22

5.1K 331 33
                                    

Setelah mendengar berita dari sang kakak Eksan kini hanya berguna samar, jika orang tuanya pulang itu berarti malapetaka untuk Eksan, ah tidak lebih tepatnya malapetaka untuk keduanya. Sementara di sisi lain Iksan yang melihat wajah murung adiknya itu hanya tersenyum samar, sebelum mengacak-acak surai halus sang adik.

"Udah gak usah dipikirin, biarin aja mereka pulang."

Sementara Eksan sendiri hanya menatap malas sang kakak.

"Bang lah anjer ini rambut gue berantakan."

"Lah kenapa? Lo kan udah jelek dari sononya dek, mau rapi mau berantakan sama aja, tetep jelek."

"Sialan, kita kan kembar bang! Kalo gue jelek lo juga jelek dong!."

"Kita kembar tapi gak mirip sama sekali ya, Lo jelek gue mah enggak."

"Iya ya bang kita gak mirip sama sekali, jangan-jangan lo anak nemu bang!."

"Heh mulutnya."

Eksan yang mendengar itu lantas tertawa, yah kakaknya ini memang lucu jika saat seperti ini, namun saat kalian melihat kakaknya berjaga didepan pintu gerbang sekolah sembari mencegat siswa-siswi yang telat tidak akan ada lucu-lucunya, wajahnya yang terkesan dingin dengan sorot mata tajam, dan jangan lupakan badannya yang kekar itu, sudah seperti preman komplek saja.

"Kantin yuk bang, temen-temen gue disana semua."

"Lo aja gue masih mau disini, bentar lagi juga Rangga sama Dewa juga nyusul kesini."
Jawab Iksan sembari melihat ke arah jam tangannya. Rangga dan Dewa itu terlalu bodoh menurut nya, apalagi saat ujian kimia seperti sekarang, sudah Iksan jamin saat Iksan keluar duluan mereka akan men cap cip cup jawaban mereka agar cepat selesai lalu menyusul Iksan keluar juga. Dan benar saja dari arah belakang Rangga dan Dewa sudah berlari sembari menenteng kresek yang berisi makanan dari kantin, Eksan yang melihat itu memandang aneh keduanya, bagaimana tidak mereka sudah menenteng dua kresek besar dan mulut mereka sendiri mengigit tempe sembari berlari, sedangkan Iksan hanya menatap prihatin melihat tingkah kedua temannya itu.

"Bang itu temen lo yakin waras?." Tanya Eksan

"Gue sendiri gak yakin dek punya temen yang kelakuannya kaya mereka."

"WOY KEMBAR!."
Teriak Rangga saat sudah tiba di hadapan mereka.

"Kita udah di depan lo kali bang, gak usah teriak-teriak."

Jawab Eksan, setelah itu ia lantas pamit untuk menemui teman-temannya di kantin. Setelah sepeninggalan Eksan, Rangga dan Dewa ikut duduk di dekat Iksan sembari membuka dua kresek besar yang mereka bawa, Iksan sendiri hanya menatap mereka malas.

"Gila abis ngerjain soal kimia perut gue langsung kontraksi minta diberi asupan."

"Sama ngga, soalnya susah banget sampe laper guenya."

"Lo berdua emang ngerjainnya pake mikir? Bukanya pake cap cip cup? Lagi pula kalo mikir pake otak bukan pake perut."
Jawab Iksan lantas ikut mencomot jajanan yang Rangga bawa.

"Duh si adek kalo ngomong suka bener."

"Bacot wa."

Setelah itu Rangga dan Dewa tertawa melihat wajah kesal Iksan,

Sementara Eksan sudah berkumpul bersama teman-temannya dikantin yang cukup sepi, sehingga suara brisik mereka terdengar sampai penjuru kantin.

"BUK DAWET NYA SATU YA."

"OKE SAN."

Setelah memesan Eksan lantas kembali berbincang dengan teman-temannya itu.

"Btw san denger-denger Abang lo jadian sama Feli anak IPA 7."

Ekshan [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang