Delapan

6 5 0
                                    

"Saat sebuah masalalu ingin dilupakan tapi kenapa seakan takdir tak menginginkan"

Renaya

Warning typo bertebaran!

Happy Reading..

Pagi harinya naya sudah siap dengan seragam sekolah Sma Garuda, sebenarnya naya sangat cantik dengan memiliki rambut yang panjang dibawah bahu dengan ujungnya yg bergelombang, mempunyai wajah yang imut dengan pipi yg sedikit chabi, mata sedikit sipit, hidung mancung, bibir tipis, kulit putih bersih dan tak lupa bentuk tubuh yg ideal

Andai saja kelakuan renaya pun yg mendukung bisa jadi naya menjadi cewe terpopuler dan cantik seantero sekolah, sayangnya naya populer bukan karena pesonanya melainkan segala ulahnya yg selalu membuat dirinya berurusan dengan pak mamat si guru killer. Ya walaupun naya juga dikenal dengan prestasinya yg sudah sering menyumbangkan piala untuk sekolahnya, menjadikan naya dikenal sebagai cewe yg bar bar tapi smart.

Kini naya sedang memakai sepatunya dan bersiap untuk berangkat sekolah, beruntung karena hari ini ia tak bangun kesiangan. Saat hendak mengunci pintu kostan naya dikagetkan dengan kedatangan orang yang sudah lama menjauhinya akhir2 ini.

"Ayok naik" ucap lelaki itu dengan memberikan tatapan yg mengarah kebelakang motornya.

"Ngapain lo kesini? Tau dari mana lo kostan gw?" cerocos naya.

Lelaki itu seketika memutar bola matanya malas "perlu banget ya gw jawab pertanyaan lo itu, cepet naik gk liat skrng udah jam berapa"

"Tapi rid gu-"

Belum sempat menyelesaikan perkataannya farid sudah terlebih dahulu menyela "Naik atau kita bakal telat"

Karena waktu yang terus berjalan akhirnya naya menaiki motor farid, dan seketika motor tersebut melaju membelah jalanan ibukota yang padat.

Sesampainya diparkiran langsung saja naya turun dengan memberikan jaket farid yang sudah berjasa menutupi pahanya yang mulus layaknya sirkuit balap.

"Rid makasih udah nganterin gw" Ucap naya

"Iya selow aja kali kayak sama siapa aja lu tante"

"Tapi kenapa lu kemar-"

"Renaya! Farid! Gak dengar bel dari tadi sudah bunyi, bukannya cepat pergi ke kelas malah sibuk pacaran di sini!" ucap pa mamat galak.

"Eh pak mamat kembarannya ariel yang gantengnya gak bakal abis tujuh turunan, sehat pak?" ucap farid dengan cengiran khasnya.

"Kamu lg farid cengar cengir kayak orang cacingan, cepat masuk kelas!"

"Iya pak iya, yailah galak amat pantes kagak kawin2 kaburr...." ucap farid dengan melesat bagai roller coaster setelah meledek pa mamat.

"Awas ya kamu Farid!" kesal pa mamat.

"Yaudh pak saya juga izin masuk kelas" ucap naya

"Iya, nah seperti itu dong renaya kamu datang pagi biar saya gak susah2 lg menghukum kamu dan bla...bla...-" ucap pa mamat.

"Iya pak iya" jawab naya dengan meninggalkan pak mamat yg tak berhenti2nya mengoceh ria.

"Mengerti kamu naya! Loh kemana toh anak itu wah dasar jadi dari tadi aku ngomong sendiri toh kurang ajar!" kesal pak mamat yang sudah naik darah karena ditinggalkan begitu saja.

RENAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang