Daydream

1.6K 109 14
                                    

Sehun membuka matanya, terbangun oleh sinar mentari yang menerobos masuk melalui jendela ruang tamu. Cahayanya yang menyilaukan membuatnya bangkit dari sofa. Ia mengedarkan pandangannya, gelas bekas minuman serta kaleng-kaleng bir yang sudah kosong berserakan di meja dapur, pita-pita dekorasi Halloween masih menggantung di langit-langit.

Dia melirik ke arah sofa tempat dimana ia melihat Junmyeon dan wanitanya berbaring. Kosong. Ia tidak melihat siapapun di sana. Mungkin saja apa yang telah dilihatnya semalam hanya sebuah mimpi. Sehun benar-benar bingung.

Terdengar suara flush dari dalam toilet di belakangnya, dan Junmyeon berjalan keluar melalui lorong dengan celana boxer pendek bermotif kotak-kotak hijau serta tank top abu-abu dengan sebuah brand kuda merah di dada sebelah kiri. Junmyeon tersenyum, "Selamat pagi."

"Pagi," jawab Sehun malu-malu, masih mencoba menyadarkan dirinya, dan perlahan rasa pening yang begitu familiar mulai muncul di kepalanya.

"Apa kau bersenang-senang?" tanya Junmyeon, berjalan menuju dapur dan membuat kopi untuk dirinya sendiri.

Sehun kembali mencoba mengingat-ingat apa saja yang terjadi semalam, tapi semuanya terlihat samar. Rasanya seperti mimpi, atau mungkin lebih tepatnya dia terlalu mabuk hingga pingsan. Apakah Junmyeon memintanya untuk bergabung dengan mereka bertiga ? Lalu apa yang terjadi dengan wanita di sebelahnya ?

Sehun tidak yakin dengan apa yang ada di pikirannya saat ini, sebagai gantinya, dia lalu menjawab, "Aku tidak ingat apa-apa," meskipun kalimat yang diucapkan tidak sepenuhnya benar. Dia masih ingat tentang wanita yang memberinya blow job selagi dia memandangi Batman Junmyeon sedang mencumbui Harley Quinn di atas sofa. Dia tidak terlalu peduli jika hanya untuk sekedar mengingat nama-nama mereka.

Junmyeon menolehkan kepalanya ke samping, alisnya menukik, "Kau tidak ingat ?" Lalu dia tertawa sembari menekan tombol 'ON' pada coffee maker yang dibawahnya sudah diletakkan sebuah cangkir putih.

"Kau pingsan di tengah permainan ketika penismu dikulum," Junmyeon menjelaskan, setengah mati menahan tawanya,"Kau pasti mabuk berat, kau tertidur tepat di tengah permainannya. Irene dan aku bahkan tidak bisa berhenti tertawa. Itu terlalu lucu. Kau seharusnya melihat bagaimana ekspresi di wajah Joy. Dia sangat kecewa dan langsung pergi setelah melihatmu tertidur begitu saja. Apakah dia senikmat itu, Sehun ?"

Sehun menunduk, ia baru menyadari bahwa resleting dan kancing celananya masih terbuka, tapi juniornya tidak lagi mengeras dan sudah terbungkus rapi di dalam underwearnya. Baiklah, kini dia tahu part itu bukanlah sebuah mimpi, dia merona, "Poor girl, aku benar-benar tidak bermaksud melakukannya."

"Kopi ?" Junmyeon menyodorkan secangkir kopi hitam yang masih panas. Sehun tidak suka kopi hitam, namun dia tetap menerimanya lalu menyesapnya. Sehun tidak bisa berhenti memikirkan bayang-bayang Junmyeon. Cara dia menyentuh wanita itu , erangan yang keluar dari bibirnya, bagaimana wanita itu meremas surai Junmyeon ketika dia mencumbunya. Bibir pink Junmyeon yang menawan meninggalkan bercak kemerahan di sekitar leher dan tubuhnya.

Sehun penasaran, ingin tahu kenikmatan seperti apa yang dirasakan wanita itu. Dia yakin bahwa dirinya masih tertarik pada wanita, tapi di waktu yang bersamaan dia tidak bisa membohongi dirinya tentang fakta bahwa Junmyeon terlihat sangat menarik dengan kostum yang ia pakai semalam.

'Join Us,' suara itu menggema di pikirannya. Perasaan yang aneh antara rasa penasaran dan gairah yang bercampur menjadi satu. Dia tidak yakin apakah itu pengaruh alkohol atau hanya sekedar rasa keingin tahuan yang telah membuatnya berfikir demikian. Tapi Junmyeon bukanlah seorang gay, bukan juga bisexual. Dan itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah terjadi.

Sehun kembali menyesap kopinya, "Hey, Junmyeon," katanya, "apakah... ada hal lain yang terjadi ?"

"Apa maksudmu ?" Junmyeon menatap Sehun, menyesap kopinya lalu menyandarkan tubuhnya pada meja yang masih berantakan.

"Misalnya, sesuatu seperti..." Sehun sangat berhati-hati dalam pemilihan katanya, "kalian melakukannya selagi aku sibuk (tertidur) ?"

Junmyeon kembali tertawa, "Kenapa kau ingin tahu ? Saat kau pingsan, semua orang bahkan sudah pergi. Jadi, kami memutuskan untuk menyelesaikannya di dalam kamar. Kau terlihat sangat nyenyak dalam tidurmu, jadi kami tidak mau membangunkanmu. Kau tahu, Irene sangat berisik saat melakukannya." Junmyeon tersenyum memandangi kopinya.

'Jadi itu tidak terjadi' batin Sehun. Dia tidak yakin apakah dia harus merasa lega karena tidak ada aktivitas gay yang terjadi, ataukah kecewa dia tidak bisa bergabung dengan mereka.

"Tidak perlu membual," goda Sehun, "aku yakin kau tidak sehebat itu."

"Apa yang kau maksud ?"

Sehun menghela nafasnya, "Tidak ada, Junmyeon. Nevermind."

SeHo | Ride (Remake)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang