Enam

17 5 2
                                    

Warning typo bertebaran!

Happy reading..

Setelah kejadian saat putra pergi kala itu, naya kecil menjadi anak yg selalu murung seperti tidak ada semangat dalam melakukan kegiatannya.

Sudah bermacam cara orang tua naya berusaha untuk membuat sang putri ceria kembali namun sia2 saja, sampai2 suatu hari saat naya akan memasuki masa Sekolah Menengah Pertamanya perlahan tapi pasti senyumnya terukir kembali.

Renaya pov

Kini aku sudah memasuki masa putih biru dimana aku harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Aku tau dengan hanya bersedih diri tidak akan mengembalikan putra disisiku, aku sudah betekad untuk selalu bersemangat agar kelak aku dapat bertemu dengan putra saat aku sudah menjadi wanita yg sukses.

Kini aku tengah menjalankan masa orientasi ku dengan penampilan yg menurutku sudah seperti orang gila. Rambut yg diikat dengan pita warna warni sesuai bulan lahir. Kaos kaki yg berbeda warna. Tas yg diganti dengan kantung kresek dan tak lupa papan nama yg sudah tertera dikalungkan dileher.

"Ayokk semuanya kumpul dilapangan" ucap kaka kelas ku yg sudah kuduga ketua osis disekolah ini.

"Sekarang kalian harus ngumpulin tanda tangan minimal 5 dari setiap kaka2 osis disini, kalo gk dapet ada hukuman menanti kalian MENGERTI!!" ucap sang ketua osis dengan lantangnya.

"Mengerti kak" ucap para semua siswa.

"Haduh udah panas haus lg, mana nih tanda tangan baru 4" keluhku.

Saat sedang beristirahat duduk dibawah pohon seorang gadis cantik duduk disebelah ku sambil menggrutukan apa yg aku keluhkan tadi.

Seketika aku dikejutkan dengan tangannya yg sudah terulur didepanku bermaksud untuk mengajak berkenalan.

"Gue Marsha Michaila Fernandes panggil aja marsha"

"Gue Renaya eliza panggil aja Naya"

Ya, semenjak kejadian waktu itu, naya kini tidak mau dipanggil dengan sebutan lizya entah mengapa bila ada yg memanggilnya seperti itu mengingatkannya pada putra.

"Lo udah dapet berapa tanda tangan?" tanya marsha.

"Baru 4 nih, lo udah berapa?" tanyaku.

"Sama dong gue juga, kalo gitu kita barengan aja nyari kaka2 osisnya lg tinggal satu inih kan" tawarnya seraya berdiri dari duduknya.

"Ayokk" tambahnya.

Aku menuruti perkataannya dan berdiri seraya mengikuti langkahnya.

❇❇❇

Masa orientasi pun sudah berlalu kini naya resmi menjadi siswi di sekolahnya. Selain itu, karena kejadian dibawah pohon waktu itu naya dan marsha menjadi teman baik dan lebih akrab bahkan mereka menjadi teman sebangku.

"Nay ke kantin yuk" ajak marsha.

"Bentar nih gw lagi nyatet dikit lagi"

"Elu mah kalo nyatet lama kayak nenek2 lagi makan daging tau gk" gerutu marsha.

"Enak aja, ngasal mulu tuh mulut kalo ngomong gw kasih kaos kaki montu baru tau lu" ucap naya.

"Hehehe ya maaf abisnya lu lama"

"Udah kok, yukk gk sabaran banget deh" ucap naya seraya berjalan ke arah marsha.

Kini naya dan marsha sudah berada dikantin dengan memakan makanannya dengan khidmat.

"Eh nay kak Marcel ngajak gw sama lo nonton di bioskop nanti sore abis pulang sekolah, mau ya" ajak marsha.

"Hmmm...boleh deh toh gw lg kesel dirumah, bunda ayah sama sena pergi kerumah nenek" ucap naya.

RENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang