Bab 6: Personil Baru

452 116 18
                                    

Tujuan gue ke UKS adalah untuk mengajak Aldric bergabung di Fourverse.

Tujuan gue ke UKS adalah untuk mengajak Aldric bergabung di Fourverse.

Tujuan gue ke UKS adalah----

Langkah kaki Devan terhenti. Ia hampir menabrak seseorang di koridor sekolah saking sibuknya ia merapal mantra. "Sori," gumamnya tanpa memperhatikan siapa yang nyaris ia senggol.

"Nggak pa-pa," jawab orang itu.

Darah Devan seolah beku mendengar suara orang tersebut. Ia menengadah dan langsung bertemu pandang dengan Aldric.

Shiiiiiieeeeeettttt...

Aldric mengangguk singkat, dan melangkah ke arah berlawanan. Tanpa bisa ia rem, Devan memanggil, "Aldric!!!"

Aldric berbalik. "Ya?"

Devan ingin langsung ke inti permasalahan tetapi sesuatu di wajah Aldric menarik perhatiannya.

"Itu...," Devan menujuk bibir Aldric. Ada memar di sudut bibir kirinya, bahkan masih ada sisa luka kecil.

Buku-buku jari Aldric mengusap bibirnya, "Kemarin malem jatoh," jawab Aldric sekenanya.

Devan tahu, Aldric tidak ingin menjelaskan perihal memar tersebut, dan Devan tidak punya hak untuk bertanya lebih jauh. Namun itu tidak mengurungkan niatnya berjalan mendekati Aldric. Sembari menarik nafas dalam-dalam, ia melangkah. Derap kakinya merendengi degup jantung yang bertalu-talu.

"Gue Devan, vokalis Fourverse," Devan mengulurkan tangannya saat mereka berhadap-hadapan.

Benar kata Gilang, cowok ini lebih tinggi dari Trian. Devan sedikit mendongak agar bisa menatap wajah Aldric.

"Aldric," Aldric membalas jabatan tangan Devan.

Sensasi yang tidak bisa ia jabarkan mengalir dari tangan yang digenggam Aldric ke sekujur tubuhnya. Buru-buru ia menarik tangannya.

"Iya, gue tau siapa elo," kata Devan. Sedetik kemudian, ia tersadar. Mulut gue kenapa nggak bisa diatur gini sih?

Ia memperhatikan reaksi Aldric. Yang dilihat cuma tersenyum kecil. Sepasang lesung pipi membayang.

Oh wow lucu banget.

Devan memejamkan mata sejenak, berusaha menghapus pikiran barusan.

"Kak Devan?" panggil Aldric.

Devan merinding waktu kata 'Kak' sampai di telinganya. Cobaan apa lagi ini????????

"Oke," sekuat tenaga Devan mengatur hatinya yang mulai semrawut. "Oke, dengerin gue."

Aldric mengangguk. Matanya menatap Devan lurus-lurus. Menunggu. Sedetik. Dua detik. Tiga detik.

Sementara itu yang ditunggu malah punya pikiran seperti ini: Tunggu, itu ada tai lalat di bawah matanya, ya? Baru liat gue. Eh bentar deh, kenapa gue jadi merhatiin mukanya dia dah? Gue kan pengen ngajak dia gabung ke band. Gue mau ngomong apa tadi?

Mendadak tawa Aldric pecah.

"Hahahahaha-aduh-duh," ia mengernyit kesakitan gara-gara luka di sudut bibirnya.

Devan tersadar. "Ada yang lucu?" tanyanya antara malu dan bingung.

"Situasi ini...," Aldric menunjuk mereka berdua. "Kayak lagi ditembak."

Ditem--

Devan membelalak. Elooo mau bikin gue mati berdiri di sini saat ini sekarang jugaaaa???

"Bukan, bukan gitu....," Devan berkata, nyaris memelas.

Aldric berhenti tertawa, tetapi kerling iseng masih tertinggal di matanya. "Saya tau apa yang Kak Devan mau bilang," ujar cowok itu.

"Oh ya?"

"Kalau Kak Devan mau minta saya jadi gitaris Fourverse, mohon maaf saya nggak bisa."

Lantai di bawah kaki Devan seakan runtuh. Oke. Ini lebay. Tapi rasa kecewa jelas menyeruak muncul. Sudah seminggu ia berkelindan gundah, begitu kesempatan tiba, patah begitu saja.

"Ka-kalau boleh tahu kenapa?" tanya Devan ragu-ragu.

Aldric memasukkan tangannya ke kantong celana. Ia sedikit merundukkan kepala ke arah Devan, memperpendek jarak mereka.

"Saya sudah tidak punya gitar lagi, Kak. Sori, Kakak cari yang lain saja."

Gitar? Karena itu? Pikirannya melayang ke sebuah gitar yang terbungkus dan terletak rapi di atas lemari. Gitar yang sudah lama tidak digunakan hingga menjadi sarang debu. Seakan-akan seseorang baru saja menyalakan lampu, sebuah ide brilian muncul di benak Devan.

"Kalau gue bisa pinjemin lo gitar, lo mau gabung?"

"Kak Devan punya gitar?" Aldric balik bertanya.

Devan mengangguk mantap.

"Gue bakal ngelakuin apa aja supaya lo gabung di Fourverse," tukas Devan.

+++

Whatsapp Group Fourverse

Devan added +62813XXXXXXXX

Trian: Capa nih?

Gilang: (((Capa)))

Devan: Hai, Aldric. Welcome on board.

Devan: Guys, gue nemu gitaris baru. Ini Aldric yang kemaren tampil di pentas seni.

Gilang: Whoa! Serius?? Thank God! Selamat bergabung, Al.

Aldric: Hai, Kak Gilang, Kak Trian.

Trian: Jangan panggil aku Kakak dong, panggil aku Abang aja.

Devan: Trian, lo mau gue kick dari grup?

Trian: 😱

Devan: Latihan hari ini nggak jadi ya guys. Kita geser ke besok.

Gilang: 👌

Trian: Thanks, Devan sayang, kamu memang the best😘

Devan: JIJIK!!!

Aldric: 😊

***

***

***

Akhirnya ngomong face to face juga.

Aldric you're so smooth, man. Devan; not so much. Lol.

See you next chapter, guys.

I Love You (Platonically)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang