[ Versi Revisi ]
Mau menistakan mereka? Tentu bisa.
Mau melihat mereka nangis-nangis kayak anak ayam? Tentu bisa.
Mau liat mereka yang sengklek setiap hari? Tentu bisa.
Aku rajin update? Tentu tidak bisa.
•✎↻ • You have to read this.
──────────────...
"Eden! Manusia kutub bangun ga, lo? Gue capek disuruh dia buat bangunin lo! Bangun, heh!" teriak Yuna sambil memukul mukul pintu kuil leo. Kenapa Zuya pilih Yuna? Karena Yuna kalau teriak bisa kedengaran dari sabang sampe merauke. The power of Yuna.
Saat dibuka pintunya oleh Eden tanpa sengaja Yuna memukul kepala Eden. Terlihatlah Eden yang menatapnya seperti rajawali. Tajam setajam silet.
"Eh, sorry gw ga sengaja. Bye bye." Yuna langsung cabut dari TKP.
"Untung cewek, kalo enggak udah gw lempar ke saturn," batin Eden yang berusaha bersabar. Tanpa sengaja mata Eden menangkap sebuah kertas yang terletak. Tanpa pikir panjang, Eden langsung saja mengambil kertas itu dan membacanya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zuya tidak pintar mengedit, bully Zuya!
Awal-awal wajah Eden yang adem ayem itu pun berubah menjadi wajah sangar. Karena apa gusy? Ya, benar sekali. Karena kalau dia tidak lakukan dari itu, Aria bakal kenapa-kenapa.
Aslinya, ya. Si Eden itu suka sama Aria tapi dia kalo ditanya 'Eden, suka sama Aria gak?' Pasti dijawab 'gak!' ngegas gitu.
Ih, tsun tsun.
Eden pun keluar dari kuilnya dan menuruni anak tangga yang mengarahkan ke tempat teman temannya yang sedang asik mengobrol.
"Harus bisa! Demi Aria. Ayo Eden! Dimana gentle man mu?! Yosh, demi Aria kuat!" batin Eden yang mengumpulkan tekat agar bisa melampaui ini. Menuju tak terbatas dan melampauinya.
Ah, ini anak masih aja suka film gituan.
"Hallo semua! Teman kalian yang paling baik ini datang!" teriak Eden yang berlari ke arah mereka.
Duh berat berat gimana gitu, ya.
"H-hei teman-teman. Aku enggak salah lihat kan? Eden kok gini?" Tenyata sebagai sahabat yang baik lebih peka ya. Haruto sweatdrop melihat tingkah eden.
"A-ku pun tidak tau." Souma nyengir sambil keringatan.
"Sepertinya sedikit ... aneh?" ucap Ryuho.
"Apakah ini akhir dunia?" batin Yuna yang sepertinya mau memulai dramanya.
"Hai, semua! Kalian bahas apa? Lihat aku ganteng, 'kan? Iyalah kan aku orangnya baik dan ganteng, hahaha!" Mereka semua tersentak kanget melihat tingkah Eden yang berubah menjadi ... aneh.
Yeuy, aneh bet lu anak kutub.
"Kouga jadian sama Yuna ya? Wah selamat! Aku senang kalian jadian." Eden dengan wajah tidak berdosanya itu tersenyum ke arah mereka berdua.
Kouga udah keringatan sambil mengingat memori yang tersimpan di kepalanya.
Sedangkan Yuna, tingkat kekesalannya masih satu. Jadi, Eden masih selamat.
"Wih, Souma! Kamu bau dan aku wangi hahaha! Emang singa itu ga pernah wangi ya?" Eden pun pergi mengambil air dengan membawa baskom lalu menyiram souma sampai basah kuyub.
"Hahaha! Kasihan banget!" tawa Eden sambil mengarahkan jari telunjuknya ke Souma. Souma hanya tersenyum kecut.
"Hah, Eden sehat kah?" batin Ryuho.
"Kenapa harus air astaga," batin Souma mencoba bersabar.
"Eh Yuna, rambut lo bagus kayak kunti! Hahaha!" Eden menarik rambut Yuna dan membuat pemilik rambut tersebut marah.
Because Yuna itu sayang banget dengan her hair. Amarah Yuna pun memuncak dan dia siap-siap ingin meninju Eden.
Kalau bisa ya, readers bayangkan saja ada kilat dan cahaya merah dari mata Yuna yang selaku adalah elang. Wih, tambah tajam tuh mata.
Langsung saja Yuna meninju Eden sampai ke kuil sagitarius.
"SHANAROO!"
Eh, ulang! Salah fandom bodo.
"Ku melarikan diri saja," batin Haruto yang melihat Yuna berapi api padahal cosmo-nya angin.
"Harus selamat!" batin Souma
"Kubuatin aja deh teh buat Yuna selesai kelahi dengan Eden," batin Ryuho kembali ke rumahnya.
"Lari ah, daripada kena amuk," batin Kouga yang udah lari seperti dikejar setan
"AQUILA!"
"Selamatkanlah aku," batin Eden.
"SPINNING PREDITION!" Yuna menendang Eden sampai ke kuil sagitarius.
Lalu, saat di kuil sagitarius ditemukan mayat- eh tubuh Eden yang tid- eh masih bernyawa butpinksun.
"Wah! Eden! Seiya lihat! Bantu aku!" teriak Shun sambil berusaha membawa tubuh Eden
"Astaga! Siapa yang membuat Eden begini?" Seiya terkejut dan membantu Shun membawa Eden.