Hari ini hari yang panas di Sebatik, gue menyaksikan kejadian terbodoh dalam hidup gue.
Kisah bermula di hari pertama pelajaran matematika. Sewaktu sahabat gue, Alena Wanda Amira dan Bagas Fernando dengan berani nya mereka maju ke dekat papan tulis dan mengambil spidol dan mereka berdua nulis huruf per huruf dengan besar banget di papan tulis, sehingga satu kelas bisa membacanya menjadi...." I HATE MATEMATIKA...WHAT THE FUCK"
Alena dan Bagas bikin tulisan itu emang iseng-iseng doang. Mereka sepasang kekasih emang udah rencanain Sebelumnya.
*Flashback on...*
"Beb..guru mapel matematika belum Dateng kan?" Tanya Bagas pada kekasihnya Alena.
" Lah menurut loh apa beb kok loh tambah hari tambah bego sih?" Ucap Alena.
"Bemana kalo kita nulis di papan tulis? Ucap Bagas.
"Nulis apa? Tanya Alena.
"I HATE MATEMATIKA... WHAT THE FUCK.."
"Okey.. tapi sebelum ada guru mapel kita langsung hapus yah?
"Sippp"
Flashback off..
Setelah Alena dan Bagas nulis itu kita semua sama-sama ketawa tanpa ada yang salah. Tapi nggak lama itu ada temen kelas gue yang ngasih tau kalo guru mapel matematika otw ke kelas dan nggak lama sampai.
Bagas dan Alena langsung ambil penghapus papan tulis dan mencoba menghapus tulisan itu seperti rencana awalnya. Demi apa pun gue ngeliat tiba-tiba raut wajah Bagas dan Alena panik dan Nafas gue sempat terhenti. Kalian tau apa yang salah?
Alena dan bagas dengan sekuat tenaga menghapus tulisannya. Tapi kok nggak ke hapus-hapus? Apa mereka kurang kuat untuk menghapus tulisan itu? Atau itu bukan papan tulis yang mereka pake?
Seisi kelas yang awalnya ikutan ketawa ngakak mendadak gelisah. Beberapa siswa ada yang langsung pergi ke WC dan ada juga yang sok-sokkan masang wajah serius memandang buku dan ada beberapa yang keringat dingin. Sedangkan gue? Gue bantuin mereka berdua ngehapus tulisan itu, sampai akhirnya gue sadar ternyata..... Spidol itu permanen!Gue langsung mengumpat.
"Anjirrt Lo berdua ternyata Lo berdua pake spidol permanen!! Bego Banget Lo berdua" Ucap gue. Dan gue langsung bingung mau ketawak atau lanjut bantuin dorang...lah percuma juga itu kan permanen.
Tiba-tiba aja guru gue baru aja Dateng dan mencoba membaca tulisan Alena dan bagas. Kami semuanya hanya pasrah Waktu guru baca tulisan itu, kita semua bisa melihat dengan jelas ekspresi sang guru yang membaca tulisan itu kek ada asam-asam nya gitu dan aneh-aneh nya, mau ketawak tapi sama aja mau ngehina jadi ketawa- ketawa dalam hati aja biar nggak jadi murid yang durhaka sama guru gitu.
Ternyata yang lebih menyedihkan adalah.... ketika loh ngeliat guru itu malah memberi senyum ke semua siswa di dalam kelas dan nggak marah sama sekali, malah dia ngenyuruh semua siswa itu ngebantu temannya untuk bersihin papan tulis itu. Gue bener-bener nggk tega waktu itu, guru gue nggak marah malah senyum doang.
'Kan goblok'****
Jam pelajaran berlangsung...
Biasanya kami semua di dalam kelas, cuman tidur atau ngobrol di kelas kalau lagi bosan dengerin guru menjelaskan? Nah rasanya beda saat ini. Reyna dan Eka malah seenaknya mengumpat di dalam kelas pada saat jam pelajaran di mulai. Di situ Eka pura-pura jadi anak indigo dan ngasih tau ke Reyna dosa nya.
"Gue mencium aroma mistis! Hmm..Lo tuh sering ngumpat dan dosa Lo banyak terlebih lagi muka Lo jellek jadi lo bakal masuk neraka ke tujuh." Kata Eka dengan ekspresi yang cukup serius layak nya anak indigo.
Tiba-tiba Eka nunjukin gue dan ngomong...
"Sedangkan ello Re.. bokap lo mati gara-gara bunuh diri di pohon tomat." Kata Eka ke gue.
"Anjirrt Lo Ka! Ucap gue yang nggak terima di bilang bokap gue mati gara-gara bunuh diri di pohon tomat. Sedangkan semua siswa di dalam kelas dan guru gue yang dengerin itu langsung ketawak-ketawak.
"Yang itu Ka?" Tunjuk Olivia ke arah Berlian manusia yang tak berdosa itu.
"Dia bakal masuk neraka dan mulut dia bakal di setrika soal nya suka ceramahin gue nggak sadar diri terus kakinya bakal di bakar sama iblis soalnya kakinya busuk." Ucap Eka waktu Olivia nunjuk berlian manusia yang tak berdosa itu.
Selain itu Eka haters nya banyak banget di kelas, karna sifatnya yang nyebelin banget sama satu kelas. Biasanya kalo kami kelahi sama dia kami kadang ngelempar-lemparin Eka kertas sambil ngomong.
"Pergi Lo , setan!
"Pergi Lo iblis!
"Pergi Lo manusia haram!
"Pergi Lo Dajjal kedua!
Hahahahhahahaahh....
Kalo udah gitu Eka cuman ngebalas.
"Fans gue banyak Banget yah..apa gue terlalu ganteng padahal gue udah ngejelekin muka gue tau? Kalian nggak usah deh ngejar-ngejar gue...gue udah jadian sama Natasya Wilona." Ucap Eka dengan pede nya.
"Diam Lo babi! Pede Banget Lo..mimpi Lo ketinggian dekk!" Ucap gue.
Dan seperti itu biasanya, guru yang ngelihat itu hanya geleng-geleng kepala dan ngetawain kami semua.
Setelah perang mulut dan kertas kami selesai kami semua kembali fokus ke mata pelajaran kami.
"Di sini kita bakal belajar metode eliminasi.kalian tau metode ini? Intinya Kalian harus teliti yah?ibu mau nanya siapa yang tau metode eliminasi?" Tanya ibu Sukma selaku guru mapel matematika.
Tiba-tiba Eka mengangkat tangannya....
"Saya Bu!" Ucap Eka
"Silahkan nak Eka."
"Metode eliminasi di ibaratkan memperjuangkan seorang cewek yang juga di sukai sama temen sendiri. Ada yang harus merasa kehilangan atau di lenyap kan dan ada juga yang tetap atau tidak di campakkan seperti posisi saya dulu Bu.. saya memperjuangkan Alena sedangkan Bagas juga pemperjuangkan Alena dan Alena memilih Bagas sedangkan aku di campakkan." Ucap panjang lebar Eka.
Kami yang ngedengerin itu langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Eka.
"Anjirrt...Bucinn norak banget..." Ucap Bagas.
"Udah- udah tenang ada gue Eka." Ucap gue.
"Anjirrt ...gue nggak mau sama Lo" ucap Eka.
"Sudah-sudah ibu yang bakal ngejelasin jadi di materi eliminasi ada lah kita menghilangkan satu variabel dengan cara menyamakan nilai variabel yang kita mau hilang kan.. untuk lebih lanjut nya kita bahas pertemuan berikutnya" Ucap Bu guru sambil mengemasi buku nya yang ada di atas meja.
****
Hal yang paling ditunggu tunggu siswa adalah jam pulang sekolah. Merasakan nyamannya tidur di atas kasur yang empuk dan lembut yang siap menanti, membuat gue ingin segara pulang melaporkan segala penat yang gue tanggung.
Dengan mengandarai sepeda motor kesayangan gue. Gue mulai membelah jalan raya dengan kecepatan normal dan tak lama berselang dia telah memarkirkan kendaraannya tepat di halaman rumahnya.
Tanpa mengucapkan salam gue langsung saja membuka pintu. Selalu saja begini rumah besar tanpa penghuni didalamnya. Bagaimana tidak orang tua gue adalah seeseorang yang selalu sibuk akan dunianya sendiri tanpa memerhatikan anak anaknya. Jadi jangan salah kan gue yang tumbuh dalam kehidupan yang urak urakan.
Gue bergegas menuju kamar untuk melepaskan seragam sekolahnya dan segera membersihkan diri . Setelah itu, gue berbaring di tempat tidur sambil mendengarkan lagu untuk menenangkan diri,dan tak sadar gue tertidur pulas......
TBC
+
+
+
+Jangan lupa di VOTE AND COMEN
KAMU SEDANG MEMBACA
pleasure that ends in bitterness
Teen FictionWhere everyone is not aware that the pleasure slowly brings bitterness because one day we will feel lost..... "_"