CHAPTER 45

243 23 0
                                    

Pemberitahuan:

Sebelum membaca cerita ini, harap tekan bintang dibagian paling bawah sudut kiri(gratis kok ;]).

HAPPY READING

Tasha menenteng tasnya, di lehernya terdapat kamera yang menggantung dan ia mengenakan jaket parka berwarna pink distro. "Hati-hati ya dek. Jangan aneh-aneh" Bisma berpesan di dalam mobil sembari menoleh ke arah Tasha dengan kaca mobil yang terbuka tersebut.

Tasha membalas dengan anggukan kemudian menjawab. "Yaelah, ntar pulang-pulang gue bawain oleh-oleh deh.. baik kan gue?" Ucap Tasha dengan senyum sumringah di wajahnya sembari menyampirkan helaian rambutnya ke belakang.

"Nah gitu dong, sekali-sekali enggak laknat sama kakaknya sendiri kan enak"

"Yaudah bang gue masuk dulu, jangan lupa kalau pulang ceweknya ajak kerumah ya?" Ucap Tasha seraya menaikkan sebelah alisnya.

"Ogah!, Entar Lo nya iri sama dia. Dia cantik bener. Lo.... Bedaknya aja masih blepotan gitu kayak anak bayi!" Bisma terkekeh melihat wajah Tasha yang bisa di bilang memang bedak yang di pakai Tasha tidak rata di bagian dahi dan pipi sebelah kanan-nya.

"Masa sih?!, Perasaan tadi gue udah ngaca 5x sebelum berangkat" Tasha bingung sendiri dengan keadaan wajahnya yang sekarang, apa memang benar atau Bisma hanya mengerjainya saja?. Tanpa lama berpikir ia pun berlari kecil hendak mengaca di bagian spion mobil.

Saat tepat berada di sebelah mobil dan dirinya sedikit menunduk menghadap ke spion. Benar apa yang  di katakan Bisma, wajahnya agak blepotan. Tangan-nya dengan segera terangkat di dahi untuk meratakan bedak bayi yang tadi di pakainya di wajah sebelum berangkat.

"Dek gue pulang hati-hati ye..!" Ucapan Bisma menggelegar di ikuti dengan suara mesin mobil yang tiba-tiba melaju dengan perlahan. Tasha merasa kesal se kesal-kesalnya, belum selesai ia meratakan bedak di wajahnya tersebut namun mobil sudah melaju dan pergi. Bisma selalu saja jahil membuat seluruh darah naik ke otaknya.

Tasha hanya mencak-mencak sebal sembari menggerutu kesal. "Dasar Abang laknat, Lihat aja gue pulang enggak gue bawain oleh-oleh mampus Lo!" Ucapnya pelan.

"LATASHA!!!!" Suara cempreng dari sosok perempuan membuatnya menoleh ke belakang dan menemukan Brisia sedang berlari kecil ke arahnya kemudian mendekat dengan semangat yang terpancar dalam gadis itu.

"Widih.., cantik banget Lo Sha!. Oh iya, ayo masuk! Dari tadi kita semua nungguin lo" Brisia merangkul bahu Tasha kemudian menuntun gadis itu untuk masuk dan berkumpul di lapangan.

Disitu sudah ada Wilda, Aira, Raka, Vraka, dan juga Ryan yang sudah bersiap dengan penampilan casual yang sangat keren khususnya para cowok. Pantas saja dari tadi mereka  selalu di lirik oleh semua pasang mata murid yang melihat mereka. Tapi tunggu dulu, Veno ada dimana? Batang hidung cowok itu tidak ada. Saat masuk ke halaman sekolah pun Tasha tidak melihat cowok itu sama sekali. Tasha kemudian menggelengkan kepalanya, kenapa ia memikirkan Veno?. Ah! Lupakan saja.

"Lo udah sembuh Sha?" Tanya Ryan

"Udah kak, kemarin cuma pingsan aja. Untung enggak sampe demam, kalo demam yaa enggak jadi ikut hehe" Tasha nyengir kuda dan Ryan pun mengangguk mengerti.

Halaman sekolah sungguh ramai dengan para murid yang membawa tas dan juga beberapa membawa koper. Memang rekreasi ini berselang selama 2 hari 1 malam, dan mereka malamnya menginap di sebuah villa yang terletak pada tempat wisata tersebut. Ada banyak sekali bus yang berjajar rapi tepat di depan wilayah sekolah, anak Osis dan para guru terlihat sedang bersiap dengan mondar-mandir kesana kemari untuk menata para murid sebelum keberangkatan.

LATASHA [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang