CHAPTER 42

245 23 0
                                    

Pemberitahuan:

Sebelum membaca cerita ini, harap tekan bintang dibagian paling bawah sudut kiri(gratis kok ;]).

HAPPY READING

Tasha baru saja selesai menyiapkan hanya beberapa baju dalam tas ransel berwarna biru toscanya, sekarang adalah hari Minggu dan 2 hari lagi pelaksanaan rekreasi sekolah. Waktu berlalu begitu cepat, ia merasa baru saja melangkahkan kaki masuk ke dalam AHS dan sekarang sudah 1 tahun berlalu. Dirinya akan naik tingkat menjadi kelas XI, semoga saja nilai rapotnya memuaskan. Karena jika tidak pasti ia terkena khutbah dari sang ibu negara dan juga bapak presiden.

Kan kesel.

"DEK!.., LO UDAH DI TUNGGUIN WILDA CEPETAN!" Suara yang berat nan menggema di telinganya ya suara siapa lagi kalau bukan abangnya-Bisma, membuat ia buru-buru mengambil tas ranselnya kemudian berjalan menuruni tangga.

"Iyaa yawlahh sabar dong!" Ucap Tasha seraya menyangking sebelah tas ranselnya di punggung dan menuruni tangga.

Wilda yang sedang duduk manis di sofa sembari di temani Bisma itu pun langsung berdiri setelah melihat Tasha sudah bersiap" udah?, Yuk!" Ajak Wilda dan di jawab anggukan oleh Tasha.

"Bang!, Gue sama temen-temen mau nginep di rumah Aira ya?. Nanti tolong bilangin ke mama" kata Tasha sebelum ia melangkah pergi.

"Sama temen-temen itu siapa aja?!" Selidik Bisma dengan menatap Tasha mengintimidasi.

"Hadeuh!, Kepo banget sih!" Ketus Tasha.

"Ya iya lah!, Kan Lo Adek gue. Kalau terjadi apa-apa sama Lo kan gue yang susah" balas Bisma, Wilda hanya menahan tawanya melihat dua kakak beradik ini yang saling beradu pandang dengan sinis.

"Sama Aira, Brisia aja kok bang. Jangan khawatir, Tasha dalam pengawasan kita kok" Wilda menyahut, lantas Tasha hanya mencibir serta memutar bola matanya.

"Gue udah gedhe, nggak perlu di awasin juga bisa kok!" Jawab Tasha dengan membuang muka.

"Okeh Wil, gue titip dia ya?!. Awas aja kalo dia aneh-aneh gue sleding ntar di rumah" ancam Bisma dan Tasha kembali memutar bola matanya.

"Jahat banget sama Adek sendiri" Gumam Tasha pelan, Bisma dan Wilda yang mendengar hal itu hanya diam dan saling memandang sembari menahan tawa.

"Yaudah ya bang kita berangkat, Salam juga buat Tante sama om
Kita pamit dulu assalamualaikum" Wilda mengucap salam dan tersenyum lembut kepada Bisma, dan Bisma pun juga ikut membalas salam serta tersenyum.

"Waalaikumsalam"

Wilda membawa mobil, dan Brisia sendiri juga membawa mobil dari rumah serta langsung saja ke rumah Aira. Wilda menjemput Tasha karena arah jalan rumah mereka ke Aira adalah satu jalur sedangkan Brisia adalah sebaliknya. Wilda sendiri ahli dalam berkendara mobil, sedangkan Tasha masih saja agak oleng jika berkendara sendiri.

Saat Tasha pertama kali pergi keluar untuk menuju ke supermarket dengan mengendarai mobil, pulang-pulang goresan lecet sudah tercetak rapi pada bagian depan dan belakang mobil. Itu pun jarak super market ke rumah hanya sekitar 300 meter. SANGAR gitu. Dan sampai sekarang ia tidak boleh mengendari kendaraan ber-roda empat itu, takut jika terjadi apa-apa dan mobilnya menjadi lecet lagi.

LATASHA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang