14

1.4K 253 32
                                    

Sorry for typo ~

☆☆☆☆

New mengerjapkan matanya pelan, ia perlahan bangkit lalu meregangkan lengan.

Cklek.

"Lo udah bangun? Masih pusing gak?" New langsung menoleh ke sumber suara.

"Lo..semalam tidur disini?" Cicit pemuda manis itu penasaran.

Karena seingatnya, Younghoon mendekapnya erat semalam dan itu menenangkan. Sampai ia tertidur. Ia mengira itu hanya mimpi.

Yang lebih tua mengangguk. Wajah New bersemu merah. Ternyata bukan mimpi.

"Abis lo cuci muka, ini dimakan ya. Baru gue bikin. Biar efek mabuknya hilang." Younghoon meletakkan semangkok Haejangguk di atas meja kecil. Lalu kemudian di posisikan di atas ranjang.

New menggumamkan terima kasih lalu turun dari ranjang untuk menuju kamar mandi.

Di dalam sana ia memukul kecil kepalanya. Karena malu.

"Bego. Bego. Chanhee bego!" Rutuknya ke arah kaca yang memantulkan dirinya sendiri.

"Mau ditarok dimana muka gue. Kak Sangyeon, help me! Adek lo bego!" Lanjutnya.

Setelah lelah merutuki dirinya, New mencuci wajah dan gosok gigi.

Setelah 20 menit, ia kemudian keluar dari kamar mandi.

Pemuda manis itu memandangi Younghoon yang tersenyum memainkan ponselnya. Sepertinya sedang berbalas pesan.

"Diam, jantung. Jangan kayak gini." Batin New, karena detak jantungnya yang berdetak melebihi biasa.

Ia melangkah ke ranjang dan naik kesana, lalu mengambil sup buatan Younghoon.

"Enak." Celetuknya, berusaha mengalihkan fokus Younghoon yang tengah sibuk dengan ponselnya.

Sedikit cemburu. Tapi New tidak mau mengakui.

Dan itu berhasil. Younghoon menoleh lalu duduk di pinggir ranjang New.

Ia mengambil tisu lalu menyeka sekitaran mulut New yang belepotan.

"Jangan pernah mabuk lagi, ya. Gue khawatir." Younghoon berujar sembari menatap lekat kedua manik cokelat milik si manis.

"Kenapa lo khawatir? Takut gue nyusahin lagi?" Balas New.

"Takut kalo lo diapa-apain di bar. Jangan pernah lagi ke tempat kayak gitu. Gak aman." Younghoon mengusap punggung tangan pemuda bersurai ungu itu.

New tersenyum getir. Ia menarik pelan tangannya agar terlepas dari genggaman pemuda tampan itu.

"Makasih." Ucapnya pendek.

"Sini gue suapin." Tawar Younghoon. New menggeleng pelan. "Gak usah. Ngerepotin lo banget. Gue gapapa kok. Gak perlu khawatir."

"Gue bingung. Seharusnya gue gimana? Lepasin lo atau perjuangin?" Younghoon bertanya dengan nada serius. New terdiam.

"Kemaren pagi lo bilang itu bukan hak lo kalo gue mau balikan atau gak sama Hyunjae, tapi tiba-tiba semalem lo mabuk, ngehubungin gue trus nyium. Terakhir bilang maaf." Younghoon kembali menjeda.

"Sebenernya gue harus gimana? Gue sebenernya penting atau gak di mata lo? Atau cuma pelarian pas lo mabuk doang?" Pertanyaan Younghoon langsung menghujam jantung New.

"Gue..gue gak tau. Gue minta maaf. Gue gak bermaksud." Sahut New dengan berkaca-kaca dan perasaan bersalah.

"Gue gak tau harus gimana, yang ada di otak gue semalam cuma lo. Maaf." New menunduk. Ia menangis lagi.

Younghoon menarik tubuh mungil itu lalu memeluknya.

"Jangan nangis lagi. Gue gak suka. Gue minta maaf, kalo pertanyaan gue bikin lo sakit hati." New menggeleng dalam pelukan Younghoon.

"Gue nanya ini sekali lagi, plis jawab ya. Gue gak bakal nanya lagi abis denger jawaban lo." New mendongak untuk bertemu dengan manik kembar pemuda Bbang itu.

"Tanya apa?" Cicit New.

"Kalo gue balikan sama Hyunjae, lo larang atau gak?"

Sorot mata New memancarkan kegelisahan. Ada rasa ingin melarang namun takut.

"Kok nanya gue?" Tanya pemuda manis itu dengan nada getir.

"Karena gue suka sama lo, tapi kayaknya lo gak ngijinin gue masuk sama sekali buat nempatin ruang kosong di hati lo. Atau emang gak pernah ada buat gue."

"Bukan gak ada, tapi gue takut. Mending lo cari yang lebih baik dari gue." Sahut New.

Younghoon melepaskan pelukannya lalu memasang senyum tipis.

"Berarti gue harus lepasin lo? Beneran gak ada kesempatan?"

Batin New berteriak agar Younghoon tidak menyerah. Namun lidahnya kelu.

Ketakutan-ketakutannya membuat semuanya semakin rumit.

"Maaf." Hanya itu yang keluar dari bibir New.

Younghoon kembali merasakan kecewa yang teramat dalam. Ia menghela nafas kasar.

"Tiga minggu lagi kerjasama kita berakhir. Thanks udah mau ngisi hari-hari gue. Semoga lo bahagia sama pilihan lo." Younghoon berujar lirih, ia berdiri lalu keluar dari kamar tersebut.

New menenggelamkan wajahnya ke dalam kedua lututnya.

Ia menangis terisak. Karena harus merelakan cintanya pergi, tanpa ia mencoba berjuang. Berjuang melawan ketakutannya.

Harusnya New memberi Younghoon kesempatan untuk membuktikan.

Tapi lagi-lagi ketakutan membuatnya sesakit itu. Merelakan Younghoon pergi.




☆☆



To: Unje☆
Jae, kita ketemuan sore ini di kafe biasa.
Ada yang mau aku bicarain.

Setelah mengirim pesan itu, Younghoon kemudian berjalan ke arah kamarnya sendiri.










Tbc
👀

Portrait Of You - Bbangnyu [Completed] - Under RevisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang