Ketegangan tiba-tiba terjadi antara Taehyung dan Ara. Pasalnya, kini Taehyung benar-benar menjemputnya dan sekarang sedang berhadapan dengan Hoseok. Rasa malu yang Ara rasakan tidak sebanding dengan rasa bersalahnya. Sebab, tidak seharusnya Taehyung bertemu dengan papanya.
Para serintil kakak beradik itu masih duduk anteng bermain tanpa mengubris sekitar. Tempat bantuannya sekarang adalah Jungkook. Meminta Jungkook untuk menghentikan Hoseok, karena ia yakin pak tua itu pasti akan bicara yang macam-macam.
"Jadi, ini yang sering Ara omongin tiap hari." Guman Hoseok
"Apa?" Kejut Taehyung.
Ara diam-diam meringis pelan. "Pa, udah ya...kita mau pergi."
Seketika ia terus menatap Taehyung dengan memberi isyarat jika mereka harus pergi sekarang. Tapi, pria tampan itu lebih memilih diam dan bersikap sopan.
"Mereka anak kamu? Namanya siapa?"
Mata berbinar Hoseok tak bisa bohong jika ia juga menginginkan hal ini. "Hei sini sama kakek!" Serunya yang membuat Ara meringis lagi.
"Ya allah! Pa, jangan lebay deh kakek-kakek—"
"Gak papa, sini nak kenalan sama papanya kak Ara."
"Om!" Sentaknya ikut kesal.
Kedua anak itu menurut saja, ia malah terlihat senang karena menurut mereka Hoseok itu lucu. Taehyung bahkan ikit terkekeh pelan saat melihat interaksi mereka. Sedangkan Ara hanya bisa menghela nafas pelan.
Jungkook pun sudah pergi lagi kemarnya. Kini hanya ada mereka berdua duduk di ruang tahu. Ketiga orang itu sudah beralih ke dalam rumah sambil nonton kartun larva.
"Kayaknya, gak jadi pergi."
"Hah?"
Maafkan kebolotan Ara, tapi seketika ia paham apa yang Taehyung maksud. Kini anak-anak itu malah asik main bersama papanya.
"Iya, deh kayanya gak jadi." Kekehnya canggung.
"Maaf, ya om anak—"
"Kenapa harus minta maaf?" Potong Taehyung.
"Kayaknya suka banget motong omongan orang, pantes aja separuh hati aku juga ikut terpotong."
"Ngomong apa si kamu Ra..." Bukan sekali dua kali gadis ini terang-terangan menggombalinya.
Ara tertawa lepas, "iya, deh maaf om..."
"Untuk apa lagi?"
"Maaf udah buat hati om terguncang." Kekehnya lagi.
Taehyung hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkahnya. Ia tahu ini hanya candaan biasa tapi jangan sampai ia memasukkannya ke hati juga, kan bisa gawat.
"Anak-anak kita ga jadi pergi, nih?" Tanya Taehyung dari depan pintu.
Tidak ada jawaban. Baiklah, kencan ia dengan anak-anak hari ini batal. Taehyung pun berjalan lagi mendekati Ara. Tapi, kali ini tidak ingin duduk.
"Ikut saya." Titah Taehyung.
"Kemana om?"
"Nyari makan buat mereka."
"Oh, kirain nyari gedung nikah." Kekehnya pelan.
Sekian kalinya Taehyung cuman bisa menghela nafas pelan dan geleng-geleng kepala. Ia tidak tahu keberanian seperti apa yang Ara miliki. Gadis itu sangat terus terang.
-
Sekarang mereka sudah berada di dalam mobil. Kini Taehyung bingung ingin membeli apa untuk dimakan. Tapi, seketika ia teringat jika kini ia punya Ara yang dapat di andalkan dalam urusan anak-anak.
"Akhir-akhir ini anak-anak suka makan apa?"
Ara berpikir sebentar, "brownies gepeng om. Sampe abis dua toples di cemilin kemaren."
"Hah?"
"Ih, masa ga tahu?"
"Itu, lho brownies yang dijual di perempatan kompek tempat om tinggal." Lanjutnya.
Taehyung beroh ria. Walaupun, ia masih tidak tahu. Tentu saja, mana pernah ia membeli hal-hal yang seperti ini. "Tolong tunjukan jalannya."
"Jalan kemana?"
"Ke tokonya."
"Ga sekalian ke jalan menuju hati ku?"
Astaga, rasanya kesabaran Taehyung sudah menipis baru setengah hari tapi sudah beberapa kali ia di gombali gadis ini. "Kamu tidak ingin saya —."
"Serius banget si om, chill kayak anak muda." Potongnya, ia tahu apa yang akan Taehyung katakan.
"Tapi, kalo mau serius aku siap kok!"
LAGI!
-
Hari ini Taehyung merasa sangat capek, energinya terkuras habis menghadapi tingkah Ara yang sangat berani. Bukannya, ia tidak nyaman hanya saja ia tidak terbiasa dengan candaan seperti itu. Ia tumbuh dengan lingkungan yang berbeda dengan gadis itu. Ia hanya mengetahui hal-hal yang serius.
Sedangkan gadis itu, Taehyung cukup penasaran. Ia ingin bertanya tapi ia tak bisa. Ia tak terbiasa seperti Ara. Mungkin ia masih butuh waktu. Untuk sekarang ia tidak memikirkannya tapi tidak tahu jika nanti.
"Pa, besok-besok kita main ke rumah kak Ara lagi ya?" Bujuk Savana.
Taehyung hanya tersenyum sambil mengangguk. "Kayaknya seru banget, sampe lupa sama papa."
Savana tertawa, "mereka baik banget sama aku. Sungwoon juga tadi mau nangis pas papa pergi sama kak Ara tapi kakek langsung ngajak Sungwoon ngeliat ayam warna-warni milik kakek."
Taehyung mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut anaknya. Ia juga tahu jika keluarga Ara memang sebaik itu pantas saja Jungkook sampai tidak mau pulang ke rumah.
"Baiklah, kalau papa libur kita kesana lagi."
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Taehyung!
Fanfiction[REVISI !!] "Ayo, kita nikah om!" I'm sorry I wrote it while closing my eyes it became like this