Chapter 3

298 28 0
                                    

.
.
.
.

Rasanya Yuuki ingin berlari dan memeluk sosok itu, seorang remaja laki laki berambut dark blue. Sosok yang bahkan tak tau keberadaannya,tapi Yuuki cukup bahagia setidaknya masih melihat perkembangan remaja itu dari kejauhan.
Dia tersenyum kecil ketika melihat remaja itu sedang berbicara dengan seorang gadis berambut secerah matahari yang sangat dia kenal.

Dia segera menutup kaca mobil ketika dua remaja tadi menatap kearahnya,dia menghela nafas sejenak dan menatap kearah ponselnya yang berdering.
Diangkatnya segera ketika membaca nama si penelepon
"Hallo Paman"
...
"Baiklah aku akan segera kesana"

Setelah mematikan panggilan itu dia menatap sebentar kearah gerbang sekolah tadi,tapi tak ada kedua sosok tadi dia menghela nafas sebentar.
Mungkin lain waktu pikirnya, kemudian melajukan mobilnya meninggalkan dua remaja berbeda gender yang menatap dari dalam mobil.
.
.
.
.
Naruto senang menggoda  sahabat es nya,siapa lagi kalau bukan Sasuke.Bahkan setelah semua temannya pulang dia akan mengganggu Sasuke,atau meminta Sasuke mengantarnya pulang.

"Teme anterin pulang ya"dengan muka yang dibuat seperti kucing memelas memohon pada Sasuke yang acuh tak acuh
"Tidak"dia cemberut tapi tak mengurungkan niatnya.
"Teme ayolah,please"dia menabrak Sasuke yang tiba tiba berhenti.Dia mengikuti arah pandang Sasuke, mengernyit heran tak jauh dari mereka terparkir Bugatti Veyron melihat sekilas ada perempuan yang menatap mereka.

Dia kaget ketika Sasuke menariknya untuk bersembunyi
"Teme dia siapa?"
"Tak tau Dobe"cantik itu pertama kali yang terlintas di benak nya ketika melihat rupa perempuan itu,dia juga merasakan ada yang berubah dari Sasuke setelah melihat perempuan itu.
.
.
.
.
.
Naruto terus kepikiran dengan perubahan signifikan dari Sasuke setelah melihat perempuan itu, sahabat sekaligus orang yang dia sukai itu menjadi sering melamun,dengan sorot mata yang sangat-sangat berubah.

Sebenarnya siapa perempuan itu?

Dia menghela nafas sejenak,dan bangkit dari ranjangnya.Memikirkan tentang mereka membuatnya merasa haus,saat berjalan menuju dapur.
Tapi saat menuruni tangga dia berpapasan dengan sang kakak sulung,Kurama.

"Onii-sama sudah pulang?"

Inilah yang selalu membuat hatinya serasa ditusuk beribu jarum walau sudah sering hal ini terjadi,Kurama sang kakak sulung tak pernah membalas sapaannya bahkan terkesan tidak pernah mau berinteraksi dengan nya.

Kurama selalu bersikap seperti semenjak pulang dari Amerika,dia tak pernah tau kenapa kakaknya berubah seperti ini.

Satu yang Naruto harapkan dari sang kakak,dia ingin setidaknya Kurama membalas sapaannya atau apalah yang terpenting jangan mengabaikan eksistensi nya.
.
.
.
.
.
Kurama cukup kacau hari ini,dia mendapat informasi siapa yang mengiriminya foto waktu itu.
Dan kacaunya dia tak pernah menyangka siapa yang mengiriminya foto itu,sosok yang tak pernah dia sangka sahabat dekat sang kekasih.

Dia memasuki rumah dengan cuek bahkan ketika adik bungsu nya menyapa dia menghiraukan begitu saja, sebenarnya tanpa dia pusing sekalipun dia akan tetap dingin pada sang adik bungsu.

Memasuki kamarnya melempar jasnya sembarangan dan mendudukan diri di ranjangnya, mengeluarkan ponselnya menatap foto yang baru saja dikirim Nagato.
"Kamu tetap cantik sayang,bahkan tambah cantik.Maafkan aku sayang"

Menyecrol foto itu beralih pada seorang anak kecil berumur sekitar 7 tahun yang bak pinang dibelah dua demgannya,dia tersenyum manis.
"Maafkan Papa sayang, Papa membuatmu hidup tanpa kasih sayang seorang ayah.Papa janji sebentar lagi kita akan bersama,dan terimakasih telah membuat Mama mu benar benar mau kembali ke Jepang"ujarnya dengan nada penuh kasih sayang.Tanpa dia sadari sedari tadi ada yang mendengar perkataannya dari celah pintu yang tak tertutup sempurna
.
.
.
Kyubi menutup mulutnya kaget,awalnya dia hanya lewat kamar sang kakak.Tapi monolog Kurama membuatnya tertarik hingga menguping,dia mematung seketika mendengar semuanya.

Buru buru dia beranjak  dari sana sebelum Kurama memergokinya.
Menghela nafas lega ketika telah sampai dikamarnya sendiri,mendudukan diri di ranjang dengan keadaan yang masih shock.

Kurama kakak laki lakinya telah memiliki seorang anak,diluar nikah pula . Ini gila, berarti sikap Kurama yang berubah lebih dingin itu juga karena ini semua.
Sekilas tadi  dia melihat anak kisaran usia 7 tahun, berarti sebelum dari Amerika.

"Huhh,pantas saja kalau begitu.Tapi,aku penasaran seberapa cantik perempuan yang meluluhkan hati Kuu-nii"gumamnya
.
.
.
.
.
Yuuki menatap laki laki paruh baya didepannya dengan tatapan datar,tak habis pikir dengan permintaan seseorang yang berstatus ayah kandungnya itu.

"Tidak,aku tidak setuju dengan ide Tou-san"

Uchiha Fugaku yang tak lain dan bukan adalah ayah kandung Yuuki memintanya untuk pindah ke rumah yang satu kompleks dengannya, lebih tepatnya didepan rumah Namikaze.
Bukanlah itu sangat sangat gila,dia tak akan pernah menyetujui itu.

"Yuu Tou-san mohon, setidaknya jika kamu disana semuanya akan lebih mudah.Lagipula Tou-san ingin lebih dekat dengan cucu Tou-san,dan soal ayah Reyga bukankah lambat laun kamu pasti menghadapinya"

Fugaku menatap sang putri penuh permohonan,hatinya sangat merasa bersalah selama ini pada sang putri satu satunya itu.

Sedari kecil dia jarang berada disamping sang putri,bahkan dari bayi dia terpaksa berbohong pada semua orang bahkan pada sang istri kalau Yuuki telah meninggal.
Dia melakukannya karena banyak musuh Uchiha yang menginginkan Yuuki,dan memang ada fakta yang menjadi rahasia sebuah fakta kalau hidup Uchiha sebenarnya bergantung pada Yuuki.

Yuuki lah sosok yang menjadi pelindung dan bergerak menjadi bayangan Uchiha.

"Berikan aku waktu"ujarnya terakhir kali"
.
.
.
.
Menghela nafas sejenak,dia menatap wajah terlelap putranya dengan tatapan sendu.Diusapnya surai merah Reyga dengan lembut,sembari memikirkan segala hal yang kini malah bercabang dipikirannya.

Memang benar apa yang dikatakan ayahnya,dia tak mungkin terus bersembunyi karena lambat laun ayah kandung Reyga pasti akan menemukan mereka.Dia bingung,dia takut harus apa,disisi lain kerinduannya memuncak tapi rasa sakit dan ketakutan masih ada dalam hatinya.

"Mama kenapa menangis?"dia tersentak ketika tangan yang lebih kecil mengusap air mata yang entah kapan telah mengalir di pipinya,buru buru dia usap air matanya.

"Mama tidak menangis,tadi hanya kelilipan sayang"Reyga tahu ibu nya itu berbohong dibalik senyuman itu,dia sudah bisa membedakan senyum sang ibu.Jelas jelas didalam kamarnya tak ada debu atau apapun itu yang bisa membuat mata kelilipan.

"Mama bohong"

"Lebih baik Reyga tidur lagi ya,Mama benar tidak apa apa kok"Yuuki beralih mencium dahi Reyga, sedangkan si empunya menatap Yuuki tak suka dengan kebohongan sang ibu.

"Reyga tidur sayang,atau kamu mau Mama ke-"belum juga dia menyelesaikan kalimatnya Reyga memotongnya

"Jangan,Reyga mau tidur.Mama jangan tinggalin Reyga"tersenyum tipis dan kembali mengeratkan pelukannya pada sang putra.

"Mama ngga kemana mana kok,sekarang tidur"Reyga mengangguk dan membalas pelukan sang ibu tak kalah erat.

Terakhir sebelum dia benar benar kehilangan kesadaran dia merasakan usapan lembut tangan halus ibunya  dipunggung dan kecupan lembut didahinya,serta ucapan selamat malam ibunya yang tak seperti biasanya.

"Good night sayang,Mama menyayangi mu. Papamu pasti bangga jika bertemu dengan Reyga,Mama berharap Reyga  lebih bahagia setelah bertemu Papa.
Sebentar lagi kita bertemu Papa sayang"
.
'Bertemu Papa,Reyga sangat menginginkan itu' batinnya terakhir kali

Semoga perkataan sang ibu benar,dia ingin tahu seperti apa ayah kandungnya. Dia ingin keluarganya utuh dan berkumpul,semoga saja.
.
.
.
.
.
TBC

"LOVE SECRET"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang