Lets Show, Don't Tell!

302 26 4
                                    

Banyak penulis profesional dan editor yang mengatakan bahwa teknik show lebih baik daripada tell.  Alias Menunjukkan lebih baik daripada mengatakan.

Terlalu banyak menggunakan teknik tell membuat cerita terasa datar, bahkan membuat penulis terkesan malas.  Bukan berarti teknik tell tidak bagus.  Teknik itu juga penting, terutama untuk mempersingkat paragraf.

Hanya saja jika ada yang lebih baik, kenapa tidak?  Benar, kan?  Berikut adalah beberapa contohnya.

***

A. Tunjukan sifat "Sombong" tokoh dengan kalimat berikut :

- Mengangkat dagu.

- Membusungkan dada.

- Tersenyum lebar/sinis.

- Menegakkan tubuh.

Contoh :

- Edmund mengangkat dagu mendengar segala pujian yang ditujukan padanya.

- Cynthia tersenyum sinis menatap Rose, yang ternyata jauh lebih pendek darinya.

- "Aku ini Raja paling hebat!" tutur Wiggy sambil membusungkan dada.

- Melihat nilainya tertinggi dari seluruh anak di kelas, Louise menegakkan tubuh dengan bangga.

B. Tunjukan "Amarah/Kekesalan" tokoh dengan kalimat berikut :

- Berteriak / menjerit keras-keras.

- Wajah merah padam.

- Mendengkus / menghela napas dengan kasar.

- Sudut kelopak mata berkedut.

- Mengentakkan kaki berkali-kali.

- Menggemeretukkan gigi.

Contoh :

- Giginya bergemeretuk mendengar segala hinaan itu.

- Saking tidak tahan dengan segala omong kosong pemuda itu, Phillip mengentakkan kaki tidak sabar.

- Dengan wajah merah padam, Edmund maju selangkah, lalu melayangkan pukulan kepadanya.

- Mengingat segala perilaku ibunya yang kejam, Lillian menjerit keras-keras, berharap hatinya lega.

C. Tunjukkan "Kegugupan" Tokoh Dengan Kalimat Berikut :

- Perut bergejolak.

- Lutut lemas seperti agar.

- Tergagap saat bicara.

- Jantung berdetak lebih kencang.

- Telapak tangan berkeringat.

- Memainkan rambut dengan jari.

Contoh :

- Perut Phillip bergejolak tak karuan.  Kira-kira apa yang akan terjadi nanti? batinnya.

- "A—aku tidak tahu!  Mu—mungkin dia tahu," katanya sambil memainkan rambut dengan jemari.

- Jantungnya berdetak lebih cepat saat berhadapan dengan gadis itu.  Tangannya juga berkeringat, sehingga ia tidak pernah mau bersalaman.

D. Tunjukan rasa "Jijik" tokoh dengan kalimat berikut :

- Wajah menghijau

- Mengembungkan pipi / menjulurkan lidah

- Bulu kuduk berdiri / Merinding.

- Membuat gestur seperti orang muntah

Contoh :

- Wajah Isaac dan kedua adiknya menghijau begitu hidangan makan malam tersaji.

- Lillian menjulurkan lidah mendengar kepercayaan diri yang berlebihan dari anak itu.

- Rayuan Theo barusan membuat bulu kuduknya berdiri.  Sejurus kemudian gadis itu membuat gestur seolah akan muntah.

E. Tunjukan rasa "Sedih" tokoh dengan kalimat berikut :

- Bibir bergetar.

- Mata berkaca-kaca.

- Menundukkan Kepala.

- Suara yang lirih dan bergetar.

- Menutup wajah dengan kedua tangan / mengusap wajah.

- Menangis tersedu-sedu

Contoh :

-  Mata Cynthia berkaca-kaca.  "Aku hanya ingin hidup normal seperti anak lain," lirihnya dengan suara bergetar.

- Anak itu bersimpuh dihadapan batu nisan sang ibu, menutup wajah dengan kedua tangan, dan mulai menangis tersedu-sedu.

_______________________________

Semoga info di atas bisa berguna untuk kalian.  Mari kita budayakan teknik show daripada tell supaya cerita terasa lebih hidup.

Jangan lupa untuk mampir ke cerpen-cerpen anggota STF. Jangan lupa juga meninggalkan jejak.

Sampai jumpa di chapter selanjutnya ^o^/
_______________________________

All About WritingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang