Mendeskripsikan Dengan Kelima Panca Indera

264 24 7
                                    

Mendeskripsikan sebuah situasi atau benda dalam cerita, bukan hanya lewat sudut pandang mata saja, tapi juga panca indera lain seperti hidung, kulit, telinga, dan mulut.

Dengan begitu deskripsi yang penulis buat bisa tergambar jelas oleh para pembaca, bukan hanya tampilannya, tapi juga suasana, aroma, tekstur, bahkan rasa.

Berikut adalah beberapa contoh mendeskripsikan sesuatu menggunakan kelima panca indera.

***

1.  Perpustakaan

Masuk ke perpustakaan terasa seperti memasuki dimensi yang berbeda, kebising seolah diserap oleh angin, suara hanya datang dari lantai kayu eboni yang berderit ketika terinjak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masuk ke perpustakaan terasa seperti memasuki dimensi yang berbeda, kebising seolah diserap oleh angin, suara hanya datang dari lantai kayu eboni yang berderit ketika terinjak.  Aroma apak menyeruak dari buku-buku yang berjejer rapi.

Aku menelusuri buku-buku itu, membuat debu-debu halus menempel di ujung jari.  Tanpa sadar aku tersenyum, sebagian orang mungkin tidak menyukai perpustakaan.  Namun, aku rasa semua setuju kalau tempat ini memang cocok untuk menenangkan diri.

Mata : Melihat lantai kayu eboni dan buku-buku berjejer rapi.

Telinga : Mendengar kesunyian dan lantai berderit.

Hidung : Membaui aroma apak.

Kulit : Merasakan debu.

Mulut : Tersenyum karena perasaan senang.

***

2. Bar / Club

Dan mengumpat ketika seseorang menubruk punggungnya cukup keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dan mengumpat ketika seseorang menubruk punggungnya cukup keras.  Lagu elektro yang dimainkan DJ serta lampu disko warna-warni tidak mampu membuat semangatnya naik.  Alih-alih semangat, tubuh pria itu nyaris remuk terhimpit keramaian.

Berbagai jenis parfum membombardir hidungnya bagai nuklir, teriakan-teriakan penonton membuat Dan berpikir dirinya sedang berada di neraka.  Seharusnya ia menolak ajakan ini sejak awal, seorang Introvert memang seharusnya berdiam diri saja di rumah.

All About WritingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang