Prolog

1K 114 5
                                    


     Drrt... Drrt...

     Ponsel milik Mingi bergetar tanda ada panggilan masuk. Sang Pemilik pun mengambilnya dan menatap layar ponsel yang tertera nama 'Tua Bangka'.

     Tak ingin membuat masalah, Mingi pun langsung mengangkat panggilan tersebut.

     "Hm?"

     "Kau ini! Bukannya salam malah ham hem ham hem!"

     "Ck. Ada apa cepat."

     "Dasar anak tidak sopan!"

     "..."

     "Jadi, begini, tadi ay--"

     "Point utama!"

     "Ayah akan menikahkanmu." Ucap sang Ayah santai. Tak tau bahwa anak sulungnya ini tengah menggertakkan giginya.

     "Bukankah sudah ku bilang aku belum ingin menikah?" Ucap Mingi datar.

     "Tapi, Ayah sudah tua, Mingi. Dan kau akan menja--"

     "Aku ingin dengan orang yang a--"

     "Ayah akan kirim fotonya. Dan ayah yakin kau akan setuju."

     Tu~t Tu~t

     "Ck, sialan!"

     Tring~

Tua Bangka

(send a picture)
[12.30 p.m]

Gimana? Yakin gak mau?
[12.31 p.m]

Argh! Sialan! Oke!
[12.31 p.m]

Tp, tunangan dlu.
[12.32 p.m]

Blm mau terikat.
[12.32 p.m]

Oke. Yang penting kamu setuju
dulu.
[12.33 p.m]

Calling Tua Bangka...

"Kapan?"

"Apanya?"

"Pertemuan keluarga. Kapan?"

"Nanti malam. Maka dari itu, pulanglah ke rumah utama."

"Oke."

"Ajak adikmu juga."

"Hm."

Tu~t Tu~t

     "Dek!" Panggil Mingi pada adiknya.

     "Ya, Kak?" Jawab sang Adik.

     "Siap-siap." Perintah Mingi. Dengan nada datar dan suara rendah. Seperti biasanya.

     "Kemana?" Tanya sang Adik. Karena biasanya kakaknya itu jarang mengajaknya pergi.

     "Beli baju. Nanti malam kita pulang ke rumah utama." Jelas Mingi to the point.

     "Ngapain?" Tanya adik Mingi. Lagi.

     "Mau. Atau. Nggak.?" Ucap Mingi penuh penekanan. Dimana hal itu membuat adiknya takut.

     "E-eh iya! Aku siap-siap sekarang." Jawab sang adik lalu berlari ke kamarnya.


 

     Mingi selalu menuruti apa yang di inginkan ayahnya. Tapi, itu hanya sebagai balas budi karena telah merawat dan telah memberinya pendidikan.

     Namun, mungkin mulai sekarang dia akan benar-benar tulus mematuhi sang Ayah. Karena telah memberinya jalan, untuk bersatu dengan orang yang ingin dimilikinya.




     "Mungkin habis ini aku harus berterima kasih pada si Tua Bangka." -- SMGbukanSGMpalagiMSG




TBC

MAFIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang