1. Kamu Bukan Tidak Bahagia, Kamu Hanya Lupa Bersyukur

10.2K 604 173
                                    

Hello, Diary! Ini gue, Nad. Udah lama banget ya gue engga pernah nulis dan curhat. Sorry, kalau gue balik ke sini karena ada butuhnya. Dan, sorry juga, kalimat yang tadi mungkin bakalan jadi kalimat yang akan kedengeran familiar karena memang ya beginilah kondisi gue. Jadwal yang hectic, inspirasi nulis ngga ada, dan kalau lagi galau aja curhatnya ke sini.

Hmm, ngomongin soal galau, gue sebenernya bukan lagi dalam kondisi galau tingkat tinggi juga, tapi sometimes gue ngerasa kayak sepi aja di hidup gue. Gue udah lama banget emang nggak deket sama seseorang. Suka aja sih pernah, tapi nggak sampai deket. Gue nggak tau kenapa akhir-akhir ini gue sering banget overthinking, dengan apapun itu. Temen-temen gue udah pada nikah, literally mereka nikah dan gue masih gini-gini aja. Jomblo iya, bahagia juga setengah-setengah.

Kadang gue mikir kenapa sih gue nggak punya pacar? Gue sejelek itu ya? Apa karena gue gendut? Apa beneran nggak ada yang tertarik sama gue satupun? Bukan gue terlalu kepedean, tapi gue sadar kok kalau ada yang berusaha deketin gue, tapi kenapa nggak bisa jalan ke jenjang yang lebih jauh? Kalaupun ada seseorang yang bisa, kenapa gue ngerasa nggak cocok sama dia?

Apa gue yang tidak cantik ini terlalu pemilih?

Udah jelek, pake milih lagi. Sumpah, kalau orang mau ngatain gue, iya deh gue emang kemaruk. Tapi pemilih yang gue maksud adalah gue mau yang terbaik. Setidaknya menurut koridor gue.

Gue tahu, semua ada masanya. Nikah pun juga ada masanya, punya anak pun ada masanya. Gue sekarang umur 21 tahun dan itu masih muda banget. Ya, bagi orang yang nggak overthinking mungkin umur segini you can do anything tanpa perlu ragu. Gue berusaha untuk berpikir demikian kok, bener. Tapi karena gue anaknya overthinking, hormon gue bikin mood berantakan, ditambah temen-temen gue banyak yang nikah, dan satu hal lagi... gue jomblo, makin mikir, gue kayak nggak worth it untuk seseorang.

Hei, kalau mau rasional, gue pengen banget ngomong sama diri gue sendiri. Lo masih kuliah! Lo masih punya mimpi untuk jadi sarjana, lo masih harus buat orangtua lo bangga dengan gelar lo. Lo satu-satunya orang di keluarga lo yang menyandangnya. Lo hebat, bisa raih itu. Dan lo harus meraihnya. Orang di luar sana banyak yang ingin di posisi lo. Bisa kuliah, bisa jalan-jalan sama temen, bisa melakukan banyak hal tanpa diribetin urusan rumah tangga, bisa belanja, bisa apapun. Tapi kenapa gue nggak bersyukur atas ini semua? Kenapa gue jadi orang harus begini banget sih?

Hidup emang sawang sinawang kalau kata orang Jawa. Orang lihat gue enak, belum tentu orang tahu apa yang gue rasakan. Pikiran gue belum sepenuhnya bener, kalau gue rasa. Ada konsep yang salah dalam pikiran gue, dan gue harus benerin itu secepatnya. Saat ini, cerita kayak gini adalah salah satu cara supaya gue lebih bisa menghargai diri ini. Gue harus jadi orang yang positif setelah bercerita.

Selama ini gue selalu mikir, nikah adalah salah satu pencapaian yang besar untuk seorang wanita. Mereka diinginkan oleh seseorang. Dan gue juga pengen ada di posisi itu. Gue ingin dicintai orang lain. Padahal gue sebenernya tahu, bahwa nikah itu bukan akhir dari kehidupan. That's just the beginning of life. Problematika kehidupan yang sesungguhnya akan dimulai dari sana. Tapi sekali lagi, bukan itu yang mengganjal dalam kehidupan gue. Bukan. Gue cuma ingin merasa dicintai dan diinginkan oleh seseorang. Mungkin itu adalah hal yang keliru, makanya Tuhan belum kasih siapapun di hidup gue.

Gue tahu Tuhan gue baik. Gue masih harus belajar dalam menghargai hidup dan diri gue sendiri. Bahkan sampai detik ini, gue mungkin bisa dibilang belum secinta itu sama diri gue. Gue kadang masih bully diri gue jelek. Hei, orangtua lo tampan dan cantik, kenapa lo musti bilang lo jelek sih! Lo nggak perlu meragukan ciptaan Tuhan. You are beautiful. Sekali lagi lo itu cantik, sekalipun nggak banyak orang yang sadar. Setidaknya orangtua lo pernah memuji lo cantik. Is that enough for you? Lo udah mendapat pengakuan besar dari orang yang paling berharga di hidup lo, terus lo kenapa masih peduli sama omongan orang sih!

Kamu Worth It Untuk DiperjuangkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang