sakit ini begitu parah

4 0 0
                                    

Selamat, kalian pemenang hari ini. Menganggapku asing, membuatku menyerah lalu menginginkan aku tetap tinggal.

Maaf, yang punya perasaan bukan kalian saja

"Kenapa baru sekarang? Kenapa baru sekarang Juna ingin Nura tetap tinggal? Tapi maaf, Nura gak akan menetap semudah itu" pesan teks yang Nura kirimkan pada mantan kakak kelasnya itu.

Nura mengendarai mobil miliknya menuju apartemen Matteo, air mata yang selama ini dia tahan akhirnya menetes.

Saat sampai, Nura meminta Teo segera membereskan barang seperlunya yang akan ia bawa. Ia akan pergi dari Indonesia.

"2 jam lagi kita berangkat, tapi Lo nyuruh gue beres-beres sekarang? Tumben amat lo se-semangat ini"

"Antar gue ke kostan, bayar utang dulu sama warung depan. Please" pinta Nura.

Setelah selesai dengan urusannya, Nura dan Matteo segera menuju airport.

Nura dan Matteo berjalan beriringan sambil menyeret koper. Mereka akan meninggalkan Indonesia ke Jerman untuk waktu yang tak bisa ditentukan.

Entah sejak kapan Nura sangat ingin pergi dari negara kelahirannya ini. Ini terlalu sakit untuk dirasakan, pasalnya saat jalan pulang dari sekolahnya Nura mampir terlebih dulu ke kedai kopi yang dulu sering ia datangi bersama ayahnya untuk sekedar bercanda dengannya atau menemani pertemuan ayah dengan kliennya.

Lalu tanpa sengaja Nura berpapasan dengan lelaki setengah baya yang tak lain adalah ayahnya. Nura tak pernah bertemu lagi dengan ayah maupun ibunya setelah kejadian itu.

Pandangannya bertemu dengan manik tajam milik Elvino Hardian.

"Nura? Ngapain kamu di sini?" Astaga orang tua ini, kenapa tidak tanyakan kabar anaknya saja itu lebih membuat luka di hati Nura mungkin sedikit mengering.

Merasa tak ditanggapi Hardian tersenyum sinis dengan melipat tangan di dada.
"Oh, ngopi. Emang kamu punya uang, hah?" Nura sudah sangat muak sekarang, dulu segala hormat ia berikan tapi tidak lagi kini.

Nura meradang, hatinya perih. Matanya menatap Hardian tajam lalu mengulum senyum manis, bahkan sangat manis.

Tangannya bertepuk sekali, lalu muncullah seorang waiters membawa bill. Kemudian memberika beberapa lembar uang dari dompetnya yang sangat penuh dengan uang cash dan beberapa kartu ATM.

Melenggang pergi dari hadapan ayahnya, kemudian berbalik dan memanggil ayahnya.

"Mohon maaf tuan Hardian, mobil anda menghalangi mobil saya. Bisa tolong di pindahkan?"

Hardian memindahkan mobilnya kemudian menghampiri gadis itu berjalan ke arah mobil Mercedes Benz e-class miliknya.

Hardian ternganga melihat anak gadisnya mengendarai mobil mewah, ia tak percaya jika itu anak manjanya dulu.

Setiap ingatan tentang keluarganya pasti akan menyisakan buliran air mata di pipi Nura.

.....

Beberapa menit lagi pesawat akan berangkat. Nura menyandarkan punggungnya ke atas kursi pesawat.

"Gimana tadinya lo ketemu bokap? Lucu aja sih gue dengarnya" kemudian Teo terkikik sendiri membayangkan wajah ayah Nura yang shock melihat Nura memiliki banyak uang cash di dompetnya dan mobil yang ia berikan pada Nura tentunya.

"Gak lucu tau ih" Nura tak mempedulikan mimik wajah Teo yang memerah karena menahan tawa.


............

Tadi siang aku ketemu anak manja mu itu, nit. Terakhir kali ku lihat dia sangat memperihatinkan, tapi tadi ku lihat dia memiliki mobil mewah dan banyak uang. Aku tak akan percaya jika itu darimu-   Hardian

Pesan teks dari mantan suami Anita itu membuatnya teringat bahwa dia memiliki putri lain selain anak yang sedang ia timang saat ini.

prepare |Sebuah Perjalanan Menghapus RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang