Part 16

5.5K 206 7
                                    

"... Aku minta sama kamu, jangan sakiti aku seperti dia menyakiti hati istrinya."

.
.
.

AUTHOR POV.

Terkadang, ada hati yang harus dijaga demi sebuah perasaan. Tapi keegoisan, membuatnya harus buta sementara.
Dani kini sadar, istrinya lah wanita yang paling sabar. Sabar menghadapi kesalahannya. Wanita yang terbaik yang tidak akan meninggalkan dirinya disaat dirinya sedang di uji oleh sebuah nafsu dunia. Merpati saja yang terbang tinggal nan jauh di mata, mereka tahu kapan akan pulang. Begitu pula Dani, ia menyadari bahwa sebaiknya ia kembali pada yang sah saja. Percuma jika dia memilih Nadia. Kenapa percuma? Secara, Nadia masih gadis dan energik. Tapi sungguh, Dani tak ingin meninggalkan istrinya demi yang baru ia kenal. Sedangkan istrinya sudah bertahun-tahun ia kenal.

"Mah, izinkan papah memperbaiki semuanya ya. Papah nggak mau kehilangan mamah. Papah sayang sama mamah," ucap Dani pada istrinya yang kini sedang berkaca-kaca. Dani telah menjelaskan bahwa dirinya memang mencintai Nadia. Memang Dani tak ingin kehilangan Nadia, namun kehilangan itu tak berarti jika dia merelakan istrinya pergi. Jadi, istrinya lah yang lebih berharga.

"Aku cuma nggak habis pikir aja, atau mungkin aku yang terlalu bodoh?"

"Mah, jangan salahkan dirimu. Papah kan udah bilang khilaf. Papah janji, akan ninggalin Nadia demi keluarga kita tetap utuh."

Rinda mengulum bibirnya menahan tangis yang kini terasa sesak di dada.
"Kemarin kamu bilang kayak gitu, tapi masih diulangi lagi. Kalau aku jadi ke Batam, pasti kamu tetap main diam-diam. Iya, 'kan?" hardik Rinda padanya.

Dani menunduk dan bersimpuh di hadapan istrinya. Menciumi punggung tangan Rinda dengan penuh kasih sayang dan rasa yang tak ingin kehilangan.

"Mah, kemarin memang aku masih bohong. Tapi tolong, beri aku kesempatan untuk membuktikannya. Aku nggak akan berhubungan lagi dengan Nadia. Kemarin, aku hanya belum siap saja kehilangan dia."

"Apa?! Belum siap? Tega banget kamu ya, menyakiti aku demi nafsumu!"

"Mah, nggak ada orang yang ingin melakukan kesalahan terus menerus. Begitupun papah."

"Yaudah, aku nggak mau mengeluarkan banyak air mataku. Aku nggak mau mengeluarkan banyak tenaga karena masalah ini. Terserah kamu, apapun yang kamu lakukan aku beri kesempatan lagi untuk percaya denganmu. Tapi ... Jika kamu mengulangi lagi. Berarti kamu emang gak pantes untukku," jelas Rinda panjang lebar. Dani mengangguk lalu tersenyum.

"Kita perbaiki semuanya, mah. Papah akan jadi suami yang setia dan siaga. Bagaimana pun juga, kamu adalah satu-satunya wanita yang aku perjuangkan selama tiga belas tahun ini," Dani menarik Rinda ke dalam pelukannya.

"I love you, mah."
"I love you, too."

***

Bunyi kicauan burung itu, menemani mereka berdua yang tengah terdiam tak berkutik. Dani dan Nadia, bertemu di sebuah danau karena ada yang akan mereka perbincangkan. Bahkan jauh dari keramaian.

"Kak."
"Dek."

Ucap mereka bersamaan. Membuat mata hitam Dani dan mata coklat Nadia bertatapan. Mencoba mencari cinta. Memang benar, keduanya saling cinta. Tapi cinta yang terhalangi oleh cinta yang sah. Cinta mereka cinta terlarang. Bukan hal yang mudah jika harus berhadapan dengan yang terlarang. Akan ada banyak hati yang terluka, jika mereka melanjutkan hubungan terlarang itu. Memang sih, menantang. Bagaimana tidak. Bersembunyi dari pemeran utama dalam rumah tangga Dani itu tidaklah mudah. Kenapa Nadia menyukai hubungan yang menantang ini? Sebab, ia pernah merasakan bosan jadi pemeran utama yang selalu diduakan. Ini saatnya dia berubah, jadi Nadia yang tidak pernah tega menyakiti sesamanya.

PRIA BERISTRI (LENGKAP)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang