Lima

14 5 4
                                    

Warning typo bertebaran!

Flashback on

Tidak biasanya kota Bandung pagi hari ini disapa oleh terangnya sinar matahari, memancarkan cahayanya mengundang seorang gadis kecil yg kira² baru berusia 7 tahun terbangun dari tidurnya.

Gadis kecil tersebut seketika bangun dan dengan mata yg masih terpejam masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Pagi bun, yah" sapanya dengan ceria.

"Pagi juga sayang" ucap wanita yg sepertinya bunda gadis tersebut.

"Pagi juga sweety nya ayah" ucap lelaki yg kira² sudah berkepala tiga itu.

"Yah, bun boleh gk lizya pergi ke taman depan komplek?" tanya gadis tersebut.

"Sama siapa sayang? Soalnya bunda gk bisa nemenin lizya hari ini, bunda mau temenin ayah ke undangan pernikahan temen ayah" ungkap siska bunda lizya.

"Yahh...yaudh aku sama mbak noni ajah" jawab lizya kecil.

"Apa kamu gk mau ikut sweety bareng sama ayah dan bunda?" tanya reno ayah lizya.

"Gk deh aku tetep mau main ke taman depan komplek, kata temen aku disana ada permainan baru, boleh ya yah bun?" melas lizya kecil.

"Yaudah boleh tapi bener ya kesananya bareng mbak noni dan inget jangan main kesorean okeh" jawab siska.

"Siaappp bun, makasih bunda ayah" ucap naya kecil seraya mengecup pipi siska dan juga reno.

Ya, gadis kecil itu adalah renaya yg sering dipanggil dengan nama kecil lizya anak dari Siska Ayuningtyas dan Renova Fadli Herdian, naya kecil tumbuh dengan penuh kasih sayang dari sang bunda dan sang ayah.

Siska bekerja sebagai sekertaris dari perusahaan suaminya yaitu tak lain adalah reno, sudah dipastikan reno adalah pemilik perusahaan Tirta corp yg sudah sangat terkenal sebagai perusahaan tersukses di bandung.

"yaudah sayang sekarang cepat habiskan sarapanmu, bunda dan ayah berangkat dulu okey" pamit siska pada sang anak.

"Okey bun" jawab lizya kecil sambil terus mengunyah sandwich nya.

"Apa ada yg diinginkan anak ayah saat bunda dan ayah pulang nanti" tanya reno seraya mengusap rambut sang anak dengan lembut.

Renaya kecil menggeleng menandakan dia tidak menginginkan sesuatu dari sang ayah.

"Yaudah ayah berangkat ya" pamit reno seraya mengecup pipi sang putri dengan manja yg disusul oleh siska.

Seketika renaya menjadi murung, padahal dia sudah merencanakan pada saat hari weekend bunda dan ayahnya dapat menemaninya bermain ditaman komplek. Tapi mau tidak mau renaya kecil harus ditinggal sendirian lagi, dan lebih memilih bermain di taman komplek seorang diri dengan terus diawasi oleh mbak noni.

❇❇❇

"Non mbak tunggu disini saja ya" ucap noni seraya duduk dekat ayunan taman tersebut.

"Iya mbak, lizya mau main kesitu ya" tunjuk lizya yg mengarah keperosotan taman.

Mbak noni mengangguk sambil tersenyum. Langsung saja lizya pergi menuju perosotan yg sudah diincarnya.

Tawa lizya tak henti² nya berhenti kala ia meluncur dengan bebasnya, seketika mbak noni yg melihat itu mengembangkan senyumnya.

"Mbak, lizya haus" ucap lizya seraya menghapiri noni.

"Yasudah mbak beli minum dulu sebentar non lizya duduk dulu disini ya" ucap mbak noni dengan diikuti anggukan dari lizya.

RENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang