. Tapi dia mau coba memperbaiki semuanya, karena dia juga masih sayang sama Anna.
Jevan menyalakan motornya, dan menyuruh Anna naik. Mau ga mau dia ikut apa kata Jevan. Itung-itung tumpangan gratis awokawokawok.
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Jevan bawa Anna ke Na Cafe. Jevan duduk didepan Anna yang menyilangkan tangannya dan memutar bola mata malas. Jevan yang melihat cuma bisa menghela napas pasrah.
"Gua mau minta maaf soal 3 tahun yang lalu. Bukan maksud gua buat pergi tanpa alasan. Tapi namanya manusia, haha." Jevan menggaruk lehernya
"Langsung ke intinya aja," sambar Anna
"Gua cuma lagi dalam fase bosan sama lu, Na. Gua juga ga mau nyakitin lu. Jadi gua biarin lu yang mutusin daripada gua yang bilang. Tapi, Na, gua masih sayang sama lu,"
Anna tertawa hambar, "enak banget lu ngomong. Lebih sakit kalo lu ga jujur sama gua, Van. Gua setia nungguin lu, tapi sekalinya lu kembali, lu malah pamer cewek baru didepan gua. Dan dia juga sahabat gua, Van. Coba seandainya lu yang diposisi gua, apa masih bisa lu bilang kayak gitu?" Anna menahan air matanya
"Maafin gua, Na. Gua ga mungkin maksa lu buat balik lagi ke gua. Tapi gua ga mau lu benci sama gua. Gua mau kita temenan kayak dulu lagi. Bisa, kan?"
Anna menghela napas, "Oke. Gua juga ga mau dendam sama lu. Gua udah maafin lu," jawab Anna yang langsung disambut senyuman Jevan
"Tapi, Na," Anna nengok. "Tolong, lupain kita pernah deket. Lupain kalo kita dulu pernah punya hubungan lebih. Lupain semua perhatian yang dulu gua kasih. Gua cuma ga mau lu sakit hati, Na. Jadi lebih baik kita bersikap sewajarnya temen biasa."
Hati Anna terasa nyeri. Baru dia dapat sosok Jevan yang dulu, tapi Jevan langsung berubah drastis. Seharusnya dia senang, kan, kalo dia bisa temenan lagi sama Jevan? Tapi dia malah jadi semakin benci sama Jevan.
──────⊹⊱✫⊰⊹──────
Flashback on
Dulu waktu kelas 8, Jevan dan Anna pernah pacaran. Mereka saling suka sejak kelas 7 dan baru mulai pacaran saat naik kelas.
Mereka punya banyak kesamaan. Mulai dari makanan favorit, hobi, warna, pelajaran, hampir semuanya sama. Itu yang buat mereka merasa cocok dan akhirnya memutuskan untuk pacaran.
Semuanya berjalan mulus. Mereka melewati semuanya bersama-sama. Gak ada yang bisa buat hubungan mereka renggang.
Sampai suatu hari, sifat Jevan pada Anna berubah drastis.
Kalau dulu Jevan selalu belajar bareng sama Anna, sekarang jadi suka cari alasan buat gak terjebak sama Anna. Kalau dulu mereka selalu ke kantin bareng, sekarang Jevan lebih suka ada didalam kelas. Kalau dulu mereka selalu jalan-jalan saat liburan, sekarang Jevan yang selalu menolak ajakan Anna. Padahal, dulu tanpa disuruh Jevan juga inisiatif sendiri.
Karena perubahan sifat Jevan, Anna jadi gak bersemangat. Dia gak bisa fokus sama pelajarannya karena memikirkan Jevan. Sebenarnya, salah apa dia sampai-sampai Jevan cuek sama dia? Anna benar-benar gak habis pikir sama Jevan.
Anna mau Jevan kayak dulu lagi. Jadi, dia semakin sering mengikuti Jevan kemanapun Jevan pergi. Dia juga makin posesif sama Jevan. Dia tau, kalau caranya itu salah. Dia gak peduli apa kata orang. Dia cuma mau Jevan balik kayak dulu.
Sampai dimana Anna memergoki Jevan merangkul perempuan lain dengan mesranya. Awalnya, Anna mau mengajak Jevan makan bersama dikantin. Tapi, setelah melihat itu semua, emosinya memuncak. Dia menghampiri Jevan dan menampar pipinya. Jevan yang ditampar hanya terkekeh sinis.
"Maksudnya apa kayak begini!? Prank nya gak lucu sama sekali!" bentak Anna
"Prank lu bilang? Ngapain juga gua buang-buang waktu buat hal ga guna kayak gitu. Asal lu tau, gua udah muak sama lu. Lebih baik Nanda kemana-mana daripada lu." balas Jevan datar
Anna menatap tak percaya, "kenapa sih, Van? Gua buat salah apa sama lu sampe-sampe lu tega sama gua?" air mata mulai menggenang dipelupuk mata Anna
"Salah lu? Gua malu punya pacar culun kayak lu. Penampilan lu aja masih kayak anak SD. Seharusnya lu sadar. Jadi mulai sekarang, kita udahan."
Anna gak kuat lagi denger kata-kata Jevan. Dia lari meninggalkan Jevan yang sebenarnya merasa bersalah karena memaki Anna. Gak seharusnya Jevan berkata begitu. Tapi mau bagaimana lagi, dia gak mau menyakiti hati Anna lebih dalam lagi.
Anna berharap Jevan akan mengejarnya dan bilang kalau semua itu hanya candaan. Tapi, itu semua hanya ekspetasinya. Nyatanya, Jevan tidak mengejarnya sama sekali.
Beberapa hari setelah kejadian itu, Anna mendapat kabar bahwa Jevan pindah kota dan akan tinggal bersama tantenya. Anna hanya bisa tersenyum miris mendengarnya. Setelah apa yang Jevan lakukan, dia malah melarikan diri tanpa rasa bersalah.
Mulai hari itu, Anna bertekad untuk merubah dirinya. Kalau dulu dia selalu menggulung rambutnya, sekarang dia biarkan tergerai. Yang dulu dia tampil polos tanpa polesan apapun diwajahnya, sekarang dia selalu berdandan sebelum pergi sekolah. Yang dulu dia memakai rok selutut, sekarang dia memakai rok diatas dengkul.
Baginya, Anna yang dulu telah mati. Sekarang hanya ada Anna yang judes dan dingin. Anna mendapat banyak teman setelahnya. Tapi dia tidak menganggap mereka benar-benar berarti. Karena tanpa teman, Anna yang sekarang selalu mendapatkan perhatian tanpa harus mengemis perhatian. Anna hanya ramah pada sahabatnya saja.
Bahkan sampai sekarang, Anna masih menyimpan luka itu. Baginya, kejadian itu yang telah membuatnya menjadi seperti saat ini. Jevan masih sangat membekas dibenaknya. Namun yang ada hanya rasa benci kepada Jevan.
Flashback off
TBC
yaudah iya

KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐮𝐜𝐢𝐧 | 𝐇𝐮𝐚𝐧𝐠 𝐑𝐞𝐧𝐣𝐮𝐧
Dla nastolatków❝Udah kamu pulang aja sana. Kan aku udah bilangin kalo aku sibuk. Ga ngerti bahasa manusia apa gimana?❞