5.

742 133 119
                                    

Jangan lupa vomet
.
.
" Menangislah,
karena air mata Bukan tanda kelemahan.
Tetapi bukti,
Bahwa kita masih memiliki perasaan. "
.
.

Fradella, gadis cantik itu sudah siap berangkat sekolah, dangan jepitan kupu² biru terpasang sempurna di rambut yang di gerai sepunggung itu.
Dengan segera mengambil tas sekolahnya dan menuruni satu persatu anak tangga dengan perasaan riangnya, menghampiri keluarganya yang sudah bersiap di ruang makan.

"Pagi yah,bun,bang ellon" sapa ku pada semuanya.

"Pagi sayang/dek" sahut mereka bersamaan.

Kami pun melakukan ritual sarapan tak boleh ada obrolan di meja makan ketika makan berlangsung, itu sudah menjadi kebiasaan keluarga ku.

"Nanti siang ayah bunda ada kegiatan di luar kota, kamu mau ikut" ucap ayah pada ku memecah keheningan.

"Enggak yah,lagian della kan juga sekolah" tolak ku.

"Tapi kami lama loh sayang, bunda gk tega ninggalin putri bunda ini" timpal bunda.

"Kan ada bang dellon bun"

"Yaudahlah, kamu hati² selama ayah dan bunda gk ada dirumah dan kamu dellon jaga adik kamu jangan keluyuran aja, kalau ada apa-apa telpon bunda langsung" titah bunda pada kami.

"Iya bun" ucap ku dan bang dellon bersamaan.

"Yaudah kami berangkat dulu yah bun" pamit kami

"Iya hati² ,semangat sekolahnya" ucap bunda.

******

Della menatap sebuah motor sport terparkir di pagar rumahnya, senyunnya mengembang ternyata kakelnya tsb menepati janjinya semalam.

"Itu kan verro,tumben pagi-pagi kesini" heran bang dellon.

"Emm...itu anu bang" gugup ku.

"Wah...jangan-jangan mau jemput adik abang yang satu ini" goda bang dellon pada ku.

"Apaan sih bang"elak ku.

" yaudah sana kasihan tu bocah nunggu lama" perintah bang dellon, aku menggangguk dan segera melangkah keluar pagar.

"Maaf kak lama nunggunya"tanyaku hanya dibalas anggukan, serasa ngomong sendiri. Segera kududuki jok belakang.

"Pegangan" mendengar itu della segera beroegangan di jok belakang.

"Udah,yuk berangkat kak" ucapku.

"Udah kata lo,pegangan yg bener ntar gue dibilang buang sampah sembarangan" ujar kak verro sambil meletakan tanggan ku melingkar di perutnya. Aku hanya menampakan raut wajah bodoh. Tunggu apa katanya tadi buang sampah sembarangan enak aja.

"Enak aja,aku disamain sampah" kesalku sambil memukul pundaknya sekilas.

"Haha...bercanda pacar" meskipun dengan nada datar pipiku terasa panas dg kalimatnya tsb.

MY BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang