14 2 0
                                    

Urusan makan Lucas sudah selesai, Lucas juga sudah tertidur di ranjang UKS akibat efek samping obat demam dan sakit kepala. Lyra memutuskan untuk membaca wattpad di ponselnya, karna dia sangat bosan dengan keheningan di dalam UKS, apalagi dia tidak bawa headset saat istirahat tadi.
.
.
.
Saat pulang sekolah Lucas masih demam tinggi, Lyra tidak bisa mengendarai mobil, sedangkan Lucas tidak mungkin mengendarai mobil dengan keadaan seperti itu. Tanpa pikir panjang Lyra menelpon Johnny.

"Halo bang."

"Gimana Lyr?"

"Adek lo di UKS bang."

"Adek gue yang mana?"

"Siapa lagi kalo bukan kulkas dua pintu?"

"Lo juga termasuk adek gue kali Lyr."

"Sejak kapan?"

"Sejak lo masuk rumah gue lah."

"Yaudah sekarang mau ke sini gak? Adek lo udah lemes bang."

"Yaudah tungguin, otw UKS gue."

Lyra mematika telponnya.

"Siapa?" Tanya Lucas yang baru bangun dari tidurnya.

"Bang Johnny."

"Masih pusing?" Lyra meletakkan punggung tangannya didahi Lucas.

"Masih."

Lyra membereskan buku-bukunya yang ada di atas kasur Lucas, karna tadi dia sempat meminta catatan ke Bella dan meminta Bella membawakan tas Lucas sekalian.

"Kamu dari tadi disini?" Lucas berusaha turun dari kasur dibantu Lyra.

"Iya, disini."

"Makasih."

Johnny kemudian datang.

"Kenapa lo bisa sakit? Minum marimas ya lo?" Ledek Johnny sambil memapah Lucas .

"Bacot. Ayo, pulang. Pusing gue." Lucas tidak tahan dengan kepalanya yang terasa mau meledak.

Akhirnya mereka bertiga pulang ke rumah. Di rumah, Lyra pergi ke kamarnya berganti pakaian, setelah itu dia ke dapur memasak bubur untuk Lucas.

"Kamu lagi masak apa sayang?" Tanya Andriana yang melihat Lyra sibuk di dapur.

"Ini ma, si Lucas demam, tadi siang baru makan dikit. Mau Lyra masakin bubur."

"Si Lucas gak suka bubur sayang, sukanya nasi tim."

"Yahhh, terus ini buat apa berasnya, udah terlanjur Lyra cuci ma." Lyra menatap beras dihadapannya dengan rasa bersalah.

"Dibuat nasi tim masih bisa. Sini mama bantuin masak."

Akhirnya, beras yang sudah dicuci oleh Lyra dijadikan nasi oleh Andriana. Lyra membantu mencincang sayuran dan ayam untuk campuran nasi tim.

Selama sebulan dia tinggal di kediaman Wijaya, baru kali ini dia melihat Lucas seperti ini. Dan yang membuatnya penasaran, siapa perempuan yang membuat Lucas sangat marah hingga menampar perempuan itu.

Pertanyaan itu terus terngiang di otak Lyra. Lyra memang belum mengenal teman-teman di kelasnya, tapi yang ia tau perempuan itu bukan dari kelasnya.

Nasi tim yang dibuat oleh Andriana dan Lyra sudah matang. Lyra mengambil sedikit nasi tim yang sudah makan, kemudian pergi ke kamar Lucas.

Di kamar Lucas masih terbaring dengan plester penurun demam menempel didahinya.

"Lu....." Lyra mencoba membangunkan Lucas.

Rain DropsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang