III. BFG and Matilda

1.7K 227 32
                                    

Ketika Donghyuck mendapat kesempatan berkunjung ke rumah Mark, yang ternyata tidak jauh dari rumahnya, dia bertemu dengan ibu dan kakak laki-laki itu. Meski Mark tidak rela mengajaknya ikut bermain ke rumah, Donghyuck bersyukur karena dia bisa segera akur dengan Johnny, kakak Mark yang menyenangkan. Dia jauh berbeda dari adiknya. Ini bukan karena faktor memiliki ayah yang berbeda. Johnny sangat santai, memiliki selera musik yang keren, cara dia berbicara pun begitu memesona.

Mungkin Johnny adalah laki-laki pertama yang Donghyuck sukai. Entahlah.

Tapi, dia tidak bisa berhenti membicarakan betapa mengagumkan pria itu. Jaemin menyemangati, setuju bahwa tubuh Johnny memang sangat menarik. Sementara Renjun dan Jeno menertawai Mark yang semakin sengsara karena Lee Donghyuck.

Rasa sukanya pada Johnny hilang seketika saat dia mendapati pria itu mencium seorang wanita di depan gedung apartemen. Karena dia ketahuan mengamati, Johnny mengajaknya makan tteokbokki. Padahal Donghyuck ingin mengganggu Mark yang besok memiliki jadwal ulangan.

"Berhenti mengganggu adikku," Johnny mengatakannya dalam nada serius. Yang tidak pernah ia dengar sebelumnya.

"Aku sudah meminta maaf. Tapi dia angkuh sekali, menolak permintaan maafku!"

Johnny menyerahkan cup tteokbokki yang sudah siap pada Donghyuck. Sementara ia mengambil odeng dan memakannya sampai habis. "Memang siapa yang bilang kalau ucapan maaf itu wajib dibalas dengan 'dimaafkan'?"

Donghyuck mengernyit, tidak mengerti pada kalimat dewasa dari Johnny.

"Kupikir...." Kalimat itu putus begitu saja, bersembunyi malu di balik mulut Donghyuck yang penuh dengan kue beras pedas.

"Apa?"

"Tidak. Itu tadi pacar Hyung?"

Johnny kini menoleh, menatap wajah teman sang adik yang tidak sampai sepundak pria itu.

"Yah. Mungkin."

"Maksud Hyung?"

Tangan besar hangat Johnny menggusak rambutnya gemas. Dia hanya membalas dengan tawa dan kata singkat, "Naif".

...

Donghyuck pikir setelah kejadian malam itu, hubungan mereka akan menjadi canggung. Tapi, Johnny tetap menyambutnya dengan riang.

"Hai, Hyuck. Mengganggu adikku lagi?"

Masih tidak percaya akan sikap Johnny, Donghyuck hanya menggeleng.

Dia masuk, menemui ibu Mark tengah mengusap-usap kepala anak bungsunya yang berbaring di paha wanita itu. Enak sekali. Donghyuck mengungkapkannya keras-keras.

"Ah, aku membawa oleh-oleh dari ibuku. Eommonim! Aku juga mau diusap-usap seperti itu," katanya tidak tahu malu. Mark juga mengatakan hal serupa.

"Memang ibumu di rumah tidak akan iri anaknya malah bermanja-manja dengan ibu orang? Orang yang kau benci pula!"

Donghyuck sudah mendorong tubuh Mark, dia meletakkan kepala di paha Ibu Mark yang begitu mudah menyetujui permintaannya. Menjulurkan lidah, mengejek, Donghyuck kemudian memejamkan matanya.

"Ah, enak sekali jadi Mark Hyung."

Mark masih menggerutu, melangkah ke arah dapur.

Donghyuck membuka mata, menatap wajah ibu dari temannya. "Lagipula, aku tidak membenci Mark Hyung, kok."

"Ya. Eommoni tahu. Johnny juga tahu."

Dia mengangguk-angguk senang, memang Mark Lee bodoh.

Bye My FirstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang