7 || Ini Hoodie Cewek!

38 17 5
                                    

Selamat membaca!!!
Now Playing
Closer - The Chainsmokers ft Halsey

(Dulu)

Pov Anggina
_________________________


Bel istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Aku melangkah keluar kelas untuk mencari Devan. Niatnya untuk mengembalikan hoodie putih ini padanya.

Aku tak ingin ada salah paham disini. Apalagi kalau sampai Ara dan Indah tahu bahwa laki-laki itu meminjamiku hoodie miliknya.

Tadi ketika bel masuk belum berbunyi, Aku mencoba mencarinya. Tetapi Devan tidak ada dikelasnya. Katanya sih ada perlu dengan anggota futsal. Jadilah baru sekarang aku akan mencarinya.

Aku mencari ke tempat-tempat yang memungkinkan dikunjungi oleh Devan. Dari lapangan futsal, perpustakaan, ruang osis, hingga kantin pun Aku tak juga melihat batang hidungnya.

Aneh, apa jangan-jangan dia tidak sekolah hari ini?

Tubuhku tersentak kebelakang karna tarikan seseorang. Punggungku dibenturkan ke sebuah dinding. Sakit rasanya, Aku tidak tahu siapa yang melakukan ini.

"Heh cabe!" Aku membuka mataku dan mendapati seorang gadis yang lumayan ku kenal. Dia perempuan yang saat itu Devan bentak didepan pengunjung kantin. Annisa.

Annisa mencengkram dagu ku. Kedua tanganku dicekal oleh dua orang perempuan yang juga datang bersama Annisa. Pasti mereka temannya.

Tapi, apa salahku sampai Annisa memperlakukanku seperti ini.

Annisa masih mencengkram daguku. Dan melihat sekitar wajahku, seperti mencari sesuatu.

"Jadi ini cewek yang Devan cium?" Tanyanya kepada kedua temannya.

Salah satu temannya yang mencengkram tangan kiriku mengangguk.

Annisa tertawa sinis, menatapku dengan pandangan menjijikan, "Lo pake pelet apa sampe bikin Devan nyium lo?"

Aku terdiam. Jadi, motif atas perbuatannya ini adalah peristiwa itu. Tapi, kan...

"Lo udah ngasih apa aja ke Devan? Uang?! Atau... tubuh lo?!"

Aku mengepalkan kedua tanganku. Mataku rasanya panas. Telingaku berdengung mendengarnya berbicara kotor seperti itu.

Tak pernah menyangka, bahwa orang yang Aku bela didepan Devan ini ternyata lebih buruk dari apa yang Devan lakukan padanya.

Aku berusaha sekuat tenaga melepaskan cengkraman dikedua pergelangan tanganku, dan berhasil.

"Maksud kamu apa? Saya nggak pernah ada niat kotor kayak gitu!" Aku membentak karna rasa amarahku sudah mencapai puncak.

Plak!

Aku memegang pipiku yang terasa panas ketika telapak tangannya dengan bebas melayang. Panas sekaligus perih. Aku ingin teriak, tetapi disini bahkan tidak ada yang lewat sama sekali. Aku baru menyadari bahwa kami ada digudang sekolah yang tak terpakai.

"Lo denger baik-baik!," Tangannya kembali memegang daguku dengan lebih kencang. Nada bicaranya pelan dan menusuk ditelinga ku "...Devan milik gue. Dan gue nggak suka membagi apa yang gue miliki. Apalagi sama cabe gope kayak lo!" Dia menghempaskan wajahku dengan sangat keras.

"Gue peringatin sama lo, jangan berani-beraninya deketin milik gue. Karna gue nggak akan biarin siapapun yang menyentuh milik gue hidup bahagia!"

Annisa dan kedua temannya meninggalkanku setelah puas melampiaskan amarahnya. Antara kesal dan sakit hati dengan ucapannya, Aku memilih meninggalkan gudang tak terpakai ini.

Goodbye (On Going || Belum Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang