30. Restu (?)

1.1K 162 8
                                    

Sorry for typo and late update ~

☆☆☆☆☆☆☆

New menggengam erat telapak tangan Younghoon. Keduanya kini berada di depan pintu mansion keluarga Choi.

New tidak memberitahu keluarganya jika dia pulang hari ini bersama Younghoon..karenanya dia masih ragu untuk memencet bel rumah.

Satpam yang berjaga di depan tadi dia suruh untuk diam dan tidak menghubungi Mama dan Papa Choi.

Younghoon berusaha terus mengusap pelan punggung tangan lelakinya agar tenang.

Kemudian pemuda tampan itu menekan bel yang ada di dekat pintu mansion mewah tersebut.

Mereka sudah sampai di depan mansion keluarga Choi, tidak mungkin dia putar arah dan membawa New kembali pulang ke apartemennya.

Semalam keduanya sudah membicarakan hal ini (menemui orangtua New), hanya saja New masih belum berani bertemu dengan kedua orangtuanya.

Pemuda manis itu takut jika Papa dan Mamanya tidak menerima calon bayinya dan kekasihnya.

Saat pintu berwarna putih gading itu terbuka lebar, New dan Younghoon disambut oleh penjaga dan beberapa saat kemudian, beberapa orang maid datang untuk menyambut kedatangan Tuan Muda-nya. Setelah tadi sang penjaga memberitahu mereka melalui alat komunikasi berbentuk jam yang terpasang di tangan kirinya.

"Akhirnya putra kesayangan Mama pulang juga." Pekik Mama Choi senang ketika mengetahui putranya pulang ke rumah.

Mama Choi berjalan menuruni tangga yang memutar dan menyusul putranya yang kini sudah duduk di sofa ruang tengah bersama seseorang yang familiar wajahnya namun ia lupa namanya siapa.

Mama Choi sering melihatnya di majalah dan beberapa kali di acara gosip. Oh dan di acara tunangan putra kekuarga Kim beberapa bulan lalu, dan sekarang datang ke mansion mereka? Nyonya Choi sedikit bingung.

Kedua ibu dan anak itu berpelukan erat. Sampai Nyonya Choi tersadar ada yang beda dengan putranya.

"Kamu...?" Nyonya Choi meraba perut putranya namun kalimatnya menggantung dan tidak selesai. Menatap ke dalam manik putra kesayangannya. Meminta penjelasan.

"Maafin Chanhee, Ma. Chanhee gak bisa  wujudin keinginan Mama sama Papa. Chanhee...hiks.." Lelaki manis itu kembali dibawa ke dalam pelukannya oleh sang Mama.

"Sstt...gak boleh cengeng. Udah mau jadi orangtua. Mama gak marah sama kamu." Ucap Nyonya Choi dengan pelan, berusaha menenangkan putranya. Lalu mengalihkan perhatiannya kepada pemuda tampan yang daritadi diam di tempat duduknya.

"Ah..iya. Saya minta maaf. Perkenalkan, saya Kim Younghoon. Kekasih putra Anda." Younghoon akhirnya berdiri dan membungkuk sopan lalu memperkenalkan diri.

Nyonya Choi mengerutkan keningnya. Dari yang dia tahu, pemuda tampan di depannya telah bertunangan dengan seorang perempuan cantik.

"Bukannya kamu sudah bertunangan?"

Younghoon kemudian mencoba untuk menjelaskan, "pertunangan saya sudah  dibatalkan sejak lama karena kita gak cocok dan saya cintanya sama putra tante." Lugasnya.

Akhirnya Nyonya Choi mempersilakan Younghoon untuk kembali duduk.

"Papa masih di atas. Dia senang saat tau kamu pulang." New tidak berani menatap wajah Mamanya. Dia masih menenggelamkan wajahnya di leher sang Mama.

Nyonya Choi sangat paham jika putranya takut dan merasa bersalah.

"Papa pasti nerima bayi kamu, sayang. Kamu gak bole takut ya. Bentar lagi Papa turun." New mengangguk pelan lalu Nyonya Choi melepas pelukannya dari tubuh sang putra.

Tap

Tap

Tap

"Ekhem." Deheman Tuan Choi membuat ketiganya menoleh.

Younghoon dengan cepat berdiri dan membungkuk sopan.

"Bukannya kamu putra Tuan Kim? Ada perlu apa disini?" Tuan Choi langsung mengajukan pertanyaan setelah mempersilakan Younghoon duduk.

Pemuda tampan itu meneguk ludahnya kasar. Tuan Choi menatapnya dengan wajah berwibawa namun terkesan keras.

Sedangkan New hanya menunduk dan memeluk lengan Mamanya. Tidak berani menoleh lagi kepada Papanya.

"Tumben gak meluk Papa? Udah berbulan-bulan gak pulang. Apa gak kangen?" Tuan Choi yang masih belum sadar kondisi perut putranya mencoba menggoda putra manisnya.

Namun tidak ada respon. Tuan Choi menjadi bingung.

"Ada apa? Apa Papa melewatkan sesuatu?" Tanyanya ke arah sang istri.

"Pa, Chanhee mau ngomong. Coba dengerin ya, jangan dimarahin." Pinta sang istri dengan nada pelan.

Tuan Choi menoleh ke arah sang putra, menunggu putra kesayangannya bersuara.

"Pa, Chanhee minta maaf. Hiks. Papa jangan benci Chanhee ya. Hiks." Tangisnya pecah dan pemuda manis itu bersimpuh di depan sang Papa. Ia mengambil kedua tangan Tuan Choi dan menenggelamkan kepalanya di atas lutut sang Papa.

Tuan Choi berusaha membuat tubuh New berdiri dan cukup kaget ketika menyadari kondisi sang putra.

"Sejak kapan?" Tanya Tuan Choi dengan raut tidak percaya, beliau menyeka air mata yang jatuh di pipi sang putra.

New dengan sesenggugukan mencoba menjelaskan. "Udah masuk 6 bulan. Maafin Chanhee bikin keluarga kita malu. Hiks. Papa bole marah tapi jangan benci Chanhee sama calon bayi Chanhee." Pintanya lirih.

Tuan Choi membawa tubuh putranya untuk duduk di sampingnya lalu memeluknya. Berusaha menenangkan putra manisnya tersebut.

"Saya kesini ingin bicara dan meminta restu dari Om dan Tante." Akhirnya Younghoon kembali bersuara ketika Tuan Choi beralih menatapnya.

"Saya ingin bertanggung jawab dan meminta restu untuk menikahi Chanhee. Saya harap Om dan Tante merestui kami berdua. Karena saya sangat mencintai Chanhee dan calon bayi kami." Ucap Younghoon dengan nada serius.

"Bukannya kamu sudah bertunangan?" Sahut Tuan Choi.

"Pertunangan saya sudah dibatalkan sejak lama karena saya dan mantan tunangan saya tidak cocok. Saya mencintai Chanhee dari awal. Tapi karena beberapa hal, saat itu saya terpaksa tunangan." Jawab pemuda tampan itu. Ia berusaha menjawab dengan tenang meskipun jantungnya berdetak melebih biasa. Takut jika tidak mendapat restu dan dipisahkan dari New serta calon bayi mereka.

"Baik. Saya akan memikirkan jawabannya. Sekarang kamu boleh pulang. Nanti akan saya kabari jawabannya melalui asisten saya." Tegas Tuan Choi.

"Pa..." namun Tuan Choi mengisyaratkan agar New tidak melanjutkan protesnya.

Nyonya Choi menepuk pelan punggung tangan Younghoon dan memberikan senyum yang menenangkan. Agar pemuda tampan itu percaya jika semuanya akan baik-baik saja.

"Baik. Saya akan menunggu jawaban dari Om. Saya harap Om membiarkan saya bersama Chanhee dan bayi saya. Saya ijin pamit." Lalu Younghoon membungkuk sopan kepada orangtua New dan hanya bisa menatap kekasihnya dengan tatapan saling meyakinkan bahwa mereka akan direstui.

Pemuda tampan itu akhirnya meninggalkan kediaman keluarga Choi dengan perasaan khawatir, dan juga takut. Takut tidak direstui.

"Besok kamu berangkat ke Jepang." Ucap Tuan Choi kepada New. Membuat pemuda manis itu rasanya ingin lari dan mengejar Younghoon yang baru saha pergi.















Tbc

Hai semuanya. Maaf telat update ya.
Lagi stuck banget 😥

Jaga kesehatan terus ya 🤗😘♥️
Semoga corona punah secepatnya.

Portrait Of You - Bbangnyu [Completed] - Under RevisionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang