Part 20

44 3 0
                                    

Semuanya hanya tinggal kenangan.
Senyumannya, tawanya, kelembutannya, semuanya berubah menjadi kenangan.
Ia yang mempunyai senyuman hangat seperti cahaya mentari
Kini ia telah pergi
Ibu
Maafkan aku bu
Aku belum bisa mengikuti jejak ibu.

***

Akhirnya, jenazah Jessy telah selesai dikebumikan.
Meskipun Rhe dan She masih beragama Kristen, namun mereka menguburkannya sesuai dengan syari'at Islam. Itu karena Jessy yang telah menjadi mu'allaf.

"Turut berduka cita atas meninggalnya ibu kalian ya. Mudah-mudahan almarhumah bisa ditempatkan di sisi-Nya, dan kuburannya diluaskan dan diterangkan" ujar Farhan menahan isak tangisnya.

"Iya, makasih ya" ujar Rhe dan She berbarengan.

"Sheeee" lalu muncullah seorang perempuan yang langsung memeluk She dari belakang.

"Aisyah?" tanya She heran

"Aku ikut sedih She, aku tau banget gimana rasanya kehilangan orang yang paling disayang". Yah, Aisyah pasti tau bagaimana rasanya, karena ia juga telah ditinggalkan oleh uminya.

"Makasih ya syah, kamu memang sahabat baik aku" ujar She dengan air mata yang membasahi pipinya.

Setelah itu, mereka pun pulang ke rumahnya masing-masing.

***

"Eh syah, sore ini, kamu mau gak nganter aku ke toko baju?" tanya She setelah ia sampai di rumah Aisyah.

"Mau banget donk, emang kamu mau beli baju buat siapa?" tanya Aisyah antusias

"Buat aku lah" jawab She sambil nyengir kuda.

***

"Aduh mba, gak bisa nawar apa?" tanya seorang pria muda yang sepertinya sedang menawar paksa

"Tidak bisa mas, ini itu sudah harga diskon" jawab seorang kasir toko tersebut

"Yah mba, tapi kan gue lagi ngirit uang, kalau gue boros ntar nyokap ama bokap ngomel lagi dah" pria muda itu terus saja mengoceh

"Gak bisa mas, ini itu udah harga diskon" ujar seorang kasir muda masih dengan pendiriannya

"Hemm.. Ya udah deh, nih" akhirnya pria muda itu pasrah dan memberikan 5 lembar uang ratusan ribuan.

...

"Maa syaa Allah She, kamu anggun banget" Aisyah benar-benar terpukau dengan penampilan Shenia yang memakai kaos berlengan panjang, rok panjang, dan selendang yang ia jadikan sebagai penutup rambutnya. Meskipun terlihat sederhana, namun aura kecantikan She semakin tampak.

"Akh engga syah, masih cantikan kamu kok, kamu cantik dengan balutan hijabmu, aku harap suatu saat nanti aku juga bisa pakai jilbab kaya kamu" tutur She penuh haru.

"Iyaa She, aku juga berharap seperti itu" jawab Aisyah disertai dengan senyuman tulus.

***

Esok harinya ketika di kampus

Semua orang menertawakan She, mereka tidak habis fikir, bagaimana bisa seorang She yang super modis, tiba-tiba berubah drastis. She berpakaian tertutup layaknya seorang muslimah, hanya saja ia belum menutupi rambutnya. Teman-teman nya tau kalau ia itu adalah Nashrani, karna itulah mereka menertawakannya.

"Heh She, lo mau mu'allaf ya?"

"Halah, so cantik"

"Jadul banget pakaiannya"

Dan masih banyak lagi ocehan-ocehan lainnya.

"Yang sirik emang suka berisik" tiba-tiba ada seorang pria muda yang berceletuk

She dan Aisyah pun berbalik

"Siapa dia?"

AKU KEMBALI UNTUK PAMIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang