2

285 69 73
                                    

Haiii..... I'm come back 🙋🙋
Selamat datang di Part 2 cerita Ndut, I Miss U ini.

Sebelum baca cerita ini, aku mau nanya dulu. Gimana kabar kalian hari ini? Yuk komen yuk!! #maksa😂

Buat kalian yang lagi badmood, semoga cerita ini bisa menghibur kalian ya 😊 atau kalo mau baca cerita humorku, bisa mampir di cerita aku yang judulnya "3 Anak Alay". Semoga bisa terhibur dicerita itu.

Seperti biasa ya, tolong temen-temen tandai jika ada typo dan kalimat ambigu 😂

Jangan lupa juga, vote, comen, dan share cerita ini ketemen-temen kalian lainya yaa...

Happy reading~
.
.
.
Setelah dua hari berada dikantor. Aron kembali kerumah dengan keadaan wajah dan pakaiannya yang kusut. Lelah. dan ingin segera rebahan. Itu yang sangat aron inginkan saat ini.

"Mas, Akhirnya kamu pulang juga." seru bunda dari sofa yang berada diruang tamu.

"Iya bun." sahut Aron pelan. Setelah menyalami tangan Ibu dan Ayahnya. Aron hendak beranjak dari ruang tamu.

"Eh eh, mau kemana? sini dulu, ada yang mau bunda omongin sama kamu."

"Bun, biarkan aron istirahat dulu." ujar ayah kalem menegur istrinya.

"Gak bisa ayah. Bunda udah terlanjur kesel gini."

"Bun dengerin ayah. Aron capek. Jangan bebanin pikiranya dulu, biarin Aron istirahat."

"Yah!! mau sampai kapan sih? Tau ah. Bete bunda liat ayahmu itu!!" seru bunda ketika melihat wajah ayah yang hendak memprotes bunda kembali. segera bunda letakkan majalah yang dipangkuanya keatas meja disudut kursi yang di dudukinya. menghentakkan kaki menuju lantai atas.

Hal seperti ini bukan hanya sekali dilihat oleh Aron. sendari dulu, saat Ia dan Almarhum adiknya kecil. Bunda dan Ayah sudah sering berantem karna hal-hal yang sebenarnya sangat sepele. yang kadang membuat Aron tak habis fikir. Bagaimana dua orang dewasa, terkadang bisa lebih childish dari pada mereka anak-anaknya.

"Bunda kenapa lagi yah?"

"Biasalah bundamu itu, lagi kumat sifat childishnya. Gak bisa kalah dari tetangga sebelah." seru ayah cuek. Melipat koranya.

"Sudah makan kamu mas?"

"Sudah yah, dengan Bintang dikantor."

"Ya sudah. Istirahat kamu. Ayah mau bujukkin bayi besar kita yang lagi ngambek diatas." seru ayah sambil menaikkan dagunya kelantai atas. Mendengar celetukkan ayah, membuat aron tertawa. Sudah taukan? seperti apa ending dari cekcok ayah bundanya itu.

***

Aron melangkahkan kakinya keruang makan. Ayah dan Bunda sudah berada dimeja menunggu Aron untuk makan bersama.

"Pagi ayah, Pagi Bun" Aron mencium pipi bundanya. Duduk disamping bunda dan melingkarkan dasi dilehernya, meminta bunda untuk merapikan dasinya.

Ayahnya hanya mengeleng melihat kelakuan anak sulungnya itu.

"Makanya mas, punya istri. Biar ada yang masangin dasi kamu. Bunda capek ya mas, tiap pagi harus urusin bayi jumbo kayak kamu." seperti biasa. Bunda akan mencerocos aron sambil memasangkan dasinya.

Baru saja aron akan berbicara, bundanya sudah memotong-- "Gak usah ngeles bilang jodoh kamu lagi kesesat atau ngumpet dihati yang lain. Udah bosen bunda dengernya. Kamu udah dua puluh tujuh Aron.  Bahkan sebulan lagi mau dua delapan" tekan bunda pada umur Aron.

"Kapan mau kasih bunda cucu? Liat tu temen-temen kamu yang lain. Si Bintang, udah mau punya anak. Bahkan ada beberapa temen kamu, mau punya anak kedua. Liat kamu? Boro-boro punya istri,  Bawa pacar ke rumah aja enggak pernah."

Ndut, I Miss UTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang