Dare [Haruto]

260 24 43
                                    

"Gue dapat dare kan? Ngaku lo!" Haruto menarik kerah baju Zuya yang mahal-- alias murah sambil membentak-bentak dengan tidak santuy. Zuya yang tidak terima karena kerah bajunya ditarik dengan tidak elit pun membalas, "Ngajak gelud, lo?"

Haruto melepas cengkramannya. Percuma kalo Zuya dilawan, yang ada gak bakal kelar-kelar kayak Ipul Ipil naik kelas.

Gak mungkin.

Zuya menghela nafas pendeknya, "huft, iya lo dapat dare." Haruto membelalakkan matanya, "Serius lo?!"

Zuya mendecak kesal, demi apa kenapa dia harus berhadapan dengan serigala jadi-jadian ini? Kalau boleh, Zuya mau lempar dia ke saturnus.

"Iya! Kenapa emang?!" Haruto menyatukan kedua telapak tangannya dan sujud di depan Zuya. Sedangkan Zuya hanya memasang wajah-wajah tampang tak berdosanya.

"Please, Zuy. Lo hapus aja kertas jahanam itu, gue janji bakal turuti apapun keinginan lu asalkan gue gak dapet dare. Gue gak mau bernasib buruk kayak Kouga, Yuna, Souma dan sebagainya. Please, tolongin!"

Waduh, tidak kalem gitu ya, Mas Haruto.

Zuya mengelus dagunya seperti sedang mengelus jenggot yang padahal gak ada. Senyum jahil tercetak di wajah mulusnya, "boleh."

Haruto bahagia, senyum terlukis di wajahnya. "Serius? Apa keinginan lo?" Zuya tersenyum creepy.

"Kerjain dare-nya atau kepalamu kutebas."

Sama aja.

Akhirnya Haruto dapat dare gaes Stardust_Aries1

Akhirnya Haruto dapat dare gaes Stardust_Aries1

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Dare dari siapa pula ini." Haruto menunjukkan mukanya dengan sangat tidak elit setelah membaca kertas berbahaya. Setelah ini, Haruto pun yakin bahwa semua readers pasti menginginkan mereka ternistakan.

"Udah-udah. Gak usah tatap-tatapan sama kertasnya. Ntar kalian jatuh cinta."

Halah.

"Yodah, aku pergi. Jangan rindu, rindu itu berat. Biar kau saja." Seketika itu juga ditemukan seekor serigala jadi-jadian melayang di udara dan mendarat dengan tidak elitnya di depan rumah Haruto.

Bapaknya yang melihat anaknya itu masih tiduran di tanah pun menghampirinya, "Amboi. Mau tidur di luar?"

"Bukan itu--" seketika Haruto ingat. Dia harus jalanin dare-nya. "--Iya, Yah," ucap Haruto.

"Agak sialan gitu dare-nya," makinya dalam hati.

"Yaudah, kamu tidur di luar. Bye guys, hi ladies!" Ayah Haruto pergi sambil mengibaskan rambutnya bak iklan sampo sanslik. Haruto hanya termenung meratapi nasibnya.

Karena sudah terlalu lama termenung, dan Haruto tidak mau tiba-tiba kesambet setan ia pun memutuskan untuk masuk ke rumah. Saat berada di ruang tamu, Haruto menemukan segerombolan temannya yang duduk di lantai rumahnya. Salah satu temannya pun berkata, "Haruto, nge-band yuk!"

Awalnya sih Haruto mau bilang iya, tapi karena keingat dare laknat dari seseorang yang ingin didatangi Haruto setelah dare-nya usai pun terpaksa mengatakan 'tidak'. Tapi karena temennya bersikeras mengajak Haruto untuk nge-band, akhirnya Haruto menyetujuinya.

Dengan syarat.

Mereka akan nge-band di kuburan nanti malam.

Entah apa yang merasuki temannya itu, dengan gobloknya mereka berkata 'iya' dengan serempak.

Haruto hanya mengelus dada. Lelah hati abang.

Seketika bapaknya Haruto pun berteriak memanggil namanya, "Haruto anak laknatku. Sini, pijitin bapak!"

Tadinya mau bantah omongan bapaknya. Tapi karena lagi-lagi keinget dare ya terpaksa iyain toh. Daripada nanti jadi anak durhaka nantinya kan bahaya.

Dengan segenap tekad yang masih tersisa, Haruto melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruang tamu menuju kamar bapaknya. Sampai disana, Haruto menemukan bapaknya yang sedang mijit-mijitin kakinya. Dengan menggunakan kesadaran yang tersisa, Haruto pun duduk di dekat bapaknya dan mengurut kakinya.

"Nah gini dong, urut lebih keras." Haruto hanya diam. Lelah kokoro Haruto.

Udahlah. Skip sampai malam ajah.

Dan disinilah Haruto bersama anak ayamnya. Ehe

"Nah, udah semuanya kan?" tanya Haruto dan dijawab dengan anggukan temannya. Haruto tersenyum lalu mulai bernyanyi.

Yume naraba..

Eh

Salah.

Maap.

Ulang ya

Tu wa ga pat.














Kosong?

















Coba lagi















Huum kebawah lagi






















Yey.
























Blom nyampe--












"SEPERTI MALAM MINGGU YA SAYANG." Ini tuh si Mas Haruto yang nyanyi, sebagai main vocal dalam grupnya. Alasan mereka memilih lagu ini? Ya, karena malam minggu terus ga punya ayang.

Kayak kalian, hehe.

"SEPERTI MALAM MINGGUU!" Teman-teman Haruto yang tadinya protes karena gamau nyanyiin ini malah jadi yang paling bersemangat nyanyiinnya. Awalnya sih ga setuju karena mereka menganggap lagu dangdut kurang ganteng untuk grup mereka yang isinya cogan semua. Eh, setelah dipaksa dan disogok miksu Neng Yuna malah semangat.

"CINTAKU PADAMUU YA SAYANG!" Haruto yang tadinya lumayan kalem makin lama makin diliat mulai menunjukkan jati dirinya yang asli. Sekarang sudah berjoget sambil berayun dari satu pohon ke pohon yang lain.

Emang kalau anak musik itu harus benar-benar menghayati musik.

"BAGAI MALAM .... TAK BERLALU!"

Haruto yang masih asik menyanyikan lagu itu, malah dikejutkan karena ada sekelompok bayangan yang menepuk pundaknya.

"Mas jangan keras-keras ya nyanyinya. Anak saya si tuyul nangis ini hihihi," ucap sosok itu dengan nada suara yang pelan. Temannya udah mulai agak syok, Haruto malah liatin sosok itu dari atas sampai bawah.

Penampakannya sih seperti wanita yang mempunyai rambut panjang sampe menutupi wajahnya sambil menggendong bayi yang botak. Ea, licin banget. Diliat-liat kok malah ga keliatan.

"Iya, nih. Saya juga gak bisa tidur jadinya," ucap seseorang yang badannya kek dibalutin oleh matras padahal bukan matras. Udah ketemu Mba Kun malah bertemu Mas Po, emang terkadang sesuatu itu terjadi dengan tiba-tiba.

Karena mereka masih waras, alhasil mereka lari terbirit-birit sambil menggendong peralatan musik yang beratnya nyampe 50 ton.

Seketika itu, Haruto dan teman temannya mendapat teguran sehingga mereka demam selama satu minggu.

- In your mind, 26 March 2023.

Ask And Dare [Saint Seiya Omega]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang