♨️Part 003♨️

23 14 4
                                    

Typo? Tunjukkan yah!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Typo? Tunjukkan yah!!!


Beberapa menit yang lalu bel istirahat telah berbunyi. Terlihat sekarang kantin SMA Garuda nampak sangat ramai. Kantin ini termasuk dalam kategori kantin terbaik di seluruh Indonesia dalam sekolah menengah ke atas. Untuk fasilitas dan kebersihannya tidak bisa di ragukan lagi. Semua tertata rapi. Bersih, asri, dan sangat luas.

Saat ini dua orang gadis sedang menikmati makan siang dengan duduk bersama di meja bagian samping jendela. Sesekali gadis pemilik rambut hitam itu melihat pemandangan indah dari kaca jendela yang langsung terarah   ke taman tengah SMA Garuda.

Ini meja favoritnya sebab ia bisa dengan leluasa melihat taman tengah sekolah. Sekolah ini memiliki 3 taman; Depan tengah dan belakang tepatnya di samping gedung kolam renang.

Ia amat menyukai taman yang saat ini sedang ia amati keindahannya. Rasanya berbeda di bandingkan taman lain yang  ada di sini. Bea seperti mendapat pengaruh positif dari tempat itu yang membuat jiwa dan pikirannya merasa tenang. Dengan sekali menatap rasanya semua beban seperti lenyap dengan sekejap.

Byur...

"Akh," pekiknya terkejut sambil berdiri dari kursinya.

Ia mencoba mengibas-ngibaskan bajunya untuk sedikit mengredakan rasa dingin yang mulai menjalar di tubuhnya.

Tak lama ia mendongak menatap siapa gerangan yang melakukan itu padanya. Melihat siapa pelakunya, lagi dan lagi helaan napas lah yang hanya bisa keluar dari bibirnya. Sedangkan Nora, gadis itu sudah mengepalkan tangan. Ia melangkah lebih dekat ke arah seseorang yang berdiri di samping Bea.

"Kenapa?"

"Mau marah?"

"Selangkah lagi, lu akan tahu apa akibatnya!"

Langkah Nora seketika terhenti mendengar ancaman yang hampir sama setiap hari. Namun, tidak dengan hatinya. Semakin ke sini ia semakin menyimpan rasa dendam pada seseorang di depannya. Gadis itu terlalu sombong dan melakukan semaunya sesukanya tanpa belas kasih. Ia tak bisa menghargai seseorang walau sedikit saja.

"Kumpulkan minuman bekas," perintah gadis itu pada dua orang sahabatnya yang berdiri di belakang.

"Untuk apa?"

"Kumpulkan saja!" tegasnya.

"Ah, oke-oke."

Bea menatap Nora. Ia seolah bertanya  melalui mata, sedangkan Nora gadis itu hanya mengedikkan bahunya ia juga tak tahu apa yang akan di lakukan ke tiga gadis itu.

Tanpa berpikir panjang ia berjalan menghampiri Nora. Gadis itu menggandeng tangan Nora. Mengajaknya untuk pergi dari tempat itu, tapi sebelum itu terjadi pergerakannya terhenti kala seseorang mencengkeram kuat pergelangan tangannya.

Eligere [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang