Selamat membaca!!!
(Dulu)
Pov Anggina
______________________Aku pulang dengan perasaan amarah yang sangat-sangat besar. Aku kesal benci, dan merasa jijik dengan diriku sendiri.
Setelah laki-laki brengsek itu mencium pipiku didepan banyaknya murid, dan pergi meninggalkanku tanpa mengucapkan beribu kata maaf kepadaku. Air mata seolah berjatuhan layaknya air yang keluar deras dari sebuah keran.
Ini beneran! Yang ada dipikiranku, apakah itu berarti Aku sudah tidak suci lagi? Bagaimana kalau Mama tahu? Bagaimana kalau Ayah tahu? Memikirkan itu semakin membuat air mataku meluncur deras.
Tok tok tokItu Mama. Ini sudah enam jam setelah pulang sekolah Aku tidak keluar dari kamar. Aku yakin, Mama pasti merasa heran kenapa anak gadisnya ini tidak keluar.
"Anggi! Kenapa pintunya dikunci?" Tanya Mama dibalik pintu.
Aku bingung harus bagaimana. Mata bengkak dan hidung yang terus2an mengeluarkan ingus. Bahkan tisu sudah bertebaran disetiap sudut kamarku.
"Anggi ngantuk, Ma"
"Lho? Tumben sudah ngantuk" Ada jeda beberapa saat sebelum Mama melanjutkan, "Anggi nggak mau makan?"
Sebenarnya perutku sudah meronta ingin diisi. Dari sepulang sekolah tadi, perut belum kemasukkan apapun sampai sekarang.
Biarlah, nanti Aku bisa ngambil sendiri jika sudah tidak kuat.
"Nanti aja, Ma. Anggi masih kenyang" Ucapku yang masih belum membuka kunci pintu kamar.
Setelah itu, tidak ada lagi teriakan Mama dari luar. Itu artinya Mama sudah masuk ke kamarnya dengan Ayah.
Aku menghembuskan napas lelah. Apa yang harus ku katakan jika Mama merasa ada yang aneh denganku.
Ini semua karna si cowok sok kegantengan itu!
Dari sini Aku memutuskan bahwa Aku tidak mau lagi mengenal makhluk yang bernama Devano Mahendra! Dasar cowok sialan!
Memaksakan, akhirnya mataku bisa terpejam hingga kantukpun mulai datang.
***
Pukul setengah 6, Aku sudah berada didalam kelas. Sekolah tentu saja masih sangat sepi, siapa yang akan bersedia datang sepagi ini kecuali perempuan yang tidak ingin berpapasan dengan banyak orang karna kemarin baru saja dicium oleh makhluk paling menyebalkan didunia. Anehnya makhluk menyebalkan ini selalu dipuji oleh semua orang. Ah, memuakkan.
Brak!
Telingaku baru saja mendengar suara seseorang yang melompat. Siapa itu? Ingin sekali Aku berjalan kearah jendela dan melihat siapa yang menjahiliku sepagi ini.
Tetapi, ketika tanganku baru saja memegang pegangan pintu, tubuhku spontan tersentak kebelakang ketika mengetahui siapa yang baru saja melompat ke teras kelasku.
"Ngapain kamu?!!" Tanyaku dengan nada yang tidak bisa biasa saja. Aku sangat terkejut melihat makhluk yang sangat ingin ku hindari ini, kini berada persis didepanku.
Makhluk sakral itu menutup pintu kelasku. Aku baru saja ingin menjauh darinya, tetapi urung ketika pergelangan tanganku sudah dicekal olehnya.
"Kita perlu bicara" Perutku terasa diperas kala mendengar suaranya yang datar tetapi berhasil membuatku terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Goodbye (On Going || Belum Revisi)
Fiksi Remaja"Ketika masa lalu kembali kuceritakan" -22 Oktober 2019