CHAPTER 40

258 24 0
                                    

Pemberitahuan:

Sebelum membaca cerita ini, harap tekan bintang dibagian paling bawah sudut kiri(gratis kok ;]).

HAPPY READING


Pelaksanaan ujian kenaikan kelas akhirnya sudah selesai sejak beberapa menit yang lalu, para siswa-siswi AHS bisa bernafas lega sekarang. Hanya tinggal menunggu kapan mereka akan menerima rapor hasil penilaian mereka Selama semester genap ini. Veno dkk langsung saja menuju pada kantin sekolah untuk mengisi perut mereka yang sedari tadi sudah meronta-ronta.

"Hadeuh.. ujian selesai, perut kenyang. Hati pun senang" Vraka meletakkan garpunya pada mangkok kemudian mengusap-usap perutnya yang terasa kenyang setelah memakan bakso.

"Alay Lo!" Seru Ryan yang juga telah selesai melahap baksonya dan sekarang sedang menyeruput es jeruk.

"Eh!, Tuh ada dedek Tasha dan kawan-kawan--" belum sempat Ryan menyelesaikan ucapan-nya setelah matanya melirik ke arah pojok kantin tiba-tiba Vraka langsung saja menyelos dengan suara bagaikan toa masjid.

"DEDEK TASHAA!.., DAN KAWAN-KAWAN SINI!!" Vraka melambaikan tangan memberi tahu kepada Tasha untuk segera duduk di tempatnya sekarang, Ryan dengan mulut yang terbuka sedikit akhirnya menutup mulutnya dan hanya melirik sinis Vraka.

"Eh kak Vraka tuh manggil, kuy samperin!" Wilda menyenggol lengan Tasha sedikit, Tasha yang semula menoleh ke kanan dan kiri berniat mencari selera makan pun akhirnya mengurungkan niatnya setelah melihat Veno yang meliriknya dari arah kejauhan, dengan tatapan datar.

"Gimana kalian ujian-nya lancar kan?" Ryan membuka pembicaraan setelah Tasha, Wilda, Brisia, dan juga Aira duduk di kursi panjang.

"Yaa gitu! Setengah persen-nya lancar dan sisanya sebaliknya" jawab Brisia.

"Yaa itu mah Lo aja Bris, Lo kan emang otak lelet!" Cecar Vraka dengan tampang santai dan tidak merasa bersalah sedikit pun.

BRAKK!!

"HEH!, LO JUGA OTAK LELET TAU KAYAK SIPUT!.  NGACA DONG... KAKI KUDA!!" Brisia dengan suara cemprengnya tiba-tiba menggebrak meja sehingga menimbulkan suara garpu dan sendok yang nyaring akibat beradu dengan mangkok, mereka yang semula santai saja tercengang dengan apa yang barusan di lihat dan di dengar.

"Eitss.. galak amat buk..!" Vraka mengelus dada dan menggeleng pelan, Brisia yang tak terima juga membalas dengan tatapan horror. Bila bertemu mereka seperti tom and Jerry, tidak pernah akur sama sekali. Sekalinya akur, detik berikutnya juga akan bertengkar lagi.

"Untung mereka tampang cakep!, Kalau nggak, udah gue kucel-kucel mereka sampe bonyok semua!" Ujar Ryan dengan memijit pelipisnya, kepalanya terasa pening entah sebabnya apa ia juga tidak tahu itu. Mungkin karena semalam belajar sampai larut hanya untuk ujian mata pelajaran terakhir tadi. Semoga saja usaha tidak mengkhianati hasil.

Aira hanya diam tidak bergeming, sekali-sekali matanya juga melirik ke arah Ryan. Hatinya entah kenapa merasa dag Dig duh, ah! Sudahlah ngapain di pikirin? Sama sekali nggak berfaedah.

"Mending ya kalau kalian mau tengkar atau adu jotos sekalian sana di lapangan!, Sekalian jadi tontonan dan di seret ke BK!" Sindir Wilda yang risih melihat Brisia dan Vraka yang sedari tadi tidak bisa diam. Entah itu saling mengolok-olok atau pun saling memukul dan mencubit walaupun hanya pelan.

LATASHA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang