12 2 0
                                    

Hari itu jam setengah dua siang kamar inap Lyra ramai sekali. Bella, Vilo, Leana, Vino, Griano, Gionano, dan Owen menjenguk Lyra. Vilo membawakan beberapa buah-buahan untuk Lyra.

Sekarang Bella, Leana, Lyra, dan Vilo sedang bersenda gurau bersama, membahas beberapa pelajaran, dan membahas beberapa peristiwa yang terjadi ketika Lyra tidak masuk.

Sedangkan yang para laki-laki sedang sibuk main game di ponsel mereka masing-masing, walau niat awal mereka adalah menjenguk Lyra. Tapi itu tidak menjadi masalah bagi Lyra, melihat mereka tertawa saat main game atau saat sedang berbicara sudah menghibur Lyra.

"Oh ya, ngomong-ngomong Lucas gak bareng kalian?" Tanya Lyra kepada teman-temannya, karena sedari tadi dia belum juga melihat Lucas. Padahal sudah 20 menit teman-temannya menjenguk.

"Enggak. Gue belum liat Lucas semenjak pulang sekolah." Ujar Leana yang sedang mengupas apel untuk Lyra.

"Kayaknya dia tadi duluan deh. Waktu bel pulang aja di langsung lari ke parkiran." Kali ini giliran Vilo yang berbicara.

"Kalo Johnny masih ada ekskul voli, makanya dia belum dateng." Sambung Bella.

Lyra melihat ponselnya sejenak apakah ada notifikasi dari Lucas atau tidak, tapi hasilnya nihil.

"Woi, kalian ada yang lihat Lucas kemana gak?" Tanya Vilo kepada cowok-cowok.

"Gak tau, dia gak laporan sama gue tadi. Langsung ke parkiran dia. Mungkin pulang ke rumah dulu kali." Jawab Gio dengan mata masih fokus pada layar ponselnya.

Sepuluh menit kemudian teman-teman Lyra keluar dari kamar inapnya, karena jam besuknya sudah selesai.

Sekarang hanya hening yang menemani Lyra. Dia membolak-balik buku catatan milik Leana melihat sebanyak apa dia tertinggal materi pelajaran dan ternyata cukup banyak, lebih dari dua puluh halaman dalam satu pelajaran.

Dia mengambil buah pisang dari atas naskas di sampingnya, perutnya sangat lapar padahal baru dua jam yang lalu dia makan siang. Dimakannya pisang itu sembari membaca beberapa buku catatan.

Catatan Leana benar-benar rapi, Lyra bahkan dibuat takjub oleh tulisan Leana, lebih rapi daripada punyanya sendiri. Apalagi ketika ada dikte dari guru, tulisannya sudah seperti cakar ayam.

Setelah menghabiskan satu pisang ditangannya Lyra mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Johnny.

Lyra
Bang, gue laper.
Nitip beliin mie ayam Mang Kois ya.
Sama pangsitnya 2 porsi.

Dilihatnya jam yang sudah menunjukkan jam setengah tiga sore. Lyra mulai bosan, Bella hari ini tidak bisa menemaninya sampai sore karena ada les. Orangtua Lucas juga belum pulang dari luar kota.

Lyra mencoba menelpon Lucas.

"Nomor yang anda tuju sedang tidak dapat dihubungi silahkan coba beberapa saat lagi."

Hanya suara operator yang terdengar dari ponselnya.

Lyra
你在哪??
(Kamu dimana??)

Dikirimnya pesan itu ke Lucas berharap akan ada balasan.

15 menit kemudian.

"Lyra!!! Abang pulang!!" Johnny masuk ke kamar inap Lyra sambil membawa plastik berisikan mie ayam pesanan Lyra. "Loh, kulkas belom dateng?" Tanya Johnny ketika tidak melihat Lucas disitu. Lyra menggelengkan kepalanya.

Diberikannya plastik berisikan mie ayam itu kepada Lyra. "Makasih bang." Lyra menerima mie ayam itu dengan senang hati, sudah lama dia tidak makan mie ayam dengan pangsit basah kesukaannya itu.

Rain DropsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang