she's really gone

2 0 0
                                    

Menguatkan diri sendiri, meski tahu separuhnya telah pergi

...

Pagi menjelang, dimana semua aktivitas di mulai. Tak luput juga seorang lelaki tampan ini, Juna akan berangkat sekolah pagi ini.

Walaupun sebenarnya ini sudah terlalu siang untuk sekolah.

Motor Juna mungkin sudah bertransformasi menjadi jet sekarang dengan kecepatan tinggi Juna membelah jalanan dengan hiruk pikuk kehidupan kota. Macet!

"Sial.. kenapa harus macet?!" Juna kesal setengah mati saat dia harus berhenti mendadak karena kemacetan.

Riuh bising suara knalpot kendaraan lain membuatnya pusing, tambah lagi dia harus segera tiba disekolah. Atau dia tidak bisa mengikuti simulasi UNBK.

Lalu tanpa sengaja Juna melihat seorang perempuan yang tidak asing di matanya bersama lelaki itu. Rahangnya mengeras matanya menyipit dan tangannya mengepal. Entah apa yang membuatnya sangat benci ketika melihat Nura dengan lelaki itu.

Saat Juna ingin menggebrak kap mobil yang dikendarai Matteo, jalanan mulai kembali normal.

Astaga, Juna harus membuat perhitungan dengannya nanti.

....

Benar saja dugaan Juna, dia sudah sangat terlambat dan harus mengikuti simulasi susulan Minggu depan.

Sekelebat bayangan gadis itupun muncul. Dia berjalan kearah taman belakang sekolah, kemudian Juna mengikutinya.

Nura yang mengetahui jika Juna mengikutinya pun mendudukkan diri di atas kursi taman.

"Ngikutin gue?" Nura berbalik menatap Juna yang sudah duduk di sampingnya

"Lo harusnya simulasi kan? Ngapain ngikut gue duduk di bangku taman?" Tanya gadis itu intens

"Lo harus jelasin semuanya ke gue" Juna balas menatapnya

"Mau Lo apa sih? Please, jangan bertingkah seakan-akan Lo itu cemburu"

"Gue cemburu, karena gue sayang sama Lo" tegas Juna

"Never mind!" Nura seolah tak peduli, padahal setengah mati ia menutupi rasa tak percayanya.

"Gue selalu nunggu lo di kantin, perpus, roof top. Setiap kali gue minta lo buat datang lo tetap gak ada, bahkan gue sering ke kostan lo, disaat gue berusaha berteman baik sama lo, Lo tetap gak pernah liat gue, ra" jantung Juna bergemuruh, entah apa yang ia katakan sepertinya itu sangat jujur.

"Lo gak ingat apa pura-pura gak inget? Perlu gue ingatin lagi kayaknya" ada jeda disana, Nura menghirup nafas panjang "Lo yang dari dulu selalu bilang, kalo gue ini musuh Lo. Bahkan di saat gue mencoba untuk berteman sama Lo, Lo gak ingat? Puas lo sekarang bikin gue gak punya teman satupun dari sekian banyak orang di sekolah ini!" Nafasnya memburu, seolah emosinya sudah tak tertahankan.

"Nura yang gue kenal gak kayak gini"

"Lo gak kenal gue, dan selalu begitu" timpalnya dingin

"Satu hal lagi, kita gak akan pernah ketemu setelah hari ini" ucapnya lalu pergi dari hadapan Juna

....

Kenapa baru sekarang, ka??

prepare |Sebuah Perjalanan Menghapus RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang