Menjauh

277 30 3
                                    

Kangen



Adalah kata pertama yang diucapkan jimin saat yoonji mengangkat panggilan dari pria itu.



"Lo berusaha menjauhi gue kan ji? Apa gue ada salah sama lo?



Tadi siang gue dateng ke kafe tante baekhi, dia bilang lo udah gak kerja disitu lagi. . . kenapa gak cerita ke gue?"



Yoonji menghela nafas, mencoba menjawab pertayaan dari sahabatnya itu.



Jari yang tadinya sedang menulis diatas kertas kini beralih memijat keningnya yang sedikit pusing.



"Yoonji minta maaf jim, yoonji hanya sedang mempersiapkan diri agar ulangan nanti nilai yoonji tidak merosot, . .
Yoonji hanya bergantung dengan itu agar bisa terus sekolah"



Suara helaan nafas terdengar diseberang telpon. Jimin pasti kecewa padanya.



"Yaudah kalau gitu, terserah lo aja . . .



Padahal gue butuh lo ji, gue ingin curhat"



Jimin tak mendengar jawaban dari gadis itu. Ia melanjutkan perkataannya.



"Gue pengen putusin seulgi"



Kalimat itu berhasil membuat yoonji merespon ucapan jimin.



"Jimin jangan putusin seulgi, dia itu gadis yang baik" jawab yoonji penuh penekanan. Gadis itu tampaknya menutupi sesuatu.



"Gue tau dia baik ji, tapi lama kelamaan gue nya nggak nyaman sama dia. Dia selalu mencoba ikut campur semua urusan gue"



"Mungkin dia seperti itu karena tidak mau kehilangan jimin. Semua itu ada alasannya nya jim"



Yoonji menunggu jawaban dari jimin namun pria itu tidak berbicara. Hanya deru nafasnya yang terdengar.



"Jim . . . Halo. . . ,??"



"Gue ngantuk ji, kita bicara besok aja"



Tut . . Tut. . .tut



Panggilan itu dimatikan jimin secara sepihak tanpa menunggu persetujuan yoonji.
Gadis itu menatap sedih ponselnya.



"Maafin yoonji karena ini satu satunya cara agar perasaan yoonji pada jimin bisa pelan pelan menghilang"

DISTURBANCE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang