Sepuluh

13 1 0
                                    

"Raga mungkin baik-baik saja tapi tidak dengan hati"

Renaya


Warning typo bertebaran!

Happy Reading..

Saat ini seorang gadis sedang menginjakan kakinya disebuah rumah mewah yang dulunya menjadi tempat ternyaman dan teraman baginya, tapi kini semua itu hanya menjadi kenangan yang menurutnya sudah lama terhapus sejak kejadian beberapa tahun silam.

Tak lama pintu terbuka dan menampilkan seorang wanita cantik yang sudah memasuki kepala tiga sedang tersenyum menatap sang buah hati yang sudah tiba.

Langsung saja naya berhambur ke pelukan sang bunda, pelukan yang amat sangat dirindukan olehnya yang selalu menjadi tempat ternyaman saat ia sedang berkeluh kesah.

"Apa naya tidak merindukan bunda?"

"Sangat rindu bun sampai2 aku selalu bermimpi memakan masakan bunda"

Setelah acara peluk2an ria, siska langsung membawa naya ke dalam rumah untuk langsung mengistirahatkan diri.

Sebetulnya naya orang yg sangat berkecukupan atau kurang lebihnya sangat kaya yang dengan mudahnya bisa masuk ke SMA nya saat ini. Tetapi karena naya tau siapa pemilik semua kekayaan tersebut menjadikan naya memilih untuk bersekolah dengan usahanya sendiri walaupun harus hidup dengan sederhana.

"Tak ingin kah kamu menyapa ayahmu sebentar?" ucap siska dengan pandangan sendu.

"Tolong bun, aku masih capek boleh ya aku istirahat dulu" ujarnya.

"Yaudah kalo gitu kamu istirahat dulu dikamar" ucap siska.

Langsung saja naya pergi ke lantai atas tujuannya saat ini ingin langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur kesayangannya.

Saat membuka kamarnya disana masih tertata rapih dan tentunya bersih, tidak ada yang berubah sama sekali, masih sama dengan yang dulu saat naya memutuskan untuk pergi ke jakarta.

Dengan lelahnya nanya membaringkan tubuhnya di kasur king size nya yang super duper nyaman, baru saja naya memejamkan matanya seketika mata naya terbuka kembali yang diakibatkan oleh hp nya yg berbunyi menandakan ada panggilan masuk.

Anindya.monana calling...

"Apaan!"

"Elah si teteh langsung nggas aja, b aja napa"

"Gue baru nyampe rumah ini lo malah nelpon" sinis naya.

"Yaelah gw telepon juga karena mau nanyain lu udh nyampe apa belom zubaedah"

"Nah skrng kn lu udh tau yaudh gw ngantuk capek mau tidur bye!"

Langsung saja sambungan telepon terputus, sungguh naya hari ini ingin mengistirahatkan badan dan juga pikirannya karena naya yakin sesudah ini akan ada perdebatan yang membuat dirinya harus manyiapkan hati dan juga pikirannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang