Bruk....
"Aw," Rintihan itu keluar dari bibir tipis milik gadis berambut hitam lebat itu.
Seorang gadis sudah tersimpuh di tengah lapangan sedangkan ada tiga orang gadis berdiri di depannya dengan tatapan meremehkan. Ia mengedarkan pandangan pada sekelilingnya, berharap jika ada seseorang yang mau menolongnya. Namun, itu mustahil untuk ia dapatkan mereka justru bersikap sebaliknya dari apa yang gadis itu harapkan. Ia hanya mendapat lengosan saja dari orang-orang yang melihatnya.
"Dengan cara lu kayak gitu, lu pikir bakal ada yang mau nolongin lu gitu?"
"Mimpi aja lu!"
"Gaes. Siapa yang mau bermain-main?"
Semua orang yang mendengar itu langsung mendekat ke arah mereka berempat. Gadis yang terduduk di tengah lapangan itu hanya menghela napas pasrah mendengar teriakan menggelegar dari seseorang yang berdiri di depannya.
"Bagikan itu pada semua orang yang ada di sini, Wa."
"Asiap," Gadis dengan panggilan Halwa itu langsung melakukan apa yang di perintahkan.
Halwa memberikan satu-persatu benda putih pada masing-masing orang yang ada di sana.
"Tinaaaa," teriak Halwa melihat Tina yang hanya diam di belakang Lisia.
"Gak usah teriak-teriak goblok. Gue butuh proses kali buat jalan," kesal Tina.
"Gak usah lelet," saut Lisia tanpa mengalihkan tatapannya.
"Iya."
Tina membawa benda berwarna orange yang memiliki bentuk bundar sedikit lonjong.
Ia juga membagikan itu sama seperti yang di lakukan oleh Halwa tadi.
"1, 2, dan 3."
Pluk...
"Enyah kau."
Byur
"Abu ahahaha."
Pluk...
"Kulit kayak upik abu aja bangga. Caper sana sini."
Byur...
"Dari gue untuk orang caper kayak lu."
Byur...
Pluk...
Pluk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Eligere [On Going]
RandomWarning : Di mohon untuk follow sebelum membaca!!! ***** "Bunda." "Apa? Gak usah teriak-teriak bunda gak budeg." "Boleh gak Bea pinjam uang bunda dulu?" tanya Bea sedikit ragu. "Gak! Bunda udah kasih kamu uang untuk satu bulan ini!" "U-angnya gak cu...