《Lupa》

1.9K 110 4
                                    

Jam pulang telah tiba, semua siswa dan siswi tengah bersiap siap untuk segera pulang.

Lisa pun begitu, langsung membereskan buku dan langsung memasukannya kedalam tas.

Tumben sekali biasanya Andin akan langsung datang kekelasnya, dan berteriak memanggil namanya.

Tapi ini tidak, tapi itu baik.

Lisa segera melesat keluar kelas.

" Lisa! " panggil seseorang, Lisa berbalik dan tersenyum.

" mau pulangkan ? " tanya Damar sambil tersenyum lebar.

" iya, mau bareng ? " Lisa menawarkannya kepada Damar, Damar mengangguk senang.

Lisa terkekeh melihat respon Damar yang sangat senang itu, sampai mata sipitnya melengkung bak bulan sabit.

Lucu

Mereka melanjutkan pergi keluar sekolah, dengan jalan beriringan. Sesekali Damar bercerita betapa membosankan hidupnya tanpa Lisa.

Lisa jelas hanya tertawa, ah mungkin itu hanya guyonan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pria itu masih setia menunggu di parkiran, dan sesekali melihat jam tangannya.

Padahal waktu pulang sudah lewat 20 menit, Rey melihat setiap siswi yang lewat.

Tidak ada tanda tanda Lisa akan lewat sana, Rey menghembuskan nafasnya kasar.

Tanpa menunggu lagi, Rey segera memasuki mobil dan menjalankan mobilnya keluar sekolah.

" ternyata dia takut sama saya " gunggam Rey, wajahnya yang datar pertanda moodnya sedang tidak baik.

Rey menjalankan mobilnya kearah cafe, yang biasa didatanginya.

Di lain tempat, Lisa dan Damar sedang menuju kekedai ice cream langganan Lisa.

Dalam perjalanan tak henti hentinya Damar membuat lelucon aneh, dan itu sukses membuat Lisa tertawa.

Saat hendak menyebrang jalan, Lisa melihat seseorang yang dikenalnya.

Saat hendak menyebrang jalan, Lisa melihat seseorang yang dikenalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" loh itu kan Mas Gil " gunggam Lisa pelan.

" kenapa Lis ? " tanya Damar, Lisa beralih menatap kearah Damar.

" eh gak, itu lampunya udah hijau " ucap Lisa mengalihkan pembicaraan.

Damar langsung menarik tangan Lisa, agar berjalan berdampingan. Lisa menyadarinya namun tak mempermasalahkannya.

Sesekali kepala Lisa menoleh kesegala arah, untuk mencari keberadaan Mas Gil.

Entah kenapa Lisa jadi begitu penasaraan dengan kakak ketua yayasan itu, Lisa menghembuskan nafasnya pelan.

Om Ketus [ ON GOING ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang