Flashback on
Hari ini aku sangat bersemangat. Padahal biasanya hari-hariku tetap saja seperti ini. Menunggu bus yang berhenti untuk kami naiki. Bermain dan bernyanyi di setiap lorong tempat duduk. Duduk dan bercanda gurau dengannya. Aku merasa sangat senang karena bisa terus seperti ini. Aku merasa ada yang berbeda saat bertemu dengannya.
Hampir setiap hari kami bertemu. Bahkan dia sering mengantar kami pulang bertemu dengan Ibu, menyalam Ibu seperti Ibunya sendiri. Dia juga tidak merasa kotor dengan situasi daerah rumah kami yang lembab dan kotor. Aku sangat senang dia berbeda dengan orang lainnya.
''Ria, Niko. Kalian mau gak sekolah lagi?'' Kak Feri bertanya pelan. Pertanyaan itu tiba-tiba mengagetkanku.
''Sekolah? Tempat belajar itu?'' tanya adikku antusias.
''Yah. Nanti kalian juga bakal dapat teman-teman baru dan juga guru-guru baru.''
''Mau...!'' Seru adikku bersemangat.
''Kamu Ria? Kenapa diam saja Ri,'' bertanya lembut kepadaku. ''Apa kamu gak tertarik untuk sekolah lagi?''
''Nanti Ibu gak ada yang temenin,'' kataku lembut.
Ibu yang melihatku pun langsung mendekat dan mengelus rambut dengan halus.
''Tidak apa Ceria. Ibu baik-baik aja kok.''
''Justru Ibu lebih sedih kalau kalian menunda kesempatan yang ada. Kalian anak-anak yang cerdas. Ibu bangga punya anak seperti kalian. Jadi selagi ada kesempatan kenapa tidak dipakai. Ibu juga bakal lebih sehat kok, karena sudah percaya anak-anak Ibu sudah semakin gedek.'' Senyum Ibu yang tulus kepada kami.
''Gimana Ri? Percaya deh Ibu bakal baik-baik aja kok. Nanti kalau kalian sekolah, Kakak bakal sering-sering lihatin Ibu ke sini.''
''Janji.'' Tambahnya sambil mengangkat jari kelingkingnya sebagai tanda perjanjian kepada kami.
''Baiklah.'' Jawabku yang percaya dengan ucapannya.
Kak Feri pun tersenyum sambil melihat Ibu. Aku masih ingat sekali. Dulu terakhir aku sekolah itu waktu aku masih belajar hitung-hitungan ya, walaupun di rumah juga aku masih sering diajarkan oleh Ibu agar tidak terlalu lupa dengan pelajaran dulu.
Sekarang aku disuruh untuk kembali bersekolah lagi. Semoga saja aku tidak terlalu meninggalkan pelajaran agar aku bisa membanggakan Ibu dan Kak Feri terutama.
Pagi ini Kak Feri datang lebih pagi dari biasanya. Dia datang dengan membawa selembar kertas panjang dan duduk tepat di samping Ibuku. Mengajak kami juga untuk duduk di dekatnya. ''Ibu, Ria, Niko.'' Hening sejenak karena dia tidak melanjutkan pembicaraannya, membuat kami bertanya-bertanya dengan tujuan dia datang sepagi ini.
''Kakak punya kabar baik untuk kalian.''
Beberapa menit kami menunggu. Diam sejenak.
''Kalian bisa bersekolah lagi. Yey!'' Teriaknya yang sedikit membuat kami juga ikut teriak kesenangan.
''Aku udah takut banget Bu, Ria dan Niko gak bisa sekolah lagi karena lamanya yang tidak sekolah,'' katanya.
''Untungnya sekolah itu baik Bu. Ceria dan Niko bisa bersekolah lagi...!'' Tambahnya sangat bersemangat.
''Syukurlah nak, Ibu juga khawatir sebenarnya mereka tidak bisa sekolah lagi saking sudah lama mereka tidak bersekolah.'' Sambil mengelus dadanya.
''Yah Bu, Feri juga sudah sempat berpikir seperti itu, tapi Puji Tuhan bisa. Karena Ceria dan Niko beda umur jadi mereka juga dibedakan kelas dan angkatannya Bu. Ria nanti masuk ke kelas 4, Koko masuk ke kelas 1.''

KAMU SEDANG MEMBACA
Memories
FantasiMalaikat? Kata ibu. Malaikat itu benar-benar ada dan selalu bersama-sama dengan kita untuk terus melindungi kita walau dari jauh. Tetapi... Apakah aku hanya bermimpi bertemu dengan nya? Apa aku hanya berkhayal bertemu dengan malaikat? Karena aku mer...