Misteri-34 : Velly-Ivan

8.2K 302 20
                                    

Beralih dari ke-empat orang tadi, kini kita fokus kepada pasangan baru. Yang masih hangat-hangatnya. Mulai dari makan, jalan-jalan, ataupun nonton mereka selalu berdua. Enak ye yang udah punya pacar, mah!

Kalau kata orang sih, mmm apa tuh? Dunia serasa milik berdua, yang lainnya mah ngontrak. Gitu, kan? Biarin aja udah, namanya juga anak muda yang lagi kasmaran.

Setelah acara jedor yang cukup unik, kini keduanya tengah menikmati masa-masa dimana mereka menjadi sepasang kekasih. Velly yang cerewet, Ivan yang pecicilan. Velly yang tukang marah, Ivan yang suka membuatnya marah. Cocok!

Kini keduanya tengah berkumpul di rumah Gladys, tentunya Gaga dan yang lainnya juga hadir.

“Ivan bagi keripiknya, woi! Jangan di pegangin terus kenapa sih!” sentak Velly, lalu merebut keripik tersebut dari tangan Ivan.

“Siapa yang mau bagi lo.” Ivan kembali menarik keripik ditangan Velly.

“Ngeselin banget, sih!”

“Bodo!”

Sudah menjadi pasangan, bukan berarti sudah berhenti bertengkar pula. Kalian salah kalau hubungan mereka adem ayem, nyatanya mereka masih sama seperti dulu. Sering berantem. Bukan berantem hal yang serius, namun karena hal-hal seperti tadi contohnya.

Masih ingat Refo? Ingat dong pastinya. Kakak Gladys yang paling ganteng. Dia juga berada di tengah-tengah ke-enam sahabat itu. Sesekali ikut tertawa oleh lawakan receh dari Ivan.

“Lo bakat jadi pelawak deh, Van.” Refo terkekeh.

“Gua juga ngerasa gitu, Bang. Besok mau daftar jadi komedian aja lah,” ujar Ivan. Yang lainnya malah tertawa, benar-benar humor mereka ini sangat anjlok.

“Kalian pacaran, nih?” tanya Refo kepada Ivan dan Velly yang sedari tadi duduk berdampingan.

“Iya, bang. Velly yang nembak saya,” ujar Ivan santai.

“Pembohongan publik! Ogah banget gua nembak duluan, emansipasi woi!” sentak Velly.

“Gengsi aja terus yang digedein,” balas Ivan.

“Harus lah. Jadi cewek itu gak usah terlalu blak-blakan, harus punya gengsi sedikit.” Velly tidak mau kalah.

“Ku suka Velly!” ujar Ashila dan Gladys. Velly hanya balas tertawa kepada sahabatnya itu.

“Bang Refo, udah punya bang?” tanya Nevan, sambil memasukan keripik ke dalam mulutnya. Refo paham apa yang dimaksud oleh Nevan.

Refo mengangguk. “Udah. Nanti kapan-kapan gua kenalin sama kalian,” ujar Refo. Semuanya menatap binar kepada Refo, bersiap melancarkan beberapa pertanyaan.

“Temen sekolah atau temen kuliah, Bang?” tanya Nevan.

“Temen kuliah, cuma beda jurusan.”

“Kenalnya dimana?” tanya Ivan.

“Ya di tempat kuliahan lah, oneng!” Velly menyahut pertanyaan Ivan.

Refo terkekeh. “Bener kata cewek lo, Van. Tepatnya pas dia baru aja masuk di tempat kuliah gua, jadi maba.”

“Wah, cinta pandangan pertama gitu, ya, bang.” Kini Ashila yang angkat bicara.

“Iya, Shil. Tapi pas awal-awal gua gak suka sama dia, karena sering papasan setiap hari, makanya jadi jodoh deh.” Refo terkekeh.

“Pasti cantik, ya, bang?” tanya Velly.

“Masih lebih cantik Gladys kok,” puji Refo kepada adiknya yang sedari tadi diam.

Misteri Sekolah Baru (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang