gone's

9 0 0
                                    

Sepanjang perjalanan Nura mengingat kejadian demi kejadian yang terjadi di hidupnya.

Mulai dari betapa sedihnya dia yang tak memiliki teman, yang terus dicampakkan oleh teman-teman sekolahnya semua orang menolaknya, lalu sebagian orang menganggapnya musuh hanya karena dia yang terlalu aktif. Ia yang suka bertanya, kemudian menjawab. Dan semuanya selalu menyalah artikan setiap yang ia lakukan dan men-capnya sebagai pengganggu.

Lalu, orangtua nya yang berpisah dan mencampakkan nya.

Dunianya terasa hancur.

"Se menyedihkan itu kah gue"

Ah, satu lagi dia lupa tentang apa yang menghimpitnya untuk terlibat dengan keadaannya yang sekarang. Seketika wajahnya mula-mula berubah merah, matanya memanas dan meluapkan bulir bening entah sejak kapan memaksa keluar.

*******

Untuk kesekian kalinya Nura merutuk. Kenapa ia harus kembali datang ke tempat Matteo yang menjijikkan ini?

Astaga, gue terpaksa lagi. Ya Tuhan!- rintih Nura dalam hati

Tepat sampai di depan pintu masuk Nura mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Namun tiba-tiba pintu terbuka dan menampakkan wajah seorang lelaki yang cukup tampan dengan mata setengah sipitnya itu.

"Ah, akhirnya Lo datang juga, Ra. Tadinya gue mau ke tempat kost busuk Lo itu" sambutnya

"Gue butuh uang sekarang, Yo" Nura  memelas

"Iya iya, gue tau. Gak usah melas gue jijik liatnya" seraya mengajak Nura untuk masuk lebih dalam ke ruangannya.

"Satu lagi. Lo jangan terus-terusan gini, Ra"

"Maksud Lo?"

"Gue punya tawaran buat Lo"

"Tawaran apa?" Lelaki yang sering di sapa Teo itu menyodorkan sebuah tiket pesawat.

"Ikut gue, please" lanjut Teo

"Lo ngajak gue ke Jerman?" Tanya Nura penasaran

"Ngapain? Lagian gue masih sekolah" Nura mencari alasan untuk tidak ikut dengan lelaki bule itu.

Teo itu tampan dengan mata cokelat dan kulit bersih dan rambut yang kecokelatan, dengan tubuh tinggi dan berisi.

Pemuda berdarah Jerman ini tetap mengajaknya untuk ikut pulang bersamanya, bahkan sejak dia melihat Nura di tepi jalan dengan koper merah mudanya.

Pada mulanya Teo memang pernah membuat keributan di sekolah Nura, saat itu dia mencari Lia dan mengajaknya balikan, hanya saja Lia terlihat tidak menyukainya lalu mengucapkan kata-kata kasar pada Teo, dan sialnya Nura datang dan semakin membuat Teo emosi. Hingga dia melukai Nura

Kemudian berduel dengan Juna yang saat itu ingin menyelamatkan Nura namun Teo lebih cepat melukai gadis itu.

"Oke, besok gue ke sekolah lo" Teo bersuara

"Terserah gue ga ada waktu buat lama-lama disini, mana uangnya Yo" timpalnya ingin segera pergi dari hadapan Matteo, jika tidak dia akan terus memintanya untuk pergi ke tempatnya lagi.

Teo menyodorkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan kunci mobil.

"Sekarang ini milik Lo" setelah Nura menerimanya dia bergegas pergi ke ke sekolahnya, yang sebenarnya ini sudah terlalu siang untuk sekolah.

Teo masih termenung di tempatnya. Ia menyukai Nura, anak kelas 2 SMA itu. Dan dia selalu ingin membuat Nura tersenyum di hari terburuknya. Dengan cara apapun dan jalan apapun. Meskipun Nura hanya menganggapnya sebagai mesin uangnya saja

Lihat saja Nura hanya datang ketika uangnya habis, lalu memintanya untuk datang ke tempat kostnya hanya untuk membawakan makan malamnya saja. Tapi Matteo tidak keberatan sama sekali untuk itu. Bahkan semua keperluan Nura Teo yang menanggung, dari mulai sabun mandi hingga uang SPP sekolahnya.

Dasar Nura tak berperasaan

.....

Nura tahu di sekolah ini sekarang dia tak punya teman, semenjak Lia pindah ke Yogyakarta. Itulah kenapa ia sering irit bicara sekarang.

Nura cukup pintar hanya saja ia lebih suka diam sekarang, dia menyerap apa yang diterangkan guru. Tapi dia enggan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan gurunya, cukup pintar untuk berakting dengan berperan sebagai anak bodoh jika dilihat sekilas. Tak pernah absen untuk mengumpulkan semua tugas-tugasnya dan selalu mendapat nilai A

Itulah kenapa orang-orang semakin menganggapnya aneh.

prepare |Sebuah Perjalanan Menghapus RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang