"heh han, Eksan mana?"
"Lah? Emang kemana dia?" Handy yang sedari tadi sibuk dengan handphone nya sekarang malah kebingungan dengan pertanyaan Dimas, seingatnya Eksan tadi ada didekatnya.
"Ya mana gue tau, tadi kan sama elu" balas Dimas keheranan dengan sifat sahabatnya ini, Handy jika sudah terfokus pada satu hal tidak akan memperhatikan yang lainya, sepeti saat ini contohnya.
"Tadi ada dideket gue sumpah, sekarang gak tau kemana"
"Bod-"
"EKSAN MANA EKSAN?" Perkataan Dimas harus terpotong oleh teriakan Bagas, memang mereka semua memutuskan untuk membolos, lagi pula mana ada yang bisa menolak kemauan yang paling muda diantara mereka.
"Mana gue tau nyet" jawab Dimas
"Ini kenapa pada nyariin Eksan sih?" Tanya Handy yang kebingungan dengan kelakuan teman-temannya ini
Prang
Suara barang pecah mengagetkan mereka. Dengan tergesa mereka menuju dimana letak suara tersebut berasal.
"Eksan"
"Eh, maaf bang gak sengaja" jawab Eksan disertai wajah bersalahnya
"Lo ngapain sih?"
"Tadi Eksan mau buat teh soalnya pusing dari tadi, eh pas mau dibawa ke depan teh nya jatoh, maaf ya bang"
"San kalo mau teh kan bisa bilang ke kita"
"Tadi kalian kelihatan sibuk, jadi bikin sendiri, eh taunya malah gini, maaf ya bang" jawab Eksan sambil menundukkan kepalanya, wajah Handy membuatnya takut sekarang.
"Lo nakutin dia bego" kesal Dimas dengan perlakuan temanya ini
"Huft, yaudah gak papa sini san biar Bagas yang beresin" kata Handy, wajah itu tak setegas tadi, Handy tidak marah dia hanya khawatir jika terjadi sesuatu dengan Eksan.
Melihat itu Eksan mendekat dan dibawa ke keluar dari dapur oleh Handy. Sepeninggal mereka berdua hanya tinggal Dimas dan Bagas yang ada di dapur.
"Dim, Lo sadar gak sih semakin kesini Eksan semakin kelihatan gak bener"
"Gak bener gimana maksud lo?"
"Ya mental dia kaya jadi lemah banget, dibentak dikit aja langsung siut"
"Iya juga sih, gue sampe bingung masalah apa yang dia hadapi yang bikin dia kaya gini"
"Gue juga gak tau, yang penting dia aman sama kita sekarang"
"Dah lo beresin nih ye, mau pergi gue"
"Sialan lo"
Diruang tengah hanya Eksan dan Handy yang diam tanpa suara,
"Bang? Marah sama gue ya?" Tanya Eksan
"Engga"
"Kok diem terus"
"Lain kali jangan bikin khawatir dek,gue gak suka"
"I-iya maaf"
"Masih pusing?"
"Masih"
"Tidur dikamar gue aja ya?"
"Heum"
"Jawabnya lemes banget san"
"Emang lemes bang, dah lah mau tidur gue"
"Kuat emang jalan ke atas?"
"Engga tau"
"Ck"
Tanpa basa basi Handy gedong Eksan ke kamar, Eksan tidak menolak karena tau dirinya tidak akan kuat untuk jalan ke atas sendirian."Istirahat aja, kalo perlu apa-apa panggil gue atau yang lain"
"Heum"
"Yaudah gue keluar dulu"
Tanpa menunggu balasan dari Eksan Handy berjalan keluar kamar,
"Bang?"
Baru saja ia hendak melangkah keluar namun Eksan memanggilnya
"Apa? Ada yang sakit?"
"Engga, cuma mau bilang makasih"
Tanpa menjawab ia teruskan langkah nya keluar dari kamar itu, sungguh Handy tak kuat jika harus melihat Eksan yang seperti sekarang.
"Jangan sakit dek" gumanya pelan.
Pendek banget:( maaf ya lagi ujian gue nya:(
Buat kalian yang lagi ujian semangat ya!!!! -handy
KAMU SEDANG MEMBACA
Ekshan [COMPLETED]
Teen FictionDia Eksan. Manusia yang pandai tentang bersandiwara, manusia yang pandai untuk menutup lara, dan manusia yang pandai untuk berbagi tawa. Ada lara dibalik binar itu Ada duka dibalik tawa itu Namun ia hanya diam, menikmati bagaimana lara menusuknya, m...