Part16 🐾

31 3 0
                                    

Ini part lanjutan dari part15.

Happy reading!

Arleta dan Aldo.
"Kak Aldo kita mau kemana?"tanya Arleta.

"Terserah kamu mau kemana aja aku turutin."balas Aldo.

"Eh...kamu,Arleta gak salah denger kan?"Arleta sedikit bingung dengan apa yang didengarnya,masa kupingnya bermasalah.

"Iya,kenapa?gak boleh ya kalau ngomongnya aku-kamu?"tanya Aldo yang gemas dengan Arleta,menurut Aldo Arleta tuh lucu,tadi tanya gitu aja Arleta terlihat lucu,rasanya ingin mencubit pipi chubby Arleta.

"Boleh sih,tapi kayak beda gitu rasanya,gue kan biasanya ngomongnya pake lo-gue.Tapi gue  bakal coba"jawab Arleta.Aldo yang gak tahan dengan tingkah Arleta langsung mencubit pipi kiri Arleta.

"Kenapa sih kamu gemesin gitu? Yaudah mulai sekarang ngomongnya aku-kamu" balas Aldo pada Arleta.

"Ish..kak emang aku gemes dan lucu tapi jangan gitu juga,pake cubit pipi aku sakit tahu."aduh Arleta sambil ngelus pipinya sendiri.

"Iya-iya deh maaf,sini aku elus pipinya biar mendingan."

Bluss...arleta yang mendengar itu semua langsung pipinya merona.

"Lo kok pipinya merah,segitunya ya aku chubit pipi kamu?"tanya Arion yang bingung.

"Enggak kok kak...."

"Tapi itu kenapa kok merah semua pipi kamu?"

"Enggak kenapa-kenapa kok." ucapanya sambil menutupi kedua pipinya.

"Yaudah kalau gitu,sebagai tanda maaf gue karena cubit pipi kamu Sampek merah gitu,aku traktir ice creem,mau gak?"tawar Aldo.

Arleta yang mendengar kata ice creem langsung menggangguk dengan antusias.

"Ayo kita cari ice creem."ajak Aldo.
-----------------------------------------------------------
Matteo dan Hana.

"Turun.."perintah Matteo.

"Eh kita ada dimana?"tanya Hana yang baru turun dari mobil Matteo.

Kemudian Hana dibuat takjub dengan apa yang dilihatnya, sebuah rumah yang megah dan  mewah dengan taman yang begitu luas.

"Kita Ada di rumah gue,ayo buruan masuk."ajak Matteo.
"Gue mau ke atas dulu,kalau mau minum ambil aja tuh disamping ada dapur,jangan sungkan disini gak ada orang."kemudian Aldo meninggalkan Hana sendirian.

Hana masih memandang setiap inci yang ada di rumah Matteo,tak sengaja mata Hana memandang sebuah bingkai foto, foto tersebut  menampakkan sebuah potret wanita dewasa yang begitu cantik dan anggun,disampingnya seorang pria yang nampak gagah dan ditengah dua anak kecil berbeda umur yang sma-sama ganteng dan tersenyum kearah camera.

Hana yang dari tadi memandang sebuah foto,tidak merasa bahwa dari tadi Matteo sudah ada disampingnya.

"Ekhm..."
Hana yang mendengar suara degheman langsung menoleh ke arahn sumber suara,dilihat ternyata Matteo.

"Ma-maaf kak gue udah lancang,udah memandang foto keluarga kak Matteo ."kata Hana sambil menunduk.

"Itu foto keluarga gue mama dan papa gue,dan dua anak kecil itu dirigue dan Abang gue. kenapa gue ngomong ke lo,pasti Lo otak Lo bertanya-tanya tentang foto itu."balas Matteo, belum sempat bertanya Matteo udah terlebih dahulu yang ada dipikiran Hana,karena hana pasti bakal menanyakannya.

"Maaf kak bukannya gue lancang,tapi dimana sekarang orang tua kakak,kok gue gak lihat?.tanya Hana dengan ragu-ragu.

"Kita duduk dulu,gak enak kalau berdiri terus."

Kemudian mereka duduk di kursi yang ada diruang tamu,dan tentu saja  duduknya saling berseberangan.

"Orang tua gue udah gak ada,karena sebuah kecelakaan dua tahun yang lalu,waktu perjalanan pulang dari Australia setelah menjenguk kakak gue yang sedang menempuh pendidikan disana.dan waktu itu gue baru masuk SMA."penjelasan Matteo.

Hana yang mendengarkan itu semua dibuat syok,tapi setelah itu Hana menutupi semuanya dengan satu tarikan nafas dan melihat sorot mata Matteo, disana Hana tau bahwa Matteo merasa terpukul dengan kejadian tersebut,bagaimana tidak sudah umur segitu sudah ditinggal oleh kedua orang tuannya.Mendengar itu semua Hana merasa kasihan dengan matteo.

"Terus anak laki-laki itu siapa,dimana dia sekarang?."tanya Hana hati-hati.

"Dia kakak gue,setelah mendengar kabar tersebut,kakak gue gak bisa menerima kenyataan ini dan dia tak lama depresi,karena kakak gue merasa kematian kedua orang tua gue dia penyebabnya,walaupun itu sudah takdir tuhan."entah kenapa Matteo bisa menceritakan masa lalunya ke orang yang baru kenal yaitu Hana, tapi Matteo merasa bahwa Hana bisa menjaga semua omongannya.

"Dan dia sekarang berada dirumah sakit jiwa,untuk menjalankan sebuah pengobatan."lanjut Matteo lagi.

"Sekali lagi gue minta maaf,karena sudah membuat kakak mengingat masa lalu kakak."timpal Hana,entah dorongan dari mana yang tadi Hana duduk berseberangan dengan Matteo, tergerak untuk menghampiri Matteo dan memeluknya.

Matteo yang butuh sandaran saat ini,mendapatkan sebuah pelukan dari Hana, membuat Matteo membalas pelukan Hana,dan menangis dipundak Hana.Matteo gak perduli jika nanti Hana mengatai Matteo cowok yang cengeng,karena saat ini hanya membutukan sebuah sandaran untuk mengeluarkan bebannya.

"Kakak gak usah khawatir,gue gak  bakal ceritain masalah kakak ini,dan setiap kakak butuh teman buat menumpahkan masala kakak gue selalu ada buat kakak."

"Thanks Han,mungkin dulu gue pernah cerita dengan sahabat gue,tapi setelah gue cerita ke lo,rasanya beban yang ada dipundak gue udah berkurang."

"Iya sama-sama."

Setelah itu mereka berdua melepaskan pelukan mereka,karena sadar apa yang mereka lakukan, keduanya menjadi diam,dan suasana menjadi canggung.

"Hm...Han udah sore,gue anterin Lo pulang."

"Oh iya,gak terasa udah sore,yaudah ayo."

Di lain tempat........


















---------------TBC---------------

Hai!!.....
Jangan lupa divote dan kasih komentar ya...😚😁


BEST & BOY friend (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang