Setelah memasukkan catokan dan beberapa skinker yang super minim ke dalam laci. Aku meraih tas selempang berwarna jeans tak lupa mengisinya dengan dompet dan ponsel.
Memesan ojek online dan segera menuju ke perpustakaan kota dengan ponsel yang menempel di telinga mengudara suara Charlie dalam speaker handphone.
Si pirang melambaikan tangannya, aku berjalan mendekat. Dia mengeluarkan beberapa buku, bukannya menyimak apa yang ia katakan, perhatianku malah pada kacamata hitam keren yang bertengger ganteng di hidung Charlie. Jujur, dia sangat tampan dengan kacamata itu, tidak seperti biasanya.
Et, bukan berarti dia tidak tampan.
"Ngapain sih lu? Fokus napa." Charlie mengibaskan tangan di depanku.
"Anjir kaget gue!"
"Makannya fokus dong, air liur gue kering ini lama-lama."
"Haus?" tanyaku menebak.
Charlie mengangguk, melanjutkan penjelasannya mengenai logaritma yang sedari tadi hanya ku ketahui judul materinya saja.
"Ya udah! Nggak usah belajar. Ayo jalan-jalan." Aku berdiri, membuat hampir semua pengunjung perpustakaan ini melihat ke arahku. Beku dengan suasana yang sudah kuperbuat, tiba-tiba tanganku tergenggam, seseorang menarikku pergi dari pusat perhatian memalukan itu.
Setelah kembali ke alam sadar, aku dan Charlie sudah duduk di outlet ayam goreng di pinggir jalan tak jauh dari perpustakaan kota. Charlie berdiri memesan dua porsi ayam dengan jus jeruk, lalu dia kembali duduk di depanku.
"Anjing malu banget gua. Lu ngapain sih anjir kenceng-kenceng ngomongnya. Dikira pasar kali ye," Charlie mengomel.
Memperlihatkan deretan gigi lalu menyantap makanan di depan adalah hal yang aku lakukan sekarang. Charlie nampak serius, dari mimik wajahnya ia begitu menikmati setiap gigitan yang ia makan.
Iseng, aku mengambil kulit ayam yang Charlie sisihkan di pinggir piring. "Eh, kok?" Charlie menatap nanar pada kulit ayamnya yang naas sudah beralih di daerah kekuasaan ku.
"Balikin!" Tangan Charlie berusaha mengambil kembali kulit ayam miliknya, namun segera kutepis.
"Gak! Sayang gak sama aku? Kalau gak sayang, nih ambil lagi!" Mampus hahahahaha, mana bisa ngelawan dia.
"Anjing! Ya udah makan makan." Pasrah Charlie, aku tertawa.
"Char, kenapa suka gue?"
"Gatau."
"Njir, yang bener lo?!" Nada bicaraku naik.
"Ya suka aja, terlanjur dijodohin juga."
"Kok kayak yang terpaksa sianying."
"Anjir salah mulu gua. Ya karena gue udah suka lo duluan, terus kebetulan kita dijodohin. Ya udah, gas aja. Mau nikah kan sama gue?" Charlie menaikan pandangan nya menatapku, meninggalkan nasi ayam yang masih setengah menunggu untuk dilanjutkan.
Tiba-tiba aku kehabisan oksigen ditatap seperti itu, alhasil mengalihkan pandangan memang solusi yang tepat.
Degupan jantung, rasa senang ketika Charlie melemparkan gombalannya, dan hari-hari dimana aku kelihatan marah saat laki-laki ini melakukan hal konyol, tetapi kupu-kupu tetap berterbangan di perut. Bahkan di sekitarnya, walaupun menyebalkan hanya Charlie dan memang Charlie lah yang pantas untuk itu.
Tapi ini terlalu terburu-buru. Aku masih SMA, dan menikah?
Well, mari kita buat perjanjian.
"Tapi gue nggak mau kalau nikah sekarang, gue mau kuliah, nyobain kerja, terus ngerasain gimana ngajuin resign, baru deh kita nikah, deal?" tangan bergerak hendak menjabat Charlie, tapi Si Pirang itu lebih dulu menyambut tanganku dengan senyum lebarnya.
"Gapapa lah gak pacaran, asal lo nikahnya sama gue. Gas hahahahha," tawanya pecah.
Kami tertawa bersama. Untuk sekarang baiknya seperti ini, tidak perlu ada ikatan, atau apapun, bukan juga jaminan di masa depan. Tapi perjanjian ini bisa menjadi orientasi, kemana hubungan kami akan tertuju.
Bukan buang-buang waktu, karena kami tidak bersama hanya untuk kesenangan semata, ini keduanya, kesenangan, kebahagian, dan kehidupan. Setiap orang membutuhkan orang lain, aku membutuhkan Charlie, dan Charlie butuh aku. Sudah, hidup sudah menemukan pasangan puzzle nya yang lain. Tunggu punyamu tiba ya?
END
Hai, gimana? Kecewa? Atau malah nagih sama ending nya?
Wkwkw ini udah beneran akhir kok, kalau kelihatan maksa, ya biarin kan aku yang nulis, kamu sebagai pembaca tinggal menikmati aja.
Maaf buat pembaca lama, karena aku baru bisa menyelesaikan cerita ini sekarang. Entah sudah berapa tahun terlewati wkwkwk.
Oke makasih udah baca, keep going, jangan lupa berterima kasih kepada diri sendiri. Aku undur diri. Jangan kangen.
Ini pertama kali publish chapter pertama hahahahaha sekarang udah tanggal 23 Juni 2021. Yang penting aku sudah menyelesaikan apa yang udah aku mulai, selamat menempuh hidup yang keras, Teman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Imam [END✓]
Fanfictionc h a r l i e p u t h fanfiction "Bisa nggak sih Lo jauh-jauh dari hidup gue?!" bentak Fiona. "Gue nggak bisa, Na. Nanti Lo kangen sama gue. Siapa yang repot? Gue juga. Nanti bulu mata gue rontok semua gara-gara Lo kangen," Charlie tertawa renyah. G...