Menghela nafas pelan, perasaan baru kemarin hidupnya berjalan damai. Tapi, kenapa hari ini ia merasa sangat galau? Tidak salah lagi, penyebabnya adalah Kim Taehyung. Sepertinya, usaha yang ia lakukan tidak berhasil meluluhkan hati Taehyung.
Jika di pikir-pikir itu sesuatu yang mustahil, ia juga bingung dengan apa yang ia lakukan selama ini. Walaupun, ia sudah dekat dengan anak-anak dan ibunya Taehyung bukan berarti ia bisa menjadi dekat dengan om ganteng satu itu.
Ia penasaran apa yang Taehyung rasakan selama ini, ia ingin tahu apa yang Taehyung lakukan jika tidak ada dirinya, ia ingin tahu apa yang Taehyung makan, apa yang Taehyung lakukan setiap malam. Well, ia ingin tahu semuanya.
Tidak tahu kenapa dirinya bisa seperti ini. Jika ia bisa mengubahnya ia ingin sekali, tapi ini semua di luar kendalinya. Satu-satunya yang ia yakini sampai saat ini hanya ingin mengikuti apa yang dirinya inginkan. Jika sudah tidak ada keinginan tersebut ia akan berhenti sendiri.
"Jung, om Taehyung orangnya kayak apa?"
-
Dari barisan kata yang ia dengar, ia hanya dapat menyimpulkan satu hal. Kim Taehyung tipe manusia yang tidak bisa mengungkapkan isi hatinya. Pria itu kaku dengan perasaannya dan dirinya sendiri. Ia lebih mementingkan perasaan orang yang ia sayang di bandingkan dengan dirinya, lagi.
Setelah ia pikir-pikir ternyata itu benar, selama ini Taehyung tidak merespon lebih candaannya. Pria itu bahkan jarang tersenyum. Ara hanya melihatnya beberapa kali.
"Gue si gak mau ngespill lagi, lu liat aja nanti kalo udah lama kerja sama dia." Ucap Jungkook.
Kebiasaan, semakin Jungkook berkata seperti itu semakin menggebu-gebu dirinya ingin tahu. Tapi, sepertinya tidak bisa. Dirinya masih terbilang jauh untuk saat ini.
"Om Taehyung gak ada cerita apa gitu tentang gue?"
"Dih, pede lu tod. Gak ada lah, gila ya lu..." Ejek Jungkook sambil tertawa terbahak-bahak.
Bisa-bisa, Ara berkata seperti itu. Panggung komedinya sangat terhibur. Mendengar ejekan tersebut dengan senang hati tangannya menempeleng kepala Jungkook.
"Anjir, gak sopan lu." Kata Jungkook.
"Gue serius, udah mau nyerah ni gue..." Lirihnya.
"Lagian, lu ngapain ngambil hati si kerjaan gini doang. Sepupu gue tu anti sama cewek."
Percuma saja, walaupun Jungkook merasa kasihan tapi itu semua kenyataannya. Ia tidak ingin membuat Ara senang sesaat. Bahkan ia tahu, sedekat apapun Ara dengan keponakannya bukan berarti Taehyung luluh begitu saja.
Sepupunya itu gila.
"Orang kayak Taehyung gak cocok di jadiin suami—"
"Lu kalo ngomong yang bener!" Potong Ara sambil nyubit pinggang Jungkook. "Sepupu lu itu bego, kayak udah bener aja idup."
Pria itu meringis pelan, "dengerin gue klo gak mau sakit hati."
Menghela nafas pelan, bukannya mendapat jalan keluar berbicara dengan Jungkook malah tambah sesat.
"Udah, ah mending anter gue ke rumah om Taehyung."
-
Ara POV
Ah, akhirnya Jungkook masih mau nganterin gue. Hari ini jadwalnya masuk sore sampe malem. Walaupun, kerjaan gini doang gue ada shift-nya cuk...
Yang pasti gak bawa tangan kosong doang ke rumah calon suami. Gue juga udah bawa beberapa bahan makanan, ya itung-itung belajar ngasih anak makan.
Karena kita udah sampe, jadi langsung masak aja ygy. Anak-anak juga masih main, papanya belum keluar dari ruangan kerja.
Lagi, sibuk motong sayur tiba-tiba aja ni si bontot Sungwoon minta gendong. Ni, gimana si nak ntar kecolok pisau gak jadi nikah gue.
"Kakak, masak dulu ya..." Kata gue.
Tapi, dia malah geleng sambil pengen nangis. Kan gawat kack, ntar papanya marah kena pecat gue.
"Yaudah, sini sambil liat kakak masak."
Sungwoon nyengir aja, dia gak banyak omong kayak om Taehyung. Kayaknya, dia ngantuk deh tapi gak taulah. Karena gue kerepotan akhirnya nyusul om Taehyung yang lagi kerja.
Gila si, sexy banget ngeliat dia mainin laptop mana fokus banget lagi.
"Kenapa?"
Heh, dia ga liat apa gue lagi gendong anaknya sambil megang cedok nasi?
"Tolongin dulu om, aku mau masak."
Buset, udah kayak ngadu ke suami. Mana om Taehyung langsung gercep nyamperin gue.
"Siapa yang nyuruh masak?"
Nih, om-om tua gimana si bisa punya anak dua. "Om gak liat, ya anak-anak pada kelaperan?"
Tumben banget ni bapak gak perhatian ke anak. "Kerjaan om numpuk, ya?"
Ya, si kerjaan gue cuman nemenin mereka main tapi kan kasian ni bocil-bocil gak makan.
"Astaga, saya lupa." Ringisnya pelan.
"Udah om temenin mereka dulu, biar aku yang nyiapin makanan."
Gue kasihlah si Sungwoon ke bapaknya, tapi kenapa ni gak mau dianya. "Sungwoon ikut papa dulu, ya?" Kata gue.
Dianya gak mau cuy, bapaknya juga udah bujuk masih gak mau. Mangkanya om mending cepet nikahin gue.
"Yaudah, biar saya yang masak kamu jagain mereka."
Hah, apanie?
"Emang bisa, om?"
Bukannya jawab malah, ninggalin gue yang masih gendong Sungwoon dengan segala kebingungan. Yaudah, lah ya kita pergi main aja.
"Ra, kamu bantu juga sini saya gak tau mau di apain aja."
Duh, si om-om masih malu-malu nih. Sambil gendong Sungwoon gue nyamperin om Taehyung.
"Papa papa papa..."
"Apa sayang?"
"Papa masak apah?"
"Nugget, suka kan? Nanti kita makan sama-sama ya?"
Sungwoon cuman bisa ngangguk doang gak ngerti, "minyaknya udah panas masukin aja om."
"Semuanya?"
"Iya, dong."
Duh, lucu banget si ngeliat orang ganteng masak. Mana takut-takut gitu masukin nugget ke minyak. Kita aja sampe ketawa ngeliatnya.
Ya, seperti biasa bapak satu ini gak senyum sama sekali. Emang minta di jitak. Tapi, kan sayang. Nih, kapan kita jadiannya ya om udah mau episode 9.
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Om Taehyung!
Fanfiction[REVISI !!] "Ayo, kita nikah om!" I'm sorry I wrote it while closing my eyes it became like this