Is That A Challenge ?

766 82 25
                                    

Bibir Junmyeon terasa begitu memabukkan bagi Sehun. Aromanya sungguh sangat nikmat, membuat pemuda itu tidak ingin berhenti mencumbunya. Sehun mengerang kagum ketika dia mendengar hyungnya yang merengek dan susah payah mengambil pasokan oksigen ke dalam paru-parunya. 'Apakah ini mimpi lagi?' dia bertanya pada dirinya sendiri, hatinya seolah tengah bernyanyi karena apa yang selama ini selalu ia idam-idamkan akhirnya berhasil didapatkannya. Yaitu menjadi lebih dekat dengan Junmyeon.

Tanpa diduga tubuh Sehun terhuyung ke belakang lantaran Junmyeon yang secara tiba-tiba memajukan tubuhnya, mendorong Sehun agar sedikit memberi jarak antara keduanya. Dia menatap intens manik Sehun, tatapan yang penuh dengan kesan sensual, namun juga sedikit menahan kantuk akibat pengaruh alkohol yang diminumnya beberapa jam yang lalu. Bibirnya membengkak serta basah akibat ulah Sehun yang terus-menerus menciumnya.

Sebuah seringaian perlahan tercetak menghiasi wajahnya seraya tangannya yang mencengkeram tengkuk Sehun. Cara Junmyeon yang begitu lembut menyematkan tangannya pada tengkuknya membuat Sehun mengerang, merasa sangat terangsang antara perpaduan alkohol yang memabukkan serta nafsunya yang perlahan menjalari tubuhnya.

Keduanya sama sekali tidak memutuskan kontak matanya, sementara Sehun yang perlahan kembali memperpendek jarak mereka, menempatkan tangannya di balik kaus yang Junmyeon kenakan dan merasakan kehangatan pada kulit tubuhnya. Dia menjelajahi setiap lekuk abs Junmyeon sedangkan Junmyeon menyenandungkan alunan kepuasan dari bibirnya.

"Selama ini aku bertanya-tanya tentang mengapa kau terus-menerus menatapku malam itu," Junmyeon berkata di bawah deru nafasnya yang tak beraturan, suaranya berubah lebih rendah sehingga membuat dada Sehun seketika terasa sesak.

"Apa maksudmu ?" tanya Sehun, wajahnya tiba-tiba terasa memanas, jantungnya berdebar hebat merasakan kepanikan yang luar biasa.

Apakah dia sudah ketahuan perihal insiden di kamar mandi semalam ? Apakah Junmyeon sudah mengetahuinya dan berpura-pura menutupinya selama ini ? Apakah itu bahkan menjadi masalah yang penting sekarang ? Begitu banyak pertanyaan yang muncul dan memenuhi kepalanya saat ini.

"Kau tahu," Junmyeon menyeringai, "kostum yang kukenakan di malam pesta perayaan Halloween. Itulah yang kumaksud."

Sehun tidak mengatakan apapun, hanya merasa malu, dan tiba-tiba rasa mabuk yang tadi sempat memberinya keberanian seketika menguar dan meninggalkan perasaan yang begitu mengganjal dan tidak nyaman di dalam dadanya. Kepercayaan dirinya perlahan menghilang ketika Junmyeon mulai mendekatinya, keringat dingin pun bercucuran hingga membasahi tubuhnya.

"Caramu memandangi kami saat kami tengah bercinta di atas sofa," tambah Junmyeon, "caramu menggigit bibirmu sendiri karena terangsang oleh caraku mencumbunya serta menjamah tubuhnya." Junmyeon mencondongkan tubuhnya lebih dekat dan Sehun masih diam mematung, tiba-tiba lupa bagaimana caranya bernafas saat ia merasakan hembusan nafas Junmyeon yang menyentuh telinganya.

"Kau sangat menikmati bagaimana caraku memperlakukannya, kan, Sehun ?"

Sehun menggigil, bibir bawahnya kembali ia gigit di amtara gigi-giginya ketika netranya menangkap bercak kemerahan pada leher Junmyeon yang baru saja ia ciptakan.

"Aku bisa menebaknya," bisik Junmyeon, "kalau kau ingin bergabung bersama kami."

"Aku ingin kau menyentuhku sebagaimana kau menyentuhnya," aku Sehun?, tiba-tiba saja beban di pundaknya serasa terangkat setelah dia akhirnya memgakui apa yang dia rasakan selama ini. Saat itu juga dia tidak lagi merasakan khawatir maupun takut untuk memberi tahu Junmyeon yang sebenarnya, bahwa dia tertarik pada seorang pria pendek yang saat ini berada di hadapannya. Ya, dia tertarik kepada sesama pria.

Junmyeon menggumam rendah di perpotongan leher Sehun, menciumnya dengan kuat dan basah. Sehun tidak mampu berbuat apapun selain mendesah, meremas kuat kaus Junmyeon. Pikirannya menjadi berkabut sementara penisnya yang sudah menegang masih terperangkap di balik celananya. Sehun belum pernah merasa begitu menginginkan seseorang sampai seperti ini sebelumnya. Rasa takut akan kenyataan bahwa Junmyeon bisa jadi merupakan seorang homophibic tidak lagi menjadi beban baginya.

"Hyung," Sehun mencoba mengatur nafasnya yang tersenggal, perlahan merangkai kalimatnya. "Can I... ?"

Namun tiba-tiba saja Junmyeon menarik dirinya agak menjauh dari Sehun lalu menjilat bibirnya sendiri. Kemudian memberikan kecupan lembut di puncak hidung Sehun lalu beranjak bangun dari tempat tidur.

"K-kau mau kemana ?" Sehun meracau, hampr seperti sebuah cibiran, mencoba meraih kembali tubuh Junmyeon namun tangannya tak dapat menjangkaunya hingga membuatnya hampir terjatuh dari tempat tidur.

"I'm Sorry," ucap Junmyeon, "taruhan tetaplah taruhan. Kau hanya meminta sebuah ciuman. Tidak ada lagi hal yang lainnya, Sehun. Kau pikir aku semudah itu ?"

Junmyeon berhenti di ambang pintu dan memutar kepalanya menghadap Sehun, lalu tersenyum, "Menangkan balapan yang lain, dan aku akan memikirkan kembali tentang permintaanmu barusan. Sekarang mandilah dan beristirahatlah."

Setelah Junmyeon pergi meninggalkan kamar, Sehun menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur dengan keras, mendengus kesal serta mengerang frustasi. Bagaimana bisa Junmyeon menggodanya lalu meninggalkannya dalam keadaan yang begitu berantakan seperti ini ?

Akan tetapi, hal itu justru membuat Sehun ingin menerima tantangan ini dan akan melakukan apapun demi untuk memenangkan hati pria itu.

Nb: Maaf telat updatenya, Mae bener-bener limit time buat ngerjain yang satu ini.
Nomu mianhae, reader-nim 😢

SeHo | Ride (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang