♨️Part 002♨️

44 21 13
                                    

Tepat di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tepat di kamar. Ia langsung masuk dan menguncinya dari dalam. Tubuhnya ia sandarkan di pintu berwarna coklat itu. Cairan mengalir perlahan dari intensinya.

Mau tidak mau kau harus memilih

Mau tidak mau kau harus memilih

Mau tidak mau kau harus memilih

Kalimat itu terus bersahut-sahutan di kepalanya.

"Akh!"

Tubuhnya seketika luruh ke lantai. Lagi dan lagi semesta memaksanya untuk memilih. Harus sekuat dan sesabar apalagi ia. Kenapa semesta seakan tak mau membuatnya lega sedikit saja.

"Kenapa aku harus berada di posisi ini lagi?"

"Kenapa kalian jahat, Hiks," Air mata itu semakin deras keluar dari sarangnya.

"Aku tidak menginginkan ini, hiks. Aku ingin kalian bersama. Aku benci perpisahan, hiks," Gadis itu menekuk lututnya menenggelamkan kepala di kedua kakinya.

Drt..drt..drt..

Mendengar getaran ponselnya. Ia langsung menegakkan tubuhnya. Gadis itu mengobrak-abrik tas sekolahnya. Mengeluarkan semua isi di dalam tas ransel berwarna hitam itu. Dan yap.

Penyemangat

Kata itu tertulis di layar ponsel milik Bea. Gadis itu buru-buru meraihnya. Menghapus semua air mata dan sisa cairan yang berada di pipi mulusnya.

Hai Delwin

Ia melambaikan tangan pada seseorang di seberang sana sambil menampilkan senyum manisnya. Seberusaha mungkin gadis itu terlihat biasa saja agar seseorang di balik ponsel itu tidak melihatnya lemah.

Kemana aja lu?

Aku baru saja sampai. Maaf yah aku pulang duluan.

Lu pikir dengan kata maaf bisa mengembalikan semuanya gitu?

Maaf, Delwin. Tapi aku sudah satu jam lebih nunggu kamu tapi kamu gak datang-datang juga.

Lu paham kata tunggu gak, sih? Kalau gue bilang tunggu yah tunggu aja!

Bentakan itu sampai membuat Bea sedikit menjauhkan ponselnya dari wajahnya. Ia terkejut dengan suara meninggi milik Delwin.

Maaf, Delwin.

Tut...tut..tut...

Vidio call itu langsung diputus sepihak oleh Delwin.

"Delwin terlihat marah banget sama aku," lirihnya sambil menatap lurus ke depan dengan tatapan sayu.

Eligere [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang