25. Putus Asa

1.2K 179 15
                                    

Sorry for typo ~

☆☆☆☆☆

Younghoon itu tipe pencemburu. Karena hal itu New takut memberitahu kekasihnya jika dia sering bertemu Kyu. Takut tidak diizinkan dan Younghoon marah.

Sekarang, semuanya terungkap dan Younghoon tampak begitu kecewa padanya. New merasa sangat bersalah dan menyesal.

Ia menyesal tidak memberitahu Younghoon dari awal dan meminta izin. Menyesal karena tidak berani menceritakan jika dia dan Kyu tidak ada apa-apa lagi selain teman (New menolak untuk memberi Kyu kesempatan kedua beberapa minggu yang lalu dan telah menceritakan jika dia sudah bersama Younghoon serta sedang hamil).

Jadi, semua kisah di masa lalu antara mereka, sudah selesai dan biarkan tinggal di masa lalu.

Air matanya masih berurai, pemyda manis itu terus mencoba untuk menghubungi nomor Younghoon. Namun tidak diangkat oleh kekasihnya tersebut.

New berjalan keluar dari unit apartemen mereka untuk menuju basement, dimana mobilnya terparkir.

Ia masih tetap mencoba menghubungi lelakinya beberapa kali. Namun tetap nihil. Pesannya pun hanya di read.

Setelah dua jam, nomor Younghoon sudah tidak aktif lagi. New panik.

Tidak tahu harus menghubungi siapa dan mencari Younghoon kemana.

"Kak Jacob" - batin New.

"Halo? Iya kak..kak..hiks. Maaf ganggu malem-malem..hiks..Younghoon pergi." Tangis New pecah lagi..btw, ia masih mengendarai mobilnya. Ia menggunakan earphone.

"Kak..aku takut. Hiks." New menceritakan semua kejadian hari ini kepada Jacob, manager Younghoon.

"Aku takut Younghoon ninggalin aku kak..hiks..aku takut dia gak mau maafin aku hiks..aku harus gimana?" New sudah menepikan mobilnya di pinggir jalan yang sepi.

Air mata masih setia mengalir di pipinya. Jacob di seberang sana mencoba terus menenangkan.

"Kak..kakak pasti tau Younghoon kemana. Please kasih tau aku hiks.." pinta New.

Akhirnya ia kembali melanjutkan laju mobilnya ketika Jacob sudah memberikan satu nama tempat.

○○○

Prang!

Sebuah figura yang di pajang di atas nakas dilemparkan ke cermin besar di ruangan tersebut hingga hancur berserakan.

"Brengsek Choi Chanhee!" Geramnya.

Menghancurkan semua koleksi album yang dipajang di dinding kamar.

"Gue kira selama ini lo tulus sama gue, ternyata..cuma pelarian. Bangsat!"

"Argh!!"

Pemuda tampan itu akhirnya terduduk bersandarkan dinding. Duduk di antara pecahan kaca. Mengacak surainya putus asa.

Kakinya pun sudah beberapa tergores karena menginjak pecahan kaca yang tajam.

"Gue takut..gue takut lo pergi dan bawa bayi kita. Hiks." Akhirnya ia pun terisak dalam diam. Membayangkan harus bertahan namun New tidak mencintainya dengan tulus atau membiarkan New pergi namun tidak rela melepaskan.

Younghoon tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Ia putus asa. Semuanya terasa menyulitkan.

Tok tok tok

Tok tok tok

Tok tok tok

Younghoon mengabaikan ketokan keras di pintu unit apartemen pribadinya.

Ia mengambil ponsel yang ada di atas nakas lalu mengaktifkannya.

Jacob Hyung

Chanhee ke tempat kamu sekarang.
Jangan terlalu keras sama dia.
Dia lagi hamil anak kamu.

Younghoon menghela nafas kasar lalu kembali meletakkan ponsel di nakas.

Ia berdiri dengan telapak kaki berlumur darah lalu berjalan keluar kamar menuju pintu utama apartemennya.


○○○


New jatuh di atas kedua lututnya. Ia masih menangis di depan pintu bernomor 126.

Sudah satu jam dia mencoba untuk mengetok pintu tersebut namun tidak ada sahutan sama sekali.

Kembali menghubungi nomor lelakinya, namun diabaikan.

"Please...kamu bole marah, bentak aku..tapi jangan pergi..hiks." Isak New.

"Aku mohon..kasih aku kesempatan buat jelasin. Hiks.." ucapnya dengan suara ke pintu yang masih tertutup.

Cklek.

New mendongak dengan kedua mata yang sudah sembab karena menangis lebih dari 3 jam.

Hidungnya pun sudah memerah.

Dengan sekuat tenaganya, ia berdiri lalu berhadapan dengan Younghoon yang matanya pun sudah sembab dan merah.

Namun kini menatapnya datar dan dingin.

"Sebaiknya kamu pulang. Ini sudah malam." Ucap Younghoon dingin.

"A-aku mau minta maaf. Aku mohon..kasih aku kesempatan buat jelasin. Hiks.." Pinta New dengan nada putus asa.

"Nanti aku hubungin. Sekarang kamu pulang." Balas Younghoon. Masih tetap dengan nada dingin.

New kembali terjatuh ke lantai. Menangis terisak dan menyembunyikan wajahnya di antara dua lutut.

"Aku bakal...hiks..nunggu disini sampe kamu mau denger penjelasan aku. Hiks.."

Younghoon sangat paham dengan New yang keras kepala. Jika dia mengatakan menunggu, maka dia akan melakukannya.

"Masuk." Titah pemuda tampan itu pada akhirnya. Tidak tega melihat calon ibu dari bayinya menangis terisak di depan pintu semalaman.

Younghoon mengulurkan satu tangannya untuk membantu New bangun dan menuntunnya masuk.

Ia tahu jika New sudah kesusahan berjalan karena daritadi ia terus menangis dan kelelahan.

New duduk di sofa panjang ruang tamu. Younghoon pergi ke dapur dan beberapa saat kemudian kembali dengan segelas air untuk kekasih manisnya.

Younghoon duduk tak jauh di sebelah New. Mereka masih saling diam.

Mata New akhirnya beralih ke bawah, ke arah telapak kaki Younghoon yang dipenuhi bercak merah.

Matanya membola. Menatap Younghoon tidak percaya.

Dengan panik New langsung turun dari sofa lalu berlutut di depan lelakinya.

"Ka-kamu...kotak p3k dimana?!" Tanyanya panik.

Younghoon meraih kedua lengan New, yang membuat pemuda manis itu mendongak dan mereka bertemu tatap.

"Diam disini. Jangan bikin bayi aku dalam bahaya." New terdiam. Younghoon berjalan ke dapur menuju lemari tempat p3k berada.

"Bayi aku"

"Bayi aku"

"Bayi aku"

Kepala New rasanya ingin pecah. Dua kata itu membuatnya semakin takut.

Bukan 'bayi kita' atau pun 'adek' lagi.










Tbc

Semoga part ini gak ancur 🙈

Portrait Of You - Bbangnyu [Completed] - Under RevisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang