Next Moring

1.4K 160 13
                                    

Sehun terbangun ketika mendapati dirinya tengah berbaring di atas sofa, dengan selimut berbahan kain rajutan berwarna merah anggur yang menutupi tubuhnya. Tiba-tiba, rasa sakit menjalar di seluruh tubuhnya dan pandangannya semakin kabur saat dia menggosok matanya.

Pemuda itu mengedarkan pandangannya, menerka-nerka keberadaannya saat ini.

"Sudah waktunya kau bangun." kata Junmyeon, menyerahkan segelas air dan sebutir pil berwarna merah.

Junmyeon tersenyum lebar, masih mengenakan kaus putih berkedut, celana piyama hijau dengan motif kotak-kotak, dan sepasang kaus kaki.

"Kau pingsan setelah terjatuh dari motormu"

Sehun ingat semuanya. Yeah, hampir semuanya. Dia menerima air dan pil dari Junmyeon, lalu menelan pil pereda sakit itu. Berharap rasa sakit di tubuhnya segera lenyap.

Junmyeon duduk di sisi sofa, "Bagaimana keadaanmu ?"

"Like shit," Sehun terkekeh, "Terima kasih."

Junmyeon menarik bibirnya hingga membentuk sebuah garis, "untuk apa?"

"Untuk perhatianmu. Kau tidak perlu melakukannya, kau tahu."

"Aku tahu," katanya, "tapi aku merasa bertanggung jawab untuk itu. Akulah yang menantangmu balapan padahal kita baru saja minum-minum. Itu adalah kebodohanku. Aku lebih tua dan seharusnya aku yang paling tahu."

Sehun bisa melihat raut penyesalan di wajahnya.
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Aku juga sudah dewasa asal kau tahu. Seharusnya aku pun mengetahuinya. Kau benar. Kelinci itu sepertinya tidak layak mendapatkan perhatianku." Sehun terkekeh sambil meletakkan gelas di genggamannya ke atas meja.

Junmyeon tertawa dan menepuk punggung yang lebih muda. "Well, karena kau sudah bangun sekarang, apakah kau mau sarapan ? Aku membuat kentang bakar, sosis, dan telur. Tidak banyak, tapi setidaknya itu lebih baik dari pada tidak sama sekali."

Saat Junmyeon berjalan menuju dapur untuk menyelesaikan masakannya, Sehun menyahutinya, "Tentu"

Sehun kembali mengedarkan pandangannya. Apartemen ini memiliki dua kamar, tetapi terlihat tidak biasa-unik. Tempat ini memiliki gaya klasik. Lantainya terbuat dari kayu Tuscan, dindingnya sangat halus dengan didominasi cat abu-abu terang. Terdapat sebuah meja besar di depan sofa, serta gorden berbahan satin dengan warna navy menghiasi jendelanya.

Semuanya terlihat sangat nyaman. Dan ada sebuah banner klub motor yang bertuliskan "The LoneWolves" menggantung di dinding.

Tiba-tiba sebuah pintu yang terletak di ujung lorong di belakangnya itu terbuka, seorang pemuda kurus dengan tinggi yang familiar keluar, matanya masih setengah terbuka.

"Pagi, Hyung." Gumamnya dengan suara dalam

"Pagi, Chanyeol." Junmyeon menjawab

Sehun tidak ingat dimana dia pernah melihat pemuda itu, namun dia terlihat sangat familiar.

"Oh, aku lupa kalau kau juga ada di sini. Selamat pagi. Bagaimana dengan kepalamu ? Kau terhempas sangat keras dari motormu semalam."

"Yeah, aku tau. Masih sedikit sakit, tapi tidak terlalu parah. Aku masih bisa menahannya."

Channyeol tersenyum sebagai balasan, berjalan ke dapur dan membuka lemari pendingin. Mengambil kotak susu lalu menenggaknya secara langsung, membuat seseorang menghadiahinya dengan sebuah tamparan keras di bahunya.

"Apa yang kau lakukan ?!" Junmyeon memarahinya, "Itu susu-ku, setidaknya gunakan gelas layaknya seorang manusia pada umumnya!"

Chanyeol tertawa lalu meminta maaf. "Maaf, aku tidak akan mengulanginya."

.

.

.

Setelah ketiganya menyelesaikan sarapannya, mereka mengganti pakaiannya. Junmyeon kembali mengenakan jaket kulit hitamnya seperti biasa.

"Okey," dia mendesah, "Semuanya KELUAR." Chanyeol bersmirk dan mengambil kuncinya kemudian berlalu keluar dari apartemen itu. Sehun pun mengikutinya. Tapi tiba-tiba dia meraba-raba sakunya, depan, belakang, mencari kunci sepeda motornya. Jantungnya mulai berdegup kencang. Semuanya kosong. Apakah semuanya menghilang saat mereka membawanya kemari ? Apakah mereka mencuri kuncinya ? pikirnya

"Mencari ini ?" Junmyeon bertanya sambil melemparkan sesuatu ke arah Sehun.
Sehun bernafas lega melihat apa yang ada di genggamannya saat ini.
"Motormu ada di dalam trukku. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku tidak menemukan kerusakan atau kesalahan apapun. Kau bisa mengendarainya pulang dengan selamat."

"Thanks..." Sehun menggumam. "Aku hampir lupa kalian yang membawaku kemari. Tapi ngomong-ngomong, jika bukan karena kelinci itu, aku pasti sudah mengalahkanmu semalam. Dengan sangat mudah tentunya. Dan mengingat kau sedang beruntung kali ini, bagaiman dengan tantangan lagi ?"

Junmyeon tersenyum lebar, "Next time."

SeHo | Ride (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang